Part 32

877 48 3
                                    

Hai.. sesuai kesepakatan, aku lanjutin ceritaku ini.

Lovely Pov

Sekarang kita bersiap-siap akan ke bandara. Yah. Kita bertiga akan berlibur ke perancis.
Kupandangi alice yang dari tadi tersenyum dan tertawa, ia terlihat sangat bahagia.
Aku dan justin pun juga merasakan hal yang sama.

"Mom, kita kapan berangkatnya?" Rengek alice.

"Bentar alice, setengah jam lagi kita ke bandara." Ucapku mengelus rambutnya.

"Sayang, sabar ya. Biar gak bosen, dad, mau ajak kamu main" ucap justin menghampiriku dan alice.

"Hore.. ayo dad"

Skip

Sekarang kita berada tepat di bawah menara eifeel. (Sorry klo salah tulisan)

Kita sedang berfoto-foto. Justin tampak bahagia. Ia menggendong alice sambil memegang hp nya untuk ber selfie-selfie.

Aku memandangnya dari jauh, sekarang aku sedang duduk di bangku taman, karena tadi aku sempat pusing. Karena efek kehamilanku.

Alice berlari-lari di sekitar menara.
Sedangkan justin menghampiriku.

"Sayang, kamu gak papa?" Tanya justin sambil mengelus perutku.

"Gak papa kok sayang, aku udah baikan"

"Dad!!!mom!!!" Alice berlari menghampiriku sambil menangis.

"Alice, kamu kenapa sayang?" Justin langsung menggendong alice dan memangkunya.

"Tadi ada Bapak-Bapak yang teriak - teriak manggil aku dengan nama mom, terus sambil bilang 'anakku lovely,sini sayang' aku takut dad"

Aku hanya bingung menatap alice, justin juga menatap alice dengan tatapan yang sama.

"Mungkin itu orang gila, alice. Kamu gak usah dengerin kata-katanya" ucap Justin.

skip

Sekarang kita berada di hotel. Malam ini aku tidak bisa memejamkan mataku.

Kulihat alice sudah tertidur di kasur berukuran king size untuk kita bertiga.

justin memandangi ku yang belum tertidur.

"Lovely, kamu belum tidur?"

"Aku belum ngantuk justin"

"Kamu ada masalah? Tumben kamu belum tidur biasanya sore udah tidur, apalagi kita kan belum istirahat setelah perjalanan melelahkan tadi pagi"
"Aku kepikiran dengan bapak-bapak yang tadi, justin. Kalau itu benar orang gila, ia tidak mungkin menyebut namaku. pasti orang itu mengenalku."

"Lovely, ngapain kamu mikirin dia. orang yang bernama lovely tidak hanya dirimu."

Justin sudah memberikan jawaban dari pertanyaanku, tetapi mengapa jawaban itu tidak memuaskanku.

Tapi aku melupakannya dan langsung tertidur.

Author Pov

Pagi ini justin, lovely dan alice akan berjalan-jalan keliling paris.

Tiba-tiba ada orang  yang mengetuk jendela mobil yang mereka tumpangi sambil menangis haru menatap alice.

"Lovely. Lovely. Kamu jangan pergi, ini papa. Kamu jangan takut."

lovely semakin bingung, ia bingung harus berbuat apa.

Akhirnya lovely memutuskan untuk memarkirkan mobil mereka di tempat terdekat. Dan orang tadi mengikuti mobil mereka.

"Bapak siapa ya?" Tanya lovely setelah sudah keluar.

"Itu..itu..mirip sama anak saya, yang ada di foto ini. Hanya rambutnya yang berbeda. Foto ini adalah lovely anak saya, rambutnya hitam. Sedangkan anak itu rambutnya pirang." Jelas orang itu.

Lovely Pov

Kupandangi foto tersebut, memang itu adalah aku. Dan aku baru sadar jika foto ku waktu kecil sangat mirip dengan alice. Hanya berbeda di rambutnya.

Yah, rambut alice pirang, persis dengan ayahnya, justin.

"Tapi ini anak saya pak, dan ini my husband, ayahnya alice." Jelasku.

"Alice?"

"Iya anak saya bernama alice, sedangkan saya yang bernama lovely"

"Astaga, saya lupa. Saya meninggalkan indonesia 20 tahun yang lalu. Dan pasti anak saya sudah beranjak dewasa. Dan apakah kamu anak saya? Ini foto kamu waktu kecil kan?" Jelasnya

"Iya benar, ini foto saya"

"Lovely, berarti ini anakku. Ini papa lov"

"Tidak!! Papaku udah meninggal waktu aku kecil. Aku menyaksikan kematiannya, aku juga melihatnya waktu di kubur."

"Tidak lovely. Pada saat itu mama kamu mengusir papa dari rumah. Karena papa miskin pada saat itu. Pada waktu sebelum nikah, papa bilang ke mama kamu kalau papa orang kaya. Tapi setelah menikah, papa tidak punya rumah. Tapi pada waktu itu mamamu sudah hamil kamu. Jadi kamu anak papa" jelas orang itu.

"Lalu orang yang selama 4 tahun kusebut dengan panggilan papa itu siapa?" Tanyaku.

"Itu adik papa. Mama kamu menikah lagi dengan adik papa yang lebih kaya dari pada papa"

"Tidak. Tidak. Aku tidak bisa mempercayai orang yang baru kukenal. Mama gak mungkin bohong sama aku. Mana mungkin aku lebih percaya sama orang yang baru kukenal dengan mamaku sendiri yang sudah 29 tahun denganku" aku langsung berlari menuju mobil dan menghiraukan orang tersebut.

Orang tersebut lari mengetuk jendelaku, tetapi aku tetap bilang ke supir supaya tetap jalan.

Aku bingung, mana yang benar dan mana yang salah. Aku takut jika aku memilih orang itu dan ternyata ia adalah penjahat yang mengaku ngaku menjadi papa.

Aku harus tanyakan mama.

"Lovely. Kamu jangan nangis, aku bakalan cari mana yang benar." Justin mencium keningku.yah aku menangis.

"Makasih justin"

"Kalau misalnya mama yang bohong ke kamu. Kamu harus terima semua nya dengan ikhlas ya. Jangan kamu marah-marah. Kamu juga tanya kan ke mama secara baik-baik. Jangan kebawa emosi."

Skip

Sekarang kita sudah sampai di rumah setelah berlibur selama 4 hari. Liburan kali ini kujalani dengan agak terpaksa, karena setelah mendengar perkataan orang yang mengaku papa aku langsung malas untuk melakukan apapun, aku juga agak malas jika diajak justin keluar. Karena aku takut bertemu dengan orang itu lagi.

Aku harus tanyakan kebenaranya pada mama. Kalau sampai mama yang ketahuan bohong awas aja.

Aku mau bicara empat mata dengan mama. Alice aku titipin ke bibi. Dan aku berangkat setelah justin pergi ke kantornya.
Karena aku gak mau justin ikut ikut, nanti malah tambah ruwet.

"Ma"

"Lovely!! Kamu kesini sendiri? Mana cucu mama? Justin juga mana? Kenapa tiba-tiba kamu kesini?" Ucap mama yang langsung menyerbu ku dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Ma, gimana kalau kita masuk aja dulu. Masak anak nya dateng gak disuruh masuk dulu?"

"Oh ya mama lupa. Ayo ayo. Kenapa kamu kesini sendiri? Tumben." Ucap mama setelah kita duduk di sofa ruang tamu.

"Aku mau ngomongin sesuatu yang serius sama mama. Tapi mama janji dulu, mama harus jujur" ucapku

"Yah. Tergantung apa dulu yang kamu bicarain" ucap mama yang sepertinya tidak bisa berjanji berkata jujur.

"Sebenarnya papa aku itu siapa?" Ucapku to the point.

"Apa? Kamu kok tiba-tiba tanyain itu ke mama."

Hai... Tasya kembali
nggantung ya.. sorry upload lama, soalnya kehabisan ide.

Oke.

Happy reading guys

Stay With Me, Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang