19 - Packing

3.5K 295 4
                                    

"Boleh," jawab Dela memandang sekilas ke arah Fadel.

"Do'a kamu waktu tiup lilin tadi apa, sih?"

Dela tersenyum sambil menatap lurus ke depan. "Agar Mama sama Papa bersatu lagi, mungkin."

Fadel terdiam. Bagaimana pun, Dela sudah melewati masa-masa sulit sejak kecil. Dan kini masa sulitnya itu sudah mulai terhapus sejak dia dipertemukan lagi dengan Om Edo.

"Ah, tuh, mini marketnya. Udah buka ternyata," ujar Dela sembari berlari menuju mini market yang sudah dekat dengan tempat berdiri mereka kini.

"Oh ya Del, nanti traktir makan, ya?" kekeh Fadel sambil menyikut Dela.

"Hah? Gak mau, ah. Aku lagi kere."

"Ah, masa gitu, sih!"

•••

"Ayo kumpul semua!" teriak Om Edo sambil memukul-mukul panci dengan sendok membuat heboh seisi rumah.

"Yaelah, ini si papa angkat ngapain lagi, sih?" gumam Fadel menggaruk kepalanya sambil keluar dari kamarnya. "Del, papa stres-mu itu kenapa lagi?" tanya Fadel sambil menuruni tangga yang menghubungkam kamarnya dengan kamar Dela.

Dela yang sedang membaca novel di atas tempat tidurnya, hanya menaikkan bahu lalu segera bangkit dari baringnya.

Fadel dan Dela segera keluar dari kamar lalu menuruni anak tangga. Di ruang santai, tampak si Mbok dan Pak Carsuki yang sudah berkumpul akibat panggilan dari si bos besar.

"Yaelah Om, ini ada apa lagi, sih?" tanya Fadel menuruni anak tangga satu persatu. Dela yang berada di belakang Fadel, mengangguk-angguk membenarkan ucapan Fadel.

"Lama banget. Ayo, buruan!" ujar Om Edo melipat kedua tangannya.

Setelah sampai di bawah, Fadel dan Dela pun duduk di sofa yang kosong dan siap mendengarkan pengumuman Om Edo.

"Jadi, gini," Om Edo mulai membuka pembicaraan. Semua yang duduk di sana memasang telinga untuk mendengar pengumuman Om Edo. "Jadi, besok, Fadel dan Dela, kita ke Hokkaido, di Jepang."

Semua membelalakkan matanya. Jepang?! Besok kan hari Senin! Masa sih, liburan ke sana pas sekolah belum berakhir? Mendadak gini, lagi!

"Tapi kan Pa, seminggu penuh ini kami sekolah. Masa malah liburan?" ujar Dela menggaruk kepalanya.

"Tau nih, Papa angkat, liburannya kan masih bisa waktu libur sekolah, kebelet banget kayaknya," timpal Fadel. Om Edo tersenyum.

"Itu sih, bisa diatur. Papa mau habisin waktu dengan kalian berdua," ucap Om Edo. Fadel dan Dela saling pandang.

"Kalau gitu Fadel gak usah ikut Om, kalian berdua aja. Nanti siapa yang mau tenangin kelas kalau Fadel gak ada?" ujar Fadel dengan nada angkuh.

Om Edo memutar kedua bola matanya. "Gak bisa pokoknya. Fadel juga harus ikut," kata Om Edo.

"Eh, apaan sih, Om, maksa banget," kata Fadel sambil memandang tajam ke arah om-om kebelet liburan ini.

"Biarin."

"Udah, kayak anak-anak aja," sahut Dela menengahi. "Yaudah deh, aku sama Fadel ikut ke Hokkaido," ujar Dela. Fadel membelalakkan matanya.

"Hah?! Kenapa aku juga harus ikut?" bantah Fadel sambil melipat kedua tangannya. "Dari yang tadinya aku juara tiga, ntar malah anjlok ke bawah, Del."

"Yaudaaah, ikut ajalah. Bocah banget, sih!" sindir Om Edo. Entah kenapa, sejak serumah mereka jadi sering perang mulut. "Mbok, Pak Carsuki, besok tolong jagain rumah selagi kami pergi, ya. Tapi, jangan 'ekhem-ekhem', ntar malah panjang masalahnya"

"Hahh??? Tuan bilang apa, sih!"

Om Edo tertawa. "Yaudah buruan packing, duo Del."

*

FADELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang