2 - Salah Pesawat

2.3K 367 69
                                    

Sepanjang perjalanan menuju bandara, Yuki memperhatikan berbagai hal yang sering dia lihat selama ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepanjang perjalanan menuju bandara, Yuki memperhatikan berbagai hal yang sering dia lihat selama ini. Namun, untuk beberapa waktu yang akan datang, dirinya tidak akan menjumpai pemandangan seperti itu di Jepang.

Sekitar satu jam waktu yang ditempuh, mereka tiba di depan bandara Soekarno Hatta. Lalu, mereka semua segera keluar dari mobil, dan Yuki mengambil barang-barangnya dengan dibantu kakaknya.

"Kau berangkat jam berapa?" tanya kakaknya.

Yuki melihat jam di tangannya. "Sebentar lagi, kak."

Kakaknya mengangguk mengerti. Sementara itu, raut sedih mulai ditampakkan kembali oleh ibunya. Yuki menyadari itu, dan dia berusaha menenangkan ibunya lagi. Memang berat rasanya harus meninggalkan ibu tanpa ada perempuan yang selalu menemani.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu." ujar Yuki, mencium punggung tangan ibunya, dan tidak lupa memeluk ibunya, cukup lama.

Yuki tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan, karena tujuannya pergi adalah untuk bersenang-senang.

Usai berpamitan, Yuki mulai menarik koper bawaannya masuk ke dalam bandara, diiringi lambaian tangan yang ditujukan pada dua orang yang masih memperhatikan kepergiannya.

Pun, usai melewati berbagai macam pengecekan, Yuki memasuki pesawat Airlines Singapore disertai sambutan ramah dari pramugari.

Berdasarkan nomor kursi yang tertera pada tiket, Yuki mendapat duduk di samping jendela. Selagi menunggu pesawat lepas landas, Yuki berkali-kali menghela napas. Jantungnya pun berdegup kencang, antara takut ketinggian, dan tidak sabar tiba di Jepang.

[ Kenapa naik pesawat Airlines Singapore? Karena sebelum ke Jepang, harus transit dulu di bandara Changi Singapore. ]

Hingga tak terasa, selama kurang dari dua jam, pesawat sudah tiba di bandara Changi Singapore. Yuki dan penumpang lainnya segera turun dari pesawat untuk melakukan transit.

Itupun tidak langsung berangkat. Mereka harus menunggu selama satu jam lamanya sebelum lepas landas menuju negara tujuan. Maka, selagi menunggu, Yuki memanfaatkan waktu dengan mengelilingi bandara sembari bersenandung kecil, lalu duduk pada bangku tunggu bersama koper dan barang bawaannya.

Dia pun mengeluarkan ponsel dari saku mantelnya, dan mencari kontak ibunya, lalu menekan tombol call.

"Hallo, Ibu," sapanya.

"Hallo, Yuki. Apa kau sudah sampai, Nak?"

Yuki tertawa kecil mendengar pertanyaan ibunya itu. "Belum, Bu. Aku masih di bandara Singapura. Butuh waktu lama, Bu, agar aku sampai ke sana." jelasnya.

"Oh, begitu ... Apa kau baik-baik saja, Nak?"

"Iya, Ibu. Aku baik-baik saja. Ibu aku sudahi dulu, ya, teleponnya. Salam untuk ayah."

"Baru menelpon sebentar, Nak?"

Yuki menghela napas pelan. Nada kecewa dari ibunya di seberang sana, sangat terdengar jelas.

"Iya. Maaf, ya, Bu. Soalnya sebentar lagi pesawatnya datang. Aku harus siap-siap." jelasnya, mendapat anggukan mengerti dari ibunya---meski dia tidak dapat melihatnya.

"Baiklah, kalau begitu. Hati-hati  ya. Kalau sudah sampai jangan lupa telepon ibu."

"Iya, Ibu. Pasti. Dah, ibu."

"Dah."

Yuki meletakkan kembali ponselnya pada saku mantel merah yang dia pakai. Terdengar operator bandara mengatakan bahwa, pesawat menuju Jepang sudah tiba. Tanpa berlama-lama lagi, Yuki segera bergegas menuju pesawat. Pesawat berwarna putih dengan coretan warna biru pada bagian ekor dan sayap, nampak terlihat jelas dari kejauhan. Hanya saja, tulisan pada badan pesawat tidak dapat terbaca olehnya, karena terhalang sinar mentari yang menyilaukan.

Yuki sudah hampir tiba, namun baru teringat dengan kopernya yang tertinggal di bangku tadi. Karena terlalu semangat, dia sampai tidak sadar akan barang-barangnya sendiri. Dia pun berlari kencang menuju tempat semula. Syukurlah, kopernya masih setia di sana.

Usai memastikan kembali barang-barang miliknya tidak ada yang tertinggal, Yuki pun bergegas menuju pesawat. Masih dengan pesawat yang sama. Pesawat berwarna putih dengan coretan warna biru pada ekor dan sayapnya.

Dengan perasaan bahagia, Yuki memasuki pesawat, dan lagi-lagi mendapat tempat duduk di samping jendela pesawat.

Sekitar tujuh jam waktu yang ditempuh dari Singapura menuju Jepang, pesawat sudah landing di bandara. Yuki tidak merasakan lamanya perjalanan, karena dia lebih sering tidur.

Diiringi ucapan perpisahan dari pramugari, Yuki dan penumpang lain keluar dari pesawat. Namun, dia mendapati keanehan saat membaca tulisan di papan; International Incheon Airport. 

Loh, kok?  Ini di mana?  Seharusnya aku ada di bandara Narita.

Dengan perasaan panik yang mulai menjalar, Yuki mengedarkan pandangan pada penjuru bandara. Hingga dirinya mendapati bendera Korea pada sebuah LED tv yang terletak di samping tempat dia berdiri. Pada layar tersebut, terdapat tulisan; Welcome To Korea.

Korea?! Tidak mungkin! Tujuanku Jepang bukan Korea!  Bagaimana bisa? batinnya, dengan perasaan campur aduk.

Aku harus bagaimana?

Aku harus bagaimana?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hallo Oppa! [END] Where stories live. Discover now