Part 14

1.1K 77 6
                                    

Langsung aja happy reading guys...

Lovely Pov

Aku masih tidak percaya dengan perkataan orang tua raka, jika hanya berlibur ia pasti bisa menyempatkan waktu walaupun hanya nge-chat aku, seenggaknya ia berusaha ngehubungi aku.

Tapi ini sama sekali gak ada kabar, sudah 2 bulan Raka gak masuk kuliah, bahkan kata dosenku, Raka sudah di keluarkan karena tidak masuk sudah melebihi batas dan tidak ada kabar.

Aku benar-benar stres. Hanya Justin yang menemani hariku, hanya ia yang menghiburku. Setiap hari aku hanya menangis, sudah 2 hari aku tidak makan, 2 hari tidak masuk kampus, berat badanku turun 5kg.

"Udah lah lov, kan masih ada gue, kenapa juga lo nangisin orang yang gak ada kabar buat lo, itu artinya dia gak benar-benar sayang sama lo" ucap Justin yang mengelap air mataku dengan tangannya.

Aku tidak menjawab perkataannya, aku tetap menangis, dan pandanganku tetap kosong.

Apa benar kata Justin, Raka tidak benar-benar sayang sama aku.

Justin telah berusaha menyuapi ku, menyuruhku berangkat ke kampus. Tapi usaha nya sia-sia, aku hanya dengan pandangan melamun, kantung mataku sudah hitam.

Aku salut dengan justin, ia tidak meninggalkanku dengan keadaan begini, ia pantas kusebut sahabat. Karena menurutku ia sangat setia padaku.

Ya hanya sahabat.

Author Pov

Hari ini Lovely demam lagi. Sudah berkali- kali ia demam sejak ditinggal Raka. Justin sangat khawatir dengan keadaan Lovely.

Pagi ini Justin melihat Lovely pingsan di apartementnya, justin membawa Lovely ke Rumah sakit yang sangat mewah dengan fasilitas yang lengkap.

"Keadaan pasien  sangat memburuk, ia kekurangan asupan gizi. Sudah berapa lama pasien  tidak makan, ia sangat kurus?" Ucap Dokter kepada Justin, di ruangannya.

"Lovely sudah 3 hari  tidak makan, saya sudah memaksanya makan, tapi ia tetap tidak mau." Jelas Justin.

"Pasien sedang stress berat, kalau saja ia terlambat datang kesini, kondisinya akan semakin buruk. Kalau saya boleh tau anda siapanya. Saya butuh salah satu keluarganya untuk mengetahui keadaan pasien Lovely?"

"Saya tunangannya dok, sebentar lagi kita menikah. Jadi saya sudah bisa disebut keluarga kan?" Ucap Justin tanpa berfikir sebelumnya.

"Oh iya, kalau boleh tau pasien Lovely stres karena hal apa?"

"Saya kurang tau dokter."

"Baiklah. Tolong pasien lebih dijaga lagi kondisinya."

"Iya dokter, saya permisi dulu."

Justin menuju kamar Lovely tentunya tidak sendirian, ia ditemani bodyguardnya. Jika tidak rumah sakit yang tadinya sunyi, bisa-bisa menjadi rame.

Selama justin berjalan menuju kamar lovely saja sudah banyak yang menatap justin dengan tatapan tidak percaya.

Justin Pov

"Lovely bangun, kembalilah seperti lovely yang dulu. Gue kangen lo yang dulu. Jujur aja perasaan  gue udah berubah, entah mengapa gue cinta sama lo, lov" ucap Justin mengelus tangan lovely yang masih pingsan.

"Gue janji gue bakalan cari si Raka buat lo." Ucap Justin geram dengan sifat Raka yang seenaknya meninggalkan Lovely.

Justin langsung menyuruh suruhannya untuk melacak keberadaan Raka, jika sudah ketemu, justin akan menemui Raka sendiri. 

Lovely Pov

Pusing banget. Badanku rasanya lemas, tanganku terasa berat seperti ada yang menindih tanganku.

Kulihat, ternyata Justin yang tertidur kepalanya berada di atas tanganku. Aku tidak percaya padahal ini kamar VVIP, sudah terlihat dari fasilitasnya. Bahkan di sebelahku ada kasur untuk yang menjaga pasien. Tetapi kasur itu tetap tertata rapi. Justin memilih tidur di kursi sebelahku.

Kulihat Justin bangun, aku harus pura-pura pingsan, supaya aku tau apa yang justin lakukan selama aku koma.

"Lovely, udah dua hari lo nggak bangun. Bangun lov, gue sayang sama lo." Ucap Justin mencium keningku.

Gue juga sayang sama lo, justin...sebagai sahabat karena lo udah perhatian sama gue, dan jagain gue...,batinku.

"Tapi lebih dari sahabat" ucap Justin lirih.

Deg

Aku kaget setengah mati. Ini gak mungkin, justin artis papan atas bisa jatuh cinta sama aku.

Aku pura-pura bangun.

"Lovely, lo udah bangun. Ayo makan dulu. Udah dua hari lo koma. Jangan bikin gue khawatir."

"Cie.. yang khawatir sama gue," ku coba mencairkan suasana.

"Ya jelas lah.. ayo makan dulu. Gue suapin. Kali ini harus mau" ucap justin datar.

"Iya. Lagian gue juga laper. Susah ya pura-pura lapar di depan lo." Ucap ku sambil tertawa.

"Jadi selama ini cuma pura-pura laper, gue khawatir sama lo, lov." Ucap justin marah.

"Iya nyantai aja kali"

Author Pov

Pagi ini Lovely terbangun, ia merasa badannya sudah agak enakan. Tadi dokter memeriksa keadaannya, dan besok ia sudah boleh pulang. Kabar yang sangat bahagia untuk lovely. Karena jujur saja lovely tidak menyukai berada di rumah sakit, walaupun fasilitasnya sangat lengkap.

Pagi ini ada yang aneh di kamar Lovely. Lovely mencoba mencarinya, apa sebenarnya yang aneh. Dan ia teringat setelah makan pagi datang, tentunya diantar oleh suster.

Dari tadi pagi Justin tidak ada di kamarnya, ia sangat kesepian. Kemana Justin, biasanya kalau seperti ini, justin yang memaksa Lovely untuk makan pagi.

Tapi sekarang kamar Lovely sangat sepi.
Tetapi yang bikin tambah aneh bodyguard di depan kamar Lovely tidak pergi dari tempatnya. Tetap seperti kemarin, menjaga kamar Lovely.

Lovely Pov

Seneng banget besok udah boleh pulang, lovely gak nyangka stres beratku ternyata penyebabnya gara-gara aku menahan lapar di depan justin... hehehe.

Justin kemana dari tadi aku tidak melihatnya, aku kesepian.

Aku tidak mau kehilangan dua orang yang sudah mewarnai hidupku. Pertama Raka, sekarang Justin. Mereka semua sudah menghilang tanpa kabar.

Apa jangan-jangan mereka berkerja sama ingin membuatku stres lagi.

Di rumah sakit aku hanya menonton tv, sepi tidak ada yang menemaniku di kamar ini.

Aku sengaja tidak mengabari mama jika aku sakit, karena takut mama khawatir denganku. Hanya justin dan beberapa bodyguardnya yang mengetahui aku berada disini.

Kupaksakan malam ini untuk tidur agar cepat pulang besok pagi.

Skip

pagi ini aku pulang, justin masih tidak ada.
Malahan aku diantar oleh salah satu bodyguard justin ke apartementku.

Aku bertanya ke salah satu dari mereka, dimana justin.

Tapi mereka malah menjawab
"maaf non, saya hanya disuruh mengatarkan non ke apartement" 

"Jangan panggil aku non" kataku datar.

Setelah di depan apartementku, aku menoleh ke arah apartement justin, sepi.

Ya, sepi yang kulihat.

Masa iya justin ke kanada gak pamit aku dulu.

Udah ah bingung mikirin justin dan Raka, lelaki  selalu gak pernah mikirin perasaan wanita.

Hai... sorry ya guys gak pernah update, gara-gara ke asyikan liburan.

Oh ya, selamat natal 2015 dan tahun baru 2016 ya...
Gak minta banyak, cuma vote dan comment aja kok...

Happy reading guys...

Stay With Me, Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang