Trouble Maker -3-

Start from the beginning
                                    

Ayahku...william margot, ia berjalan kecil mendekati kami, kemudian langkahnya berhenti tepat dibelakang luna, dibelakang wanita yang tubuhnya bernyanyi dalam getaran..Senyum tipis ala william itu mencoba menyapaku lebih dulu dari pada kata-katanya, senyum tulus yang rasanya hari ini terlihat dipaksakan muncul di wajahnya yang berupaya meredam emosi.

Sekali lagi...aku mendapati seulas raut aneh diwajahnya...jujur kebiasaanku memperhatikan gerak gerik ayahku membuatku hafal betul siapa william margot. Meski tak sedarah denganku..sejak kami bertemu aku langsung menyukainya, apalagi saat ia mengadopsiku sebagai puteranya. Sejak saat itulah aku menganggap pria ini belahan jiwaku, seperti mariana margot. Keduanya bagian terpenting dalam jiwaku, mungkin gila karena aku mengidolakan ayahku sendiri.

Hmm william dimataku..perfect man...tunggu...jangan berfikir karena dia ayahku tapi.. aku menyukai segala tentang dirinya.

Pola hidup william benar-benar a thousand thumbs up! Bukannya aku melebih-lebihkan...Dia memang memiliki ketampanan layaknya dewa yunani..dia memang sudah berumur tapi wajah mudanya seakan tak lekang oleh waktu, entah karena kebiasaannya berolah raga teratur atau penerapan gaya sehat yang ia terapkan dalam hidupnya. William memiliki kepintaran diatas rata-rata, IQ nya menakjupkan dan responnya terhadap lawan bicaranya sangat baik.
Pria berpostur tinggi ini mempunyai lekuk tubuh yang menggiurkan dan setiap bentuknya sempurna...harum woody aromatic khas william menyengat halus walau dari jarak sepuluh meter...berbeda denganku..aku memiliki aroma yang selalu berganti-ganti seperti cateluna sekarang.

Cara bicaranya sangat sopan, walaupun dia pria yang dinobatkan sebagai orang terkaya nomor tiga dinegaraku, tidak melunturkan sikap keramahannya. Senyum alakadarnya memang terlihat menyimpan mistery..tapi percayalah ibuku bertekuk lutut karena garis manis itu.

Berpakaian alam william bagiku...sederhana tapi menarik, dia bukan fashion police yang gemar membicarakan apa dan bagaimana busana yang up to date.. entah kenapa semua yang dikenakan dikulit seputih susunya itu selalu menjadi perpaduan indah menyatu dengan tubuhnya. Ok...cukup membicarakan sosoknya yang tak ada habisnya. Intinya...aku sebagai pria saja kagum apalagi wanita.

Ekpresi wajah ayah membeku sebeku dinding es..memang ia menatapku tapi bukan berarti ia mengacuhkan perempuan yang memelukku erat, hanya aku yang jeli kalau ayahku berusaha menelan ludahnya agar tak kentara...bahkan ibuku yang notabene istrinya saja tak begitu mengenal ekpresi marah, senang atau malu dari seorang william...aku tahu siapa ayahku.

Aku bersyukur karena mengidolakan ayahku sendiri dan selalu memperhatikan sosoknya, hingga aku tahu apa yang dirasakannya.

Didepanku ia sedang mengatur emosinya. Sialan....untuk apa ia bersikap seperti itu?! Terhadap aku...atau menantunya?!...namun sepertinya bukan untukku.

"Aku melihat cateluna di jalan...aku mau memberi tumpangan untuknya...tapi kekasihmu malah lari dariku..jadi aku mengejarnya"ayah berujar santai, ia membuka percakapan canggung diantara kami bertiga. Sikap luna yang terkesan menghindar membuatku gemas, mengapa jemarinya mengerut di pundukku, kulit tipis itu bergetar diantara bulu halus milikku, bahkan sekilas suara gemeletuk gigi luna terdengar.

Mata william teralih ke kepala menantunya dan gerakan mata tajam itu turun kebahu luna lalu ke tanganku yang hanya menggantung di udara tepat disamping pinggul luna. Mungkin aneh karena aku tak membalas pelukan tunanganku...dalam diam pandangan william terpaku pada satu titik tepat di pinggul luna yang masih kosong dari jamahanku, aku tak mengerti untuk apa ayahku meneliti sekontras itu tapi detik itu juga aku jadi tertarik menautkan jemariku di pinggul luna, membalas pelukkannya.

Membiarkan william tercengang oleh aksi tiba-tibaku yang diluar dugannya, aku mengusap punggung luna serta anak rambutnya yang berantakan dari sanggul, penampilan menakjubkannya semalam hilang, berganti dengan bentuk yang awut-awutan.

PRELUDEWhere stories live. Discover now