31 - Di tepi tebing

3.6K 291 13
                                    

"BRENGSEK!" maki Fadel ketika ban mobilnya sungguh melintasi bebatuan di jalan menuju tebing yang ia rasa sebagai tempat Dela akan dicampakkan.

Fadel memang banting stir menuju tebing ini, karena tebing yang terkenal paling 'wow' ya tebing ini, jadi pasti tujuannya tebing tersebut.

"Lo hati-hati juga dong, ntar malah kita yang mati!" sahut Romi berpegangan pada apa yang bisa dipegang, atau tidak dia bisa terantuk ke mana pun.

"Toni udah sampai di tepian tebing. Dia bilang, Dela pingsan dan kayaknya anak buahnya itu nunggu bosnya dulu baru nyampakin Dela bareng-bareng." kata Fadel setengah berteriak.

Usai sampai di tempat yang dapat dikatakan aagak jauh dari tepian tebing, Fadel dan Romi segera berlari keluar dari mobil, dan mengendap-endap menuju pohon besar di dekat tebing.

Di bawah sana ada perairan luas dan dalam sekali. Jelas saja Dela akan mati jika dibuang ke sana.

Tapi tidak, Fadel takkan biarkan itu sampai kapan pun.

"Del, lo yang bener aja." Romi mendesah ketika melihat anak-anak buah Edo yang memang lebih dari lima, apa lagi semuanya membawa senjata. Tulang penopang tubuhnya seakan melemah, begitu pula nyalinya yang mendadak ciut ketika melihat pemandangan tersebut.

"Dela ..." gumam Fadel ketika melihat kekasihnya itu tengah diikat, mulut dan matanya di tutup dengan kain dan kini berada di dalam sebuah mobil yang tak memiliki mesin, dalam arti lain sudah rusak total.

Sudah pasti, mobil yang ada Dela di dalamnya itu akan didorong ke bawah.

"Di sini kalian!" bisik Toni menepuk punggung Fadel, membuat lelaki itu sempat terperanjat.

"Dela, ya Allah." lirih Mei menatap nanar ke arah sahabatnya yang cukup jauh dipandang mata.

"Gue gak bakal biarin dia celaka di tangan si brengsek itu." desis Fadel mengepal kuat tangannya, amarahnya sudah mulai berdatangan lagi satu persatu.

"Oh?! Jadi, saya kedatangan tamu?!" teriak Aldo dengan keras, dengan derap langkahnya yang mulai mengarah ke mereka.

"Kalian," Aldo menunjuk Mei, Toni dan Romi. "Pergi."

"Lo siapa ngatur kita?" Romi terkekeh remeh. Di antara mereka bertiga, memang Romi yang lebih memiliki nyali dan siap berkelahi.

"Kamu masih kecil Nak, gak usah ikut campur," Aldo menjentikkan jarinya ke kening Romi, menyisakan malu yang mulai bersarang di dada lelaki tersebut.

"Saya cuma punya masalah sama kamu," Aldo menunjuk ke arah Fadel. "Dan dia." Aldo menunjuk ke arah Dela, yang jauh darinya.

Fadel memandang teman-temannya lama, mengisyaratkan agar mereka pergi, supaya tak ada yang menjadi korban.

"Lo gila? Lo bisa mati, bodoh!" Romi mengernyitkan dahinya, memaki Fadel yang dinilainya sungguh bodoh.

"Gue bisa jaga diri gue," Ada jeda, "Dan Dela."

Romi, Toni dan Mei terpaksa pergi dari kediaman mereka. Terserah ke mana saja, asal jangan di lokasi mereka.

"Dan kamu," Aldo menyeringai sambil menarik kerah baju Fadel. "Saya muak dengan cara kamu dan Dela yang menyakiti hati istri saya."

FADELAKde žijí příběhy. Začni objevovat