Part 8

1.3K 89 0
                                    


Lovely Pov

"Siapa sih Justin" bisikku sambil menginjak pelan sepatunya.

"Gue gak tau orangnya, pokoknya hati-hati aja dalam bertindak" ucap Justin sambil memasang wajah penuh selidik.

Setelah makananku habis, aku meminta Justin mengantarku ke apartement saja, jangan ke kampus, nanti banyak orang yang melihat.

"Thanks ya udah ngajakin gue sarapan bareng" pamitku.

"Oke, sama-sama. Inget pesen gue, jangan bertindak yang aneh-aneh kalau lagi di luar apartement." Pesan Justin

"Iya ah bawel banget. Udah ah, takutnya nanti Raka nyariin gue" ucapku nyengir.

"Oh ya lupa kalau lo masih ada yang punya."

"Apaan sih, gak lucu. Udah bye..." ucapku yang langsung menuju kampus.

Author Pov

"Sayang, kamu dari mana aja. Aku nungguin kamu dari tadi pagi. Tadi sempet aku susulin, kamunya gak ada" Ucap Raka yang ada di sebelah Lovely.

"Eh iya maafin aku ya Raka, aku tadi lagi cari sarapan"

"Padahal aku bawain kamu makanan lho sayang" ucap Raka yang membawa bungkusan ke pada Lovely.

"Oh makasih ya Raka. " ucap Lovely cuek  yang menatap iphone nya, tanpa melihat Raka.

"Kamu berubah sayang" ucap Raka memelas.

"Kamu kok ngomong gitu sih Raka, apa coba salahku.iya ini makanannya aku makan siang." Ucap Lovely yang menaruh iphonenya.

"Yah, sejak awal kamu itu kayak gak anggep aku pacar kamu. Apa jangan-jangan kamu ada cowok lain ya?" Selidik Raka.

"Raka, dengerin aku dihati ku cuma ada kamu, cuma ada kamu. Ya gak mungkin aku menduakan kamu" ucap Lovely yang seperti agak terpaksa.

"Yaudah lupain aja "

Lovely Pov

Sepulang jam kuliah, di papan pengumuman ada banyak anak bergerombol, karena penasaran aku mengajak Raka untuk melihat ada apa. Dan ternyata.

Gosip tentang aku dan Justin belum benar-benar lenyap. Malah menyebar di Kampusku. Mati nih, gimana kalau raka tau.

Semakin kuterombol anak-anak yang melihat pengumuman tersebut.
Kulihat semakin banyak foto berduaku dengan Justin, bahkan ada foto Justin sewaktu kemarin memegang tanganku di taman. Dan sialnya wajahku tampak seperti tersenyum di foto tersebut.

Pasti pikiran orang-orang aku tersenyum karena senang Justin memegang tanganku.
Tapi semua salah.
Aku tersenyum karena kemarin aku menjailinya dan aku berhasil menipunya.

Ada juga fotoku dengan Justin saat di lift aku juga tampak bahagia sekali di foto tersebut.

Ada pula foto tadi pagi waktu aku sarapan bareng Justin.

Raka menarik tangan ku keras, dengan penuh paksaan.

"Raka... lepasin, sakit" teriakku.

"Apa semua itu benar?"wajah Raka tampak penuh selidik.

"Itu nggak benar Raka, pasti ada yang merencanakan semua ini. Pasti ada seseorang yang menginginkan kehidupanku penuh dengan masalah." Ucapku mulai terisak dan aneh nya Raka tidak memelukku ia bahkan tidak menatapku. Biasanya kalau aku mulai menangis, Raka langsung memelukku, beda dengan hari ini.

"Kamu bohong!!! foto itu jelas-jelas menunjukkan kalau kamu sedang bahagia bersamanya. Apa benar kamu selingkuh Lovely." Aku semakin Terisak, kutundukkan wajahku karena Raka mulai membentakku, jujur aku takut.

"Lovely!!! Jawabb!!!" Ucap Raka kasar.

Aku menangis dengan kencang.

"Cukup Raka, aku tidak pernah selingkuh, aku sayang kamu. Kamu tidak tau jika perasaanku sekarang bagaimana."

Raka mulai memelukku. Sepertinya dia mulai luluh.

"Raka, Lo mau aja pacaran sama cewek kegatelan yang ngerebut pacar orang" teriak seseorang yang lewat didepan ku dan Raka.

Aku tambah menangis.

"Cukup Lovely. Jawab saja dengan jujur, aku akan menyelesaikan masalah jika kamu jujur dan masalah akan cepat selesai jika kamu berkata yang sebenarnya." ucap Raka yang memelankan suaranya.

"A...ku.... su....dah..... mengatakan... nya Raka.... " ucapku terbata-bata.

Raka melepas pelukannya.

"Tunggu dulu... pakaian mu sama dengan foto mu saat makan bersama Justin"

Aku hanya terdiam.

"Atau jangan-jangan tadi pagi saat aku mencarimu kemana mana  kamu sarapan dengan Justin, bahkan melupakanku. Bahkan aku meneleponmu hp mu mati" ucap Raka penuh emosi.

"Iya... Raka!!!  Tadi pagi aku pergi dengan Justin. Tapi hanya sekedar Sarapan biasa, layaknya seorang yang berteman." Giliranku membentak Raka.

"Tapi kamu terlihat akrab dengan pria itu"

"Iya aku hanya menghibur diriku. Dengan bercanda dengan seseorang seenggaknya masalahku akan kulupakan sejenak." Ucapku yang dari tadi tidak berhenti menangis.

"Tapi mengapa disaat kamu bercanda denganku, tertawa mu tidak sebahagia itu Lovely!!"

Raka pergi dari hadapanku. Sepertinya ia lagi malas mempunyai masalah. Ia langsung mengendarai motornya dan pergi meninggalkanku yang mematung di kampus.

Segera kuhapus air mataku dan beranjak dari tempat tersebut.

Author Pov

Lovely memasuki apartementnya, matanya sembab setelah mengetahui hubungannya renggang dengan Raka.

Justin memasuki apartement Lovely tanpa permisi.

"Shit...kenapa selalu ada masalah. Kenapa hidup gue nggak bisa normal kayak dulu" bentak Justin.

Lovely hanya menatap Justin datar.
Justin melihat Mata sembab Lovely.

"Justin..."ucap Lovely lirih.

"Ya gue udah tau, gue lihat di berita masalah nggak kunjung selesai, malah bertambah. Siapa sih yang nempelin mading kayak gitu" Justin mulai emosi.
Justin duduk di sofa tepat di sebelah Lovely.

"Udah lah. Lo kan sendiri yang bilang kalau setiap ada masalah anggap aja angin berlalu" ucap Lovely memegang pundak Justin.

"Lo gak marah sama gue dan kenapa lo nangis?" Ucap Justin tak mengerti.

"gue gak marah kok, santai aja.Gue cuma ada masalah sama Raka. Kenapa hubungan gue sama Raka gak bisa mulus, kayak pasangan-pasangan lainnya" ucap Lovely frustasi.

"Jalanin aja kehidupan lo seperti ini dulu. Anggap kayak biasanya, biarin dulu Raka, sampai benar-benar kalau dia mau baikan sama lo" ucap Justin memegang tangan lovely, dan mengelus tangan Lovely menaruh diatas pahanya.

"Makasih ya Justin. Lo baik banget" ucap Lovely menyendenkan kepalanya di pundak Justin.

"Dulu aja bilang kalau gue itu cowok gak baik, tapi sekarang buktinya apa" Justin menyubit pipi Lovely.

"Tapi itu kan dulu.... Ah sakit " rengek Lovely.

Justin mengelus puncak kepala Lovely.

Lovely Pov

Justin baik bener sama aku, ternyata aku salah sangka sama dia selama ini. Tapi jangan mikir yang aneh-aneh dulu aku mau nyelesaiin masalahku dengan Raka. Mengapa setiap ada satu masalah selesai, datang lagi masalah lainnya.

Justin sudah balik ke apartementnya.
Ia yang sedari tadi menghiburku, sudah agak tenang juga perasaanku ini.

Kujalani hidupku seperti biasa. Setiap melihat Raka, aku hanya mengacuhkannya. Sesuai dengan saran Justin pada malam itu. Aku nggak boleh patah semangat dan putus asa hanya karena masalah cinta.

Hai... gimana... part ini penuh dengan masalah dan emosi. Authornya sendiri aja juga kebawa emosi..
Tetep minta votenya ya...
Happy reading guys...

Stay With Me, Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang