Part 30

937 52 2
                                    

Hai... guys...
Love you buat yang mau nunggu dan ngertiin aktivitasku.

Ditengah-tengah ujian aku masih nyempetin waktu buat update.

Happy reading guys...

Lovely Pov

Perkataan selena waktu telepon dengan justin membuatku semakin penasaran. Seperti ada yang ditutupi olehnya. Ia diantara ingin menjebakku atau ingin memberi tau sesuatu yang penting bagiku.

Aku harus menelpon selena lagi, siapa tau ada yang penting.

"Haloo??" Ucapnya.

"Selena, kamu ingin berbicara dengan justin soal apa kemarin?"ucapku langsung.

"Oh.. kemarin.. aku mau bilang aja. Kalau ada yang menculik bayimu. Aku tau penculiknya. Udah itu aja. Gak penting sih sebenernya. Gak penting banget malahan" ucapnya meremehkan

"Apa??!! Itu gak mungkin selena. Kata dokter anakku sudah meninggal.. kamu jangan katakan omong kosongmu itu." Aku menahan tangisanku.

"Udah dibilangi. Masih aja gak percaya. Terserah lo aja"

Selena menutup teleponnya.

Belum selesai masalah dengan mom, sekarang aku dipertemukan masalah dengan selena.

Aku menangis, aku nggak kuat dengan semua masalah ini.

"Lovely kamu kenapa?" Justin yang baru pulang kerja langsung berlari menghampiriku yang menangis sambip duduk di lantai pojok dekat telepon.

"Justin!" Aku langsung memeluk justin.

"Kamu kenapa? Alice nangis tidak kamu tenangkan, malah kamu tinggal" justin menghapus air mataku.

"Astaga, alice menangis" aku langsung berlari ke kamar ku di lantai dua.

Tangisan nya sangat keras.

aku langsung menenangkannya.

Justin menghampiriku dan bertanya soal tadi.

"sayang, tadi kamu kenapa menangis?"

"oh ya, tadi aku menelpon selena. Karena aku penasaran dengan pembicaraanmu kemarin. selena memberi tau ku, bahwa anak kita diculik, dan selena mengetahui keberadaan anak kita. Bahkan selena mengetahui keberadaan penculiknya" aku menangis lagi. Yah. Memang aku cengeng, dikit-dikit menangis. Tapi jika kalian berada di posisiku, kalian juga akan mengalami hal yang sama.

"Kamu percaya?"

Aku mengangguk.

"Lihat aku, kamu lebih mempercayai perkataan selena dari pada perkataan ku. Selena pintar dalam menjebak seseorang, ia sudah sering bersandiwara, berbohong itu sudah kebiasaannya."

Justin benar, selena memang banyak bersandiwara, tapi ini beda, nada bicaranya seperti serius.

"Tapi, justin..... Selena terlihat bersungguh-sungguh."  Justin tidak memotong kalimat ku saat berkata 'tapi'. tidak seperti di sinetron-sinetron. Ia tidak suka mencela perkataanku.

"Apa saat berbohong ia pernah bercanda? Ia selalu bersungguh-sungguh. Tidak ada perbedaannya saat ia berkata jujur maupun tidak. Mom aja sudah terjebak dalam perangkapnya waktu itu"

Memang benar kata orang, setiap kita melakukan kebohongan, selanjutnya kita tidak akan dipercayai lagi. Tidak akan pernah.

Skip

"Lov.. lovely... alice nangis" ucap justin membangunkanku malam hari.

"Alice... kamu kenapa? Dari tadi kamu menangis. Astaga, justin."
Aku menghampiri tempat tidur alice.

"Ada apa sayang? Alice kenapa?" Justin menghampiriku.

"Badannya sangat panas. Ayo antar aku ke rumah sakit."

Skip

"Alice kenapa dokter?" tanyaku setelah alice diperiksa dengan thermometer.

"Ia baik baik saja , hanya demam biasa, sebentar lagi juga akan turun. Coba aja kita Cek berat badan dan tingginya, naik dari bulan kemarin apa gak? Suster, suster..." dokter tersebut memanggil perawat.

"Iya dok."

"Tolong periksa bayi nya."

"Permisi" ucap perawat tersebut mengambil gendongannya dariku.

"Astaga?! Bayi ini.. bayi ini.. aku ingat" Ucap perawat tersebut dengan kaget.

"Ada apa suster?" Dokter bertanya kepada perawat itu.

"Hm.. gak pa pa, dok." Perawat tersebut langsung membawa alice.

Aku sangat penasaran dari perawat tersebut, ada yang ia sembunyikan.

Setelah alice diperiksa ternyata ia baik-baik saja, berat dan tingginya juga naik.
Aku segera keluar dari ruangan dokter bersama justin.

Aku mencari keberadaan perawat tadi.

"Sebentar suster." Ucapku setelah melihat ia melintas di depanku.

perawat tersebut langsung menundukkan kepalanya dan kulihat ia sedang menangis, memohon mohon kepadaku.

"Maafkan aku.. maafkan aku, aku yang telah mencuri bayi mu. Aku yang mencuri bayimu dulu."

"Apa??!!" Aku kaget begitu pula justin.

"Siapa yang menyuruhmu!! Siapa??!!!" Justin berteriak.

"Justin tenang dulu! Ini rumah sakit" aku menarik justin yang ingin menampar perawat tadi.

"seorang wanita  cantik yang telah menyuruhku dan membayarku"

"Siapa wanita tersebut?" Justin bertanya kepadaku.

"Disini ada CCTV, kalian bisa melihatnya, tapi jangan menuntutku, aku minta maaf sekali lagi."

"Iya tenang aja, kami sudah memaafkan mu. "

Aku langsung menuju ke ruang pengamanan, tempat pusat CCTV.

Aku melihat rekaman sekitar 7 bulan yang lalu. Ternyata pelakunya adalah selena sendiri.
Ia memberi tau ku bahwa ia mengetahui keberadaan penculik anakku, tetapi pencurinya adalah ia sendiri.

Justin langsung mengajakku ke tempat selena berada, yaitu rumah suaminya nial.

Skip

"Hai selena, kita hanya ingin menjengukmu saja" ucapku setelah sampai disana.

Selena tampak kaget saat melihat aku menggendong bayi.
Tapi ia pintar bersandiwara, ia memunculkan tampang tak peduli.

"Oh.. tumben. By the way, kapan kalian punya anak?"

"Ini anakku dengan lovely, bilang aja kamu iri." Justin langsung merangkulku.

Selena memang tidak bisa menyembunyikan wajah cemburunya. Ia selalu iri jika melihat badan justin yang bisa kuakui sangat sexy, jauh sekali jika di bandingkan dengan suaminya.

"Apa? Bukannya kalian mungut di panti?"

"Jaga omongan kamu selena. Kita memang mengadopsi anak ini, tapi bukan mungut, jangan samakan bayi yang tidak berdosa ini dengan sampah!" Justin sudah tidak sabar dengan selena.

"Justin, biar aja ia sekarang senang-senang, tapi nanti kamu akan menangis dan memohon di depanku dan justin" aku mengancamnya, tapi wajahnya tetap terlihat santai. Tapi aku tau jika sebenarnya ia sangat khawatir.

"Kami punya surprise untukmu selena" ucap justin.

Hai... aku gantung disini ya..
Mungkin setelah ini akan tamat. Karena aku sudah kehabisan ide.
Gak nyangka ceritaku udah sepanjang ini.

Happy reading guys...

Stay With Me, Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang