8 - Curiga

1.6K 282 49
                                    

"Yuki bisa kau bantu aku?" pinta Jungkook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Yuki bisa kau bantu aku?" pinta Jungkook.

"Iya?"

"Ayo ikut aku." pintanya lagi sambil berjalan menuju ke kamarnya.

Heh, kenapa ke kamarnya?! Padahal kemarin dia melarangku,

"Yuki, bisa kau bersihkan kamarku?" pinta Jungkook membuka pintu kamarnya dan menampakkan keadaan di dalamnya.

Eh bersihkan?! Yuki yang berada di belakang Jungkook, mengintip kamar pria itu.

"Ya ampun, apa-apaan itu? Kau jorok sekali, Jun." oceh Yuki tidak percaya.

Kamar Jungkook benar-benar seperti kapal pecah. Bahkan keadaannya lebih buruk dari kemarin. Beberapa baju dan pakaiannya terhampar di mana-mana, serta sampah bekas bungkus makanan ringan juga di sana.

Bagaimana dia bisa tidur di dalam kamar yang begini? gumamnya.

"Aku titip kamarku ya. Sekarang aku ada urusan, dan akan pulang malam." terang Jungkook.

"Baiklah." balas Yuki mengangguk, diiringi Jungkook yang berjalan menuju pintu depan.

"Aa- Jun!" panggilannya membuat Jun menoleh, "Hati-hati." lanjutnya sambil tersenyum.

Jungkook balas tersenyum. "Iya."

Yuki tetap berdiri di depan kamar Jun sampai pria itu menghilang dari hadapannya.

***

Malam hari tiba, suara pintu yang dibuka terdengar jelas, menampakkan seorang pria di depannya.

"Welcome home, Jun!" sapa Yuki yang sedang duduk di atas karpet ruang tamu. Menyambut kedatangan Jungkook.

Jungkook sedikit terkejut dengan ucapan Yuki, ini pertama kalinya dia mendapatkan sambutan seperti itu saat pulang.
"I- iya. Kau sedang apa?"

"Aku? Aku hanya duduk saja," jawab Yuki.

Memang benar sejak tadi dia hanya duduk saja tanpa melakukan apapun setelah pekerjaannya selesai. Bahkan di atas meja ruang tamu tidak ada benda atau makanan yang dapat menyibukkannya.

"Oh, begitu." Jungkook mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya.

Senyum manisnya dia tampakkan di bibirnya setelah pintu kamarnya terbuka. Keadaan di dalamnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.

Tiba-tiba dia diam sebentar, ucapan Taehyung terlintas di kepalanya 'Kau yakin dia bukan fans yang sedang berpura-pura?'

Dengan sigap, Jungkook langsung memeriksa seluruh barang-barangnya. Bahkan pakaiannya pun juga dia periksa, takut jika ada yang hilang atau rusak. Karena bisa saja, fansnya mengambil salah satu benda milik idolanya dan disimpan sebagai benda berharga.

"Semua aman." gumam Jungkook lega.

"Jun, kau sudah makan? Jika belum biar aku buatkan makan malam," ujar Yuki tiba-tiba, berdiri di ambang pintu kamar Jungkook.

"Sudah kok." jawab Jungkook. "Yuki, kau yang membersihkan kamar ini?" tanyanya.

"Iya. Memangnya kenapa? Apa kurang bersih?"

"Tidak kok. Apa barang-barangku- " Jungkook menghentikan ucapannya, tidak mungkin dia bertanya pada Yuki apa gadis itu mengambil dan menyembunyikan salah satu benda miliknya.

Yuki menatap heran. "Kenapa? Oh, barang-barangmu sudah aku letakkan di tempatnya. Maaf ya, aku menyentuhnya, karena aku harus membuatnya berada di tempat semula." jelas Yuki.

"Tidak kok, bukan begitu-" Jungkook kembali menghentikan ucapannya.

Yuki tersenyum "Aku mengerti, pasti karena aku orang asing jadi kau bersikap hati-hati." ucapan Yuki membuat Jungkook terkejut. Tapi memang benar, Yuki hanya melakukan pekerjaannya bersih-bersih rumah tanpa mengambil satupun benda milik pria yang telah menolongnya.

Jungkook berjalan menuju pintu kamar "Kalau begitu terima kasih, aku percaya padamu." ujarnya sambil mengusap pelan kepala Yuki, tapi tidak ada respon dari gadis itu selain tersenyum kecil.

"Ngomong-ngomong, apa keluargamu tahu soal keadaanmu sekarang?" tanya Jungkook yang kini sudah duduk di sofa ruang tamu.

Yuki menghampiri Jungkook "Keluarga?! Ah ya ampun, aku lupa menelepon mereka."

"Tunggu apa lagi? Cepat beritahu keluargamu!" pinta Jungkook.

"Aaa i-iya, baiklah." Yuki berjalan ke kamarnya, mengambil ponsel miliknya yang berada di dalam tas. Lalu menuju balkon yang terletak di lantai dua.

Cukup lama Yuki menunggu jawaban dari telepon yang dia sambungkan. Sampai akhirnya suara seorang wanita separuh baya menjawabnya.

"YUKI!!! Kenapa baru menelpon sekarang? Apa yang terjadi padamu? Kenapa tidak mengabari ibu, hah?"

Yuki menjauhkan ponsel dari telinganya "Halo ibu, apa kabar Hehehe... Maaf aku baru menelpon sekarang, aku lupa bu,"

"Lupa?! Apa kau sudah melupakan ibumu hah mentang-mentang kau di Jepang."

Yuki menekankan suaranya. "Ibu, aku di Korea bukan di Jepang."

"Apa?! Sebenarnya apa yang terjadi? Cepat katakan pada ibu!"

Yuki menghela napas sebentar. "Aku salah naik pesawat. Tapi aku baik-baik saja bu, selain itu aku juga tinggal di tempat yang nyaman. Jadi ibu tidak perlu khawatir."

"Benarkah? Kau tidak bohong kan? Kau benar-benar tinggal di tempat yang nyaman?"

"Aku serius, bu."

"Kalau begitu kapan kau pulang?"

Yuki menggigit bibir bawahnya sambil tersenyum. "Tidak tahu bu, hehehe. Mungkin aku akan tinggal di sini untuk waktu yang lama,"

"Kau bilang hanya liburan!"

"Maaf ibu, tapi uang liburanku ketinggalan di meja rias- coba ibu lihat. Selain itu aku juga bekerja di sini sampai uangnya terkumpul agar aku bisa pulang." jelas Yuki.

Di rumah, ibu Yuki memeriksa meja rias putrinya, memastikan yang di ucapkan Yuki benar. Dan benar saja, terdapat sebuah amplop coklat dengan uang yang bertumpuk di dalamnya.

"Kau bagaimana bisa seceroboh itu!!!"

Yuki menjauhkan ponselnya lagi dari telinganya. "Maaf ibu, namanya juga human error hehehe,"

"Kau sungguh baik-baik saja kan?"

"Iya ibu. Bu aku sudahi ya teleponnya, jaga kesehatan ibu. Salam juga untuk ayah. Tunggu aku sampai aku pulang. Sampai jumpa ibu."

"Jaga kesehatanmu juga. Sampai jumpa Yuki, tetap telepon ibu ya!"

"Iya ibu." Yuki mengakhiri sambungan teleponnya dengan berat hati.

Tanpa Yuki sadari, Jungkook telah mengawasi dirinya dari belakang sejak tadi dan memperhatikannya dari kejauhan. Meskipun obrolan di telepon terdengar, Jungkook tetap tidak mengerti karena Yuki menggunakan bahasa asalnya.

Yuki menoleh merasa ada seseorang di belakangnya, namun Jungkook tidak di tempat, dia sudah menghilang kembali ke kamarnya.

Hallo Oppa! [END] Where stories live. Discover now