9 - Perkenalan

1.6K 273 34
                                    

Tidak terasa malam kembali tiba

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Tidak terasa malam kembali tiba. Yuki tetap setia duduk di atas karpet ruang tamu dengan keadaan tirai jendela yang terbuka lebar.

"Welcome home, Jun!" sapa Yuki seperti kemarin malam, mendapati seorang pria di depan pintu.

Jungkook tersenyum. Rasanya dia sudah biasa mendapat sambutan seperti itu. Jungkook lalu menghampiri Yuki. "Ini untukmu." ujarnya, memberikan sebuah papper bag putih di hadapan Yuki.

"Ini apa?" tanya Yuki mengeluarkan isinya, yang ternyata adalah buku tebal yang masih terbungkus rapi dengan plastik transparan.

"Itu kamus bahasa Korea - Inggris. Aku ingin kau mempelajarinya." pinta Jungkook.

"Tapi kenapa?" tanya Yuki lagi, dia masih bingung kenapa Jungkook memberikannya kamus.

"Kau tahu kan sedang berada di Korea, jadi akan lebih baik kalau kau bisa bahasa Korea juga untuk komunikasi." terang Jungkook yang kini sudah duduk di sofa sambil menyilangkan kaki jenjangnya.

Yuki mengangguk. "Oh begitu. Baiklah, terima kasih Jun." balasnya.
Dia sampai repot-repot memberikan ini. Pengertian sekali.

"Oh iya, aku penasaran. Selama ini aku ada di kota apa ya?"

Jungkook mengernyit bingung. "Kau tidak tahu? Padahal kau sendiri yang datang ke sini,"

Yuki menggeleng pelan sambil menyeringai.

"Ini di Seoul."

Yuki membulatkan matanya. "Benarkah? Jadi supir taksi yang waktu itu benar-benar mengantarku ke Seoul." ujarnya pada diri sendiri.

"Kenapa?" tanya Jungkook yang heran dengan Yuki, perempuan itu bicara sendiri dengan bahasa asalnya.

Yuki menggelengkan kepalanya lagi sambil tersenyum.

Ting Tong

Suara bel dari pintu depan tiba-tiba terdengar nyaring, Jungkook dan Yuki saling bertatapan dengan penuh tanda tanya.

Yuki hendak membuka pintunya tapi dicegah oleh Jungkook. "Biar aku saja."

Pintu terbuka dan menampakkan enam pria tampan dengan postur tubuh tinggi.

Yuki memperhatikan wajah mereka semua satu persatu, dua dari enam orang cukup familiar di mata Yuki. Bahkan kedua orang itu sudah mengobrol dengannya kemarin. Ya, siapa lagi jika bukan Taehyung dan Jin.

Jungkook menyambut kedatangan mereka dengan tawa lebarnya lalu mempersilahkan mereka masuk

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Jungkook menyambut kedatangan mereka dengan tawa lebarnya lalu mempersilahkan mereka masuk.

Yuki yang sedari tadi duduk di atas karpet, mulai beranjak dari duduknya. Mempersilahkan mereka duduk di sofa.

Jin yang melihat kehadiran Yuki, melambaikan tangan kirinya dengan senyum manisnya. Sedangkan Taehyung acuh tak acuh melihat Yuki yang seperti orang kikuk. Dan empat orang lainnya memberi tatapan aneh dan heran pada Yuki.

"Dia siapa?" pria dengan rambut hitam berponi dengan kulit putih pucat mulai membuka pertanyaan.
Di ikuti dengan dua pria lain yang mengangguk serempak ingin mendengar jawaban dari Jungkook.

Yuki yang masih tidak mengerti bahasa mereka, hanya diam saja sambil memegangi papper bag berisi kamus yang dia masuki lagi.

"Dia calon istriku, Yoongi." celetuk Jin dengan candanya yang dibalas dengan wajah malas dari pria berambut hitam itu.

"Waa... Jungkook, sudah dewasa, yaa! Dia sudah berani membawa perempuan ke rumah, hahaha." timpal pria dengan rambut hitam berponi menggoda Jungkook.

"Apa saja yang sudah kau lakukan dengan perempuan itu hah? Hahaha." timpal pria berambut cokelat.

Jungkook tertawa, menampilkan gigi kelincinya sambil menepuk bahu kedua pria itu.

Kemudian Jungkook langsung menoleh ke arah Yuki. "Ah, Yuki. Tolong buatkan minuman untuk kami ya." pintanya, dibalas anggukan dari Yuki yang langsung menuju dapur.

Jungkook menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Yoongi - hyung, Jimin - hyung, Namjoon - hyung, dan Hoseok - hyung," ujarnya menyebut satu persatu nama keempat pria yang masih penasaran dengan Yuki.

"Kenalkan, dia Yuki. Mulai sekarang dia bekerja untukku dan tinggal denganku." jelasnya, mendapat tanggapan 'oh' dari keempat orang itu.

Yuki kembali lagi ke ruang tamu membawa tujuh gelas es teh dengan nampan dan meletakkan satu persatu gelas di hadapan mereka.

Setelah itu, Yuki kembali ke dapur meletakkan nampan dan berjalan menuju balkon. Berniat ingin menikmati langit malam.

Yuki menggenggam erat besi pengaman balkon, sembari menikmati pemandangan malam kota Seoul. Sesekali matanya terpejam merasakan angin malam yang berhembus.

Yuki membuka sebelah matanya, mengintip seorang pria yang tiba-tiba ada di sebelahnya. Taehyung.

"Kau sedang apa di sini?" tanya Yuki membuka matanya lebar-lebar.

Taehyung menoleh sekilas, kemudian kepalanya menengadah ke langit. Matanya dia pejamkan. Rambut cokelatnya yang berkilau terkena sinar lampu, melambai pelan tertiup angin. Sesekali, helaian rambut Taehyung mengenai kelopak matanya yang tertutup.

Yuki mendadak terpesona

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Yuki mendadak terpesona. Dia menikmati setiap detik momen yang ada di hadapannya sekarang. (Lumayan pemandangan langka hohoho).

"Sudah puas memandangku?" ujar Taehyung tiba-tiba dengan mata tetap terpejam, membuat Yuki mengalihkan pandangannya. Malu.

Taehyung menoleh, mendapati Yuki membelakangi dirinya. Dia tertawa kecil sambil matanya melihat ke sembarang arah. Kemudian Taehyung mendekati Yuki lalu membalikkan tubuh perempuan itu agar menghadap dirinya, dengan jarak yang tidak terlalu dekat.

"Lihat apa sih? Padahal pemandangan indahnya ada di sini." goda Taehyung sambil menunjuk wajahnya.

Yuki menatap heran dan tersenyum malu, menyembunyikan tawa kecilnya.
"Kau ini. Ah siapa ya namamu, aku lupa lagi," tanyanya.

"Taehyung." jawab Taehyung singkat.

"Ha? Bukannya Victor?"

Taehyung tertawa. "Hahaha kau ini mau saja dibohongi Jeon."

"Dibohongi?"

Taehyung menangkup wajah Yuki dan menempelkan kedua telapak tangannya yang besar di pipi bulat Yuki. "Iya, kau di bohongi- gadis kecil." ujarnya lalu pergi dengan senyum yang terukir di bibir manis Taehyung.

Yuki masih terdiam dengan perlakuan Taehyung. Yang meninggalkan rasa hangat di kedua pipi bulatnya di antara dinginnya hembusan angin malam Kota Seoul.

"Dasar orang aneh." ujar Yuki pelan sambil tertawa kecil.

Hallo Oppa! [END] Där berättelser lever. Upptäck nu