18 - Happy birthday, Dela!

4K 311 11
                                    

Fadel meraba-raba alarm yang memekakkan telinganya di pagi ini. Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB. Sebenarnya ia sungguh malas untuk bangkit dari tempat tidur, tapi apa boleh buat? Niat untuk memberi Dela sebuah surprise jauh lebih kuat dari pada rasa kantuknya.

Belum lama ia duduk untuk menetralkan pandangannya, tiba-tiba handphone-nya berdering. Fadel sudah tau siapa yang menelepon.

"Hallo, Den Fadel? Ini bunga-bunganya mau diletak di mana?"

"Bentar Pak, saya keluar," ucap Fadel dengan suara nge-bass nya lalu segera mematikan telepon.

Dengan mengendap-endap, Fadel menuruni tangga yang menghubungkan kamarnya dengan kamar Dela. Dela sedang tertidur nyenyak, jadi it's okay.

Setelah sukses melewati kamar Dela, Fadel segera berlari menuruni anak tangga dan membuka pintu depan menuju teras.

"Lambat banget bangunnya, ah. Pak Carsuki udah susah tuh ngambil bunganya," omel Om Edo yang tengah berdiri di teras, memandang prihatin ke arah Pak Carsuki yang sedang membawa banyak sekali bunga, kepalanya sampe gak keliatan gitu.

Fadel hanya menahan tawa melihat tampang Pak Carsuki. Dasar majikan (sementara) kurang ajar.

"Maaf dong, Papa Angkat, Fadel kan gak biasa bangun pagi kayak gini," kekeh Fadel segera membantu Pak Carsuki untuk membawa bunga-bunga yang berjibun itu. Om Edo hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat Fadel. Papa Angkat? Panggilan macam apa itu?

Sebenarnya, Om Edo dan Fadel udah sepakat untuk mendekorasi rumah ini dengan bunga kamelia, sebagai hadiah ulang tahun untuk Dela. Makanya mereka bangun pagi-pagi banget, biasanya kan Dela yang selalu bangunin Fadel.

Sedangkan di dapur sana, si Mbok pun sibuk membuat kue ulang tahun gede bergambarkan bunga kamelia. Semuanya bunga kamelia. Gak ada bunga rafflesia?

"Mbok, udah kuenya?" tanya Fadel dengan nada rendah. Ia harus menyesuaikan nada suaranya dengan keheningan dini hari ini.

"Udah, Den," jawab si mbok kemudian mengangkat kue tersebut dan memindahkannya ke tangan Fadel.

Fadel hanya melempar senyum untuk menyatakan kata terima kasih kepada si mbok, lalu berjalan keluar dari dapur.

"Udah, Del?" tanya Om Edo yang sedang menonton kartun di TV. Yaelah, udah tua masih juga tontonannya itu, batin Fadel.

"Udah nih, Om. Kita sama-sama kan ngasihnya?" tanya Fadel di balas gelengan oleh Om Edo.

"Kamu yang ngasih ke Dela," jawab Om Edo membuat Fadel setengah tak mengerti.

Kenapa harus dia?

"Kok gi--"

"Udah, ayo cepat bangunin Dela," suruh Om Edo sambil mendorong pelan punggung Fadel. Walau belum mengerti sepenuhnya, akhirnya Fadel tetap berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Dela.

Jantungnya cukup deg-degan. Gimana kalau Dela gak suka? Gimana kalau Dela marah di kasih kejutan berlebihan gini? Ah, whatever.

Pintu kamar terbuka dengan suara pelan. Pintu tersebut Fadel biarkan terbuka, karena tangannya sudah penuh membawa kue dan buket bunga.

FADELAWhere stories live. Discover now