tak ada senyum lagi atau lebih tepatnya pria ini terlihat marah, dia bahkan dengan beraninya sampai menunjuk-nunjuk keningku "jangan menipuku dengan otak pintarmu atau mata memelasmu karena itu tidak berguna lagi padaku sayang.."tandasnya geram, kedua alisnya bertautan hingga keningnya berlipat.

   "apa?! Hei..se..pertinya ka..kau sa..salah orang! ya...ka..kau salah orang!"oh ya Tuhan sampai kapan gelagapanku akan berhenti, ini memalukan, dan kenapa pria ini terus berkoar tanpa mau mendengarkan kata-kataku dulu.

"lihatlah dirimu...sepertinya kau tidak lagi pandai berbohong..kenapa ? kau kaget melihatku disini?"dia balik bertanya menyergapku pada pertanyaan aneh, menantang mata batinku untuk sadar.

tidak mungkin pria ini berbicara panjang lebar tanpa alasan...dia pasti salah satu kenalan kakakku...atau mungkin memang benar... kalau status tunangan yang disebutnya itu kenyataan...mungkin saja kan, apalagi dari cara berpakainnya yang benar-benar berkelas dan mobil Lamboghini hitam mengkilau terpakir dibelakangnya yang tak kusadari suara datangnya, hingga ke wajah terawat  bagaikan pahatan patung zaman romawi itu terantai sempurna, dia mungkin saja mengira aku adalah kakakku.

ku tahan debaran aneh didadaku, detak jantungku yang berpacu melewati batasnya, serta kepingan keraguan yang menggerakkan lidahku untuk bicara

    "a..aku, aku tidak mengerti maksudmu...aku tidak seperti yang kau bilang...dan tentu saja aku bukan tunanganmu, maaf kau sudah salah orang"kataku panjang lebar. kualihkan pandanganku kearah lain, kemana saja asal tak melihat sepasang matanya, aku tak sanggup menatap mata kebiruan yang menusuk-nusuk urat kepalaku itu lebih lama lagi.

     ujung bibirnya terangkat membentuk lengkungan, ia menjauhkan tubuhnya dariku, berdiri tegap hingga aku terlihat mengecil. dia benar-benar tinggi, kakakku akan jadi pasangan sempurna jika bersanding dengannya.

"Apa kau masih sangat marah padaku?"masih dengan pertanyaan yang sama.
Apakah mereka tengah bertengkar lalu kakakku bersembunyi darinya?!
Kepalaku pusing bukan kepalang...bukan kata-katanya saja yang mengintimidasiku...hembusan nafas segar itu menciutkan nyaliku.

"Tolong...dengarkan aku dulu, kau itu salah orang"aku menggerutu kesal, bibirku sampai gemetar disusul nyeri di kedua tungkai kakiku.

"Kalau kau benar-benar marah aku bisa maklumi...tetapi jangan pernah berakting konyol didepanku!"tegasnya tak terima, aku harus bagaimana lagi! Mengapa pria ini semakin melantur kemana-mana?!

Aku berani bersumpah kakakku sudah mempermainkannya, jika tidak...penyambutan mengesalkan ini tak akan terjadi padaku.

Memangnya salahku mempunyai wajah yang mirip dengan kakak? Aku juga tidak ingin mirip dengannya. Kalaupun ada orang salah mengira  aku adalah dia dan sebaliknya itu sudah wajar, tapi kalau di anggap berakting konyol...demi Tuhan itu mengesalkan.
"Sekali lagi aku katakan padamu..kau salah orang, ya mungkin waj..."
"Membuatku marah memang hobbymu! Tapi jangan bersikap kekanak-kanakkan...!"selanya memotong ucapanku.

Lagi-lagi aku kehilangan kesempatan bicara. "Oh atau...anak seni memang pandai berbohong..."kata demi kata hinaan menyulut emosiku kembali.

Tanganku mengepal keras memberanikan diri melawan mata lugas itu. Ibu kalau saja kau tidak memintaku kesini aku tidak akan bertemu pria ini! Tidak akan pernah.

"Hei...aku bukan anak seni dan tidak pintar berbohong atau berdalih...jadi jaga ucapanmu!"hardikku sarat emosi, kutarik selempang tasku lebih tinggi, mencengkramnya kuat-kuat.

"Lucu sekali...aku sudah sering melihatmu membela diri...tapi baru kali ini aku melihat sikap sok polosmu!" Dia melangkah mundur, denim hitam yang dikenakannya  membentuk indah pinggul pria berparas maskulin itu, Aku  mengerlingkan mata berkali-kali untuk sadar, Tuhan menciptakan kelebihan pasti ada kekurangan, tak terkecuali pria ini.

Ok aku berdusta! Melihatnya berdiri santai layaknya model pro sambil melipat tangan dibawah dada bagaikan bentuk pengalihan atmosfir dari gurun ke air terjun.

Dia begitu cerah....aroma tubuhnya memikat, hidunya yang mancung mengendus ringan ketika angin dingin menerpa tubuh kami.

"Kenapa diam? Kau baik-baik saja? Atau perkataanku tadi benar?"

Sial!!!
Bagaimana bisa aku terpedaya olehnya terus menerus. Kuhela nafas kecil lalu beringsut turun dari kerasnya egoku "aku muak mengakuinya tapi...aku baik-baik saja sebelum ibuku memintaku kesini dan satu lagi...jika kau tunangan yang baik, setidaknya jaga sikap dan cara bicaramu pada wanita...atau mereka akan lari darimu!"

Bagus vanilla! Ahhh aku puas..kata-kata itu memang pantas untuknya!

Seperti melemparkan kotoran  burung di wajahnya yang tampan..aku sudah putuskan lebih baik aku kembali dan dimarahi ibuku  habis-habisan dari pada ikut campur urusan mereka berdua, aku tidak sudi!

"Hebat...inilah mengapa keluargaku sangat tertarik padamu..."

Apakah itu pujian? Atau justru sindiran. Aku tidak perduli yang pasti aku harus pergi dari sini...detik ini juga!
     Sebelum hatiku kembali mencair tanpa bisa menghindar. Ku tatap sendu kasarnya aspal, dan bersiap melangkah. "Mau kemana...jangan pernah bersembunyi lagi..." ucapnya dingin, terdengar mengancam.

Sabar vanilla...otak pria ini memang sudah koslet sejak awal!
Tetapi mengapa aku senang saat ia mengancamku seperti itu...meski ancaman itu memang bukan untukku.

" terserah kau mau bilang apa...aku sudah lelah padanya..jadi marahlah padanya nanti ok!"kataku sambil mengangkat ponselku sejajar wajahku. Sialnya tiba-tiba saja deringan panggilan bertuliskan nama mom calling muncul dilayar.
Ya ampunnn....

Itu ibu! Secepat kilat Kuturunkan ponselku, menyembunyikan dibalik punggung "ka..kau lihat apa?!" Tanyaku saat matanya mengarah pada layar ponsel yang sinarnya masih kontras menyala terang. Kugenggam erat ponselku begitu di menampilkan wajah arogan "selingkuhanmu?!"selorohnya datar. Tak ada rasa tertarik namun aku mendadak marah "ini ibuku...dia pasti memintaku pulang...jadi selamat tinggal!" Ku angkat tanganku,  berlagak sok dekat dengan melambaikan jemariku ke udara.
     "Kau bercanda ya... jangan ngawur! rumahmu ada dibelakangmu!"
    "Itu bukan rumahku!"
    "Bercandamu tidak lucu, ah...atau kau mau kerumahku?"
     "Lebih baik kau pergi dari sini...!"teriakku hysteris. Kesabaranku benar-benar sudah di puncak.
    Dia termenung sesaat, matanya membelalak liar seperi gagak mengincar mangsa, aku pun  kembali tak bisa mengendalikan alunan nafasku.

     "Kenapa? Kenapa melihatku seperti itu?!" Sergahku heran, tatapan intens yang meluluhkan itu berusaha menawanku lewat perubahan matanya yang melembut. Dia melihatku lekat-lekat, "jangan ge-er, aku hanya merasa gaya busana dan make up mu sedikit berbeda hari ini.."ia menyimpulkan tepat seperti apa perbandingan aku dan kak luna, ya tentu saja berbeda. Aku bukan kakakku yang luar biasa modis dan fashionista itu.

Aku gadis polos yang tak tahu menahu dan tak bisa membedakan mana yang orang sebut foundation atau concealer.....! Aku benar-benar buta tentang kencantikkan.

Dia menyadarinya...walau caranya cukup frontal
        "aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu...menghilang seperti angin dan tingkahmu aneh..tapi aku mohon...jangan pernah pergi lagi....aku menyesal dengan apa yang terjadi malam itu..." dia merendahkan pandangannya, aroma mint itu menyeruak dingin menyapu wajahku yang hangat.

Membingungkan ku... apa yang terjadi dengan malam itu? Jadi...benar dugaanku kakak tidak ada dirumah...apakah mereka bertengkar? Lalu...bagaimana aku menjelaskan pada ibuku?!

Cateluna....hidupmu benar-benar rumit.  Firasatku mengatakan akan ada masalah besar jika aku mengenalnya semakin dalam...
Tidak! Baru pertama kali saja bertemu aku sudah nyaris gila dibuatnya...

Bagaimana aku bisa menahan daya penghyipnotis lainnya...oh Tuhan...aku pasti berdosa jika debaran ini karena pria yang mengaku sebagai tunangan kakakku...
Lalu apa yang harus kulakukan sekarang? Dimana aku mencarimu kak luna....?

      Ketakutanku bukan itu saja...aku takut jika terlalu lama....kami akan terjerat pada sebuah dusta...

Dusta yang akan memenjarakanku padanya...!

-hai terimakasih untuk vote dan commentnya...seneng banget aku bisa menceritakan daya khayalku pada kalian...tetap ikuti cerita prelude ya...akan lebih menarik lagi ...-


PRELUDEWhere stories live. Discover now