Part 7

1.4K 99 7
                                    

Makasih banyak buat yang udah nge-vote.
Tak doain nilai Rapotnya bagus-bagus, Aminn...
Aku masih bingung dengan ceritaku, bingung mau endingnya sama Raka atau sama Justin, bantuin komentnya. Enaknya sama Raka atau Justin. Thanks.

Happy reading guys...

Lovely Pov

Aku maafin gak ya..
Atau aku kerjain aja deh.

"Emang segampang itu ya maafin seseorang yang udah bikin hidup kita ada masalah" ucapku dengan cuek dan jutek, walaupun sebenarnya aku menahan tawa dan geli akibat melihat wajah imutnya sedang menatapku kecewa.
Imut?? What?? No..no..no..
Kamu milik Raka, lovely, batinku.

"Gue akan menuruti semua keinginan lo deh" ucap Justin dengan nada memelas.

"Haa.. beneran... apa aja" ucapku yang langsung merubah mimik wajah gembira.

"Dasar cewek matre"

"Siapa juga yang mau minta harta lo. Gue cuma mau lo, nuruti semua kata kata gue. Tapi tenang gak berhubungan sama harta, kok" ucapku mengedipkan sebelah mataku.

"Oke deh, asalkan lo maafin gue"

"Gue udah maafin lo dari tadi lo minta maaf, cuma gue mau nge test lo. Seberapa sih lo tulus mau minta maaf sama gue. Lagian ini juga bukan sepenuhnya kesalahan lo " ucapku yang melepas tawaku.

"Hmmm.... dasar... tapi gak pa pa kok, permintaan lo buat nurutin perkataan lo tetep berlaku." Ucapnya memberantakan poniku.

"Yaudah gue balik dulu, Tadi Raka bilang mau ke apartemen gue" ucapku sambil berdiri.

" hmmm.. anak itu lagi, yuk gue anterin" ucap Justin menarik tanganku.

"Ya emang hak dia , pacar-pacar siapa? Pacar gue kan ." Kata ku dengan menekankan kata-kata pacar.

"Gak ah gue mau pulang sendiri, gak enak dilihatin orang. Gue takut berita itu tersebar lagi" sambungku lalu menepis tangan Justin.

"Udah ah nurut aja. Kalau ada berita kayak gitu lagi, jangan didengerin. Anggep aja angin" ucap Justin mengeraskan pegangannya ke tanganku dan menarikku masuk kedalam mobilnya.

Author Pov

Lovely tengah berjalan dengan Justin di Lift mereka sempat bercanda dan melupakan masalah mereka sekejap.
Lovely memasuki apartemennya, lalu ia berbalik ke arah pintu.

"Thanks ya Justin udah ngenterin gue pulang."

" ya.. sama-sama. Kapan-kapan kalau ada butuh sama gue, ketuk aja pintu apartement gue. Bye..." ucap Justin yang menghilang dari pintu apartement Lovely.

Terlihat Lovely sedang tersenyum sendiri. Dan tak lama kemudian terdengar ketukan pintu, dan ternyata raka.

Hmmm.. untung aja aku gak telat, kalau ketauan pergi sama Justin, bisa jadi masalah, batin Lovely.

"Dari mana, sayang. kok kelihatan rapi banget" ucap Raka mencium kening Lovely.

"Hmm.. habis dari taman, nyari udah bebas" ucap Lovely.

"oh, okey. Ini aku bawain kamu makanan, di makan ya." Ucap Raka memberikan bungkusan kepada Lovely.

"Makasih ya, tau aja kalau lagi lapar" ucap Lovely nyengir.

" yaudah makan yang banyak ya, dihabisin. Gak usah gak takut gendut. Cewek gemuk malah banyak yang naksir, apalagi kayak kamu. Nanti tambah imut"

"Apaan sih," ucap Lovely.

Setelah Lovely makan. Lovely dan Raka sedang menonton TV. Lovely sempat lega karena berita nya dan Justin sudah tidak beredar lagi.
Terlihat Lovely sudah terlelap di sofanya.
Raka ingin pamit pulang tapi tak enak membangunkan Lovely, akhirnya ia hanya mengecup kening Lovely.

" good night, sayang. Mimpi indah ya" ucap Raka yang langsung pergi.

Tok...tok...tok..

Pintu apartement Lovely diketuk seseorang yang rupanya Justin. Mendengar tidak ada sahutan,dan tidak ada yang membukakan pintu, Justin membuka pintu tersebut.

Justin Pov

"Lovely...!!! Lo dimana sih" teriakku mencari Lovely.
Ku berjalan menuju TV yang masih menyala.
Ku matikan TV tersebut dan melihat lovely tertidur di sofa.

Kasihan Lovely, ia jadi terlibat dalam masalahku, batinku

Kuangkat tubuh Lovely, kuangkat ke kamarnya, sudah dua kali aku melakukan hal ini, tetapi entah mengapa aku menyukai hal ini. Mengangkat seorang wanita yang sedang tertidur.

Kulihat bibir sexy nya. Ingin sekali ku angkat dagunya lalu kulumat bibir tersebut, tetapi kuurungkan niat tersebut.

"Mau ngajak dinner,malah udah tidur. Yaudah gak jadi dehh... tidur yang nyenyak putri cantik." Ucapku yang langsung menuju apartement ku.

Lovely Pov

Mengapa aku tiba-tiba ada di kamar, ah ini pasti kerjaan Raka, siapa lagi yang ada disini semalam, sebelum aku tertidur, kalau bukan Raka.

Segera ku mandi lalu berangkat ke kampus.
Kulihat Justin sedang menutup pintu apartementnya sama seperti yang kulakukan.

"Oh..hai Lovely. Gimana tidur malam nya nyenyak" sapa Justin.

Aku tidak mengerti maksud ucapannya,  tapi aku balas seadanya.

"Oh...ya pastinya nyenyak, setelah melihat berita itu sudah lenyap dari dunia ini" ucapku setengah Tertawa mungkin karena kata-kataku yang lebay.

"Iya... semalam gue nyuruh orang buat ngehapus semua berita itu, sebelum gue sendiri yang bertindak." Ucap Justin geram.

Justin sepertinya tidak suka jika ada masalah yang mengganggu kehidupanku.

"By the way, lo mau kemana?" Ucap ku.

"Ini lagi mau cari sarapan, mau ikut?" Tawar Justin kepadaku.

Jam masih menunjukkan pukul 7, kuliah dimulai pukul 8. Kenapa tidak kuterima saja. No problem kan? Selama Raka nggak ngeliat.

"Oke, kebetulan banget gue belum sarapan"

"Yaudah ayo" Justin menarik tanganku menuju mobilnya. Ia menjalankan mobilnya. Tampak jalanan Jakarta sangat macet.

"Aduh, jalanan macet juga, kalau gue nanti telat gimana? Cari sarapan yang deket aja yuk."

"Boleh juga, come on" ucap justin yang memutar mobilnya lalu memarkirkan mobilnya di Restoran dekat dengan apartemen.
Mungkin 500 m

"Ayo turun Putri, bengong melulu"

"Nama gue Lovely, bukan Putri" ucapku kesal.

" ya, lo kayak putri, gak ada salahnya kan gue manggil lo putri cantik."

Sudah dua kali Justin memanggilku dengan sebutan putri cantik.
Dan sebenarnya aku sama sekali nggak terganggu, cuma takut aja kalau sampai Raka denger.

Aku memesan nasi goreng spesial, begitu pula dengan Justin.

Kita makan tanpa berkata apapun. Tenang karena Justin dari tadi memegang hpnya. Dan tiba-tiba Justin berkata dengan pelan, sangat pelan.

"Hati-hati dengan gerak gerikmu. Jangan berbuat macam-macam. Ada yang mengintai kita"

"Hah??! masak, siapa?" Ucapku keras.

"Lo bisa diem gak sih, nanti ketauan kalau gue udah mengetahuinya" ucap Justin menutup mulutku.

Siapa orang yang dimaksud Justin, apa jangan-jangan Raka. Atau salah satu dari Hatersku yang mau menambah berita fitnahan itu. Aku bingung.

Hai hai hai...
Makasih yang udah vote banyak...
Makasih juga yang masih jadi silent readers -_-
Tunggu kisah selanjutnya ya....
Tetep bilang, Happy Reading guys....

Stay With Me, Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang