Dasar pecundang!

"Jadi...aku dan wanita ini menjadi musuhmu sekarang?" Aku bertanya diselipi decakan heran lalu menyambung kalimatku "aku kira...wanita ini adalah musuhku juga..."selorohku sejenak membingungkan pram.

Dia terdiam sesaat namun tetap mawas diri memasang kuda-kudaan demi melindungi dirinya sendiri.

Tanpa berfikir lama, kesabaranku pun habis jika hanya menunggu siapa yang bersama siapa.
Aku menoleh dan memutar memutar tubuhku, menghiraukan peringatan pram yang rupanya serius menekan ujung pisau belati yang disentuhnya hingga bagian tajam itu menembus jacket kulit yang melapisi tubuhku.

God....!!! Dia serius!, tusukkan belati itu menancap dan tarikkannya menggores kulitku.

"an..anda...!ke..kenapa...?! kenapa anda bergerak?!"serunya terkejut, tak menyangka tindakan konyolku..melihatku meninggikan alis pram langsung diterpa ketakutan.

"Bu...bukankah sudah saya peringatkan jangan bergerak! Saya kira anda akan membunuhnya...!"lanjut pram tak pintar menutupi kepanikkannya, ia menghela nafas resah keluar masuk cepat dari hidungnya, gemetar mencengkram pisau belati ditangannya kuat-kuat, benda tajam yang bukan ancaman untukku.

Benda yang tidak menyurutkan keberanianku.

Gerakan tangan pesuruh mariana seperti gerakan ragu dalam menghunuskan pisau ke lawannya...dia ragu ketika aku dengan tampang datar menatapnya tajam.

Caraku melemahkan lawan...pertama menatap serius mereka bagaikan elang mengincar mangsanya, lalu kemudian menghajarnya sampai remuk atau jika perlu...jika terlalu membuatku sakit hati...aku dengan tangan terbuka mengirim mereka ke liang lahat.

***

Robek dikulitku membentuk garis panjang..agak nyeri... dari ujung pisau tajam itu darahku menempel dan menetes di bagian jacketku.

Cateluna terbelalak melihatku membelakanginya dan lukaku jelas terlihat olehnya.

Dia menatapku tak percaya..bibirnya gemetar, tak mengerti mengapa aku berbalik melindunginya.

Sialan...aku mengumpat kesal, lukaku yang terkena hawa dingin terasa semakin menyakitkan.

Bagaimana jika merasakan diposisi cateluna yang sudah dipenuhi banyak luka...?!

Aku tak bisa membayangkannya...bagaimana rasanya.

Hingga timbul rasa salut..karena sudah lama dia menghilang.. dikurung, disiksa..tapi masih wanita ini masih bisa bertahan.

"sudah saya katakan pada anda tuan..jangan bergerak! Tapi anda malah..."

"Aku mengikuti syaratmu untuk tak membawa siapapun...aku juga tidak membawa senjata...jadi sekarang kau juga harus mengikuti syaratku...simpan pisau sialan itu dan jangan beritahu mariana jika aku akan membawanya keluar dari sini"kataku mengajukan syarat yang sudah pastinya mengagetkan pram, pria kekar yang sekilas berfikir...selalu berfikir ketika aku membuat keputusan seenaknya.

Dia menyipitkan pandangannya padaku...menelan liurnya dalam-dalam, nampaknya masih ragu.

Mengikuti syaratku...atau tetap menjadi pesuruh setia mariana.

"Mengapa anda membuat saya bingung?! Bukankah anda bilang wanita ini musuh anda juga?! Hukum saja disini tuan...tempat ini cocok untuknya!"tandas pram nafasnya kian meninggi dari nafas sebelumnya.

Aku terkekeh sambil berkacak pinggang, menjilat bawah bibirku sampai basah.

Lalu melirik cateluna yang tak ubah bagaikan seonggok daging menggelantung atau korban tabrak lari, wanita pemberani...gila dan pembuat onar yang heran ketika darah terus menetes dari punggungku dan aku tetap baik-baik saja.

PRELUDEWhere stories live. Discover now