Bab 58

544 20 2
                                    

Happy reading...

...

Niken bersandar pada dinding di belakangnya sembari menunggu kelas di depannya menyelesaikan pembelajaran. Gadis itu memainkan kedua tali di pinggir tasnya karena merasa bosan, ia mulai menggerutu karena kelas itu tidak kunjung usai, entah apa yang sedang guru di sana jelaskan sampai menyita waktu pulang yang sudah lebih dari 5 menit ini.

Niken menegakkan tubuhnya sembari bersyukur setelah guru yang ia yakini berusia lebih dari 50 tahun itu keluar dari kelas dengan wajah lelahnya.

"Niken, ngapain di sini?" tanya Diego yang keluar lebih dulu.

"Kak Sean sama Kak Raka mana?"

Diego mengangkat sebelah alisnya, "Lah mereka udah balik."

Niken terkejut bingung, "Balik? Bolos gitu?"

Diego menganggukkan kepalanya, "Tapi kayaknya masih di parkiran sih, mereka lewat belakang soalnya. Biasa, mau cepet-cepet ketemu Zefa," jelas Diego.

Niken berdecak, "Ya udah Kak. Gue cari mereka dulu, bye!"

"Lah?" beo Diego bingung melihat Niken yang terburu-buru.

Niken berlari keluar melewati gerbang sekolah, menghiraukan manusia-manusia yang berlalu lalang di depannya dengan gesit hingga dirinya akhirnya sampai di parkiran.

"Ehh! Tunggu!" Niken segera menghadang motor Sean yang sudah menyala, tinggal melaju saja di perbatasan parkiran.

Sean membuka kaca helmnya bingung melihat sosok familiar di depannya, "Kenapa?"

"Ada apa sih? Jalan!" teriak Raka yang berada di belakang Sean.

"Kalian turun dulu! Ada yang mau gue omongin!" ucap Niken terburu-buru, bahkan saking nekatnya ia menarik kunci motor Sean hingga membuat mesinnya yang menyala langsung mati seketika.

Sean melepaskan helmnya dengan alis yang terus berkerut seperti biasa, sementara Raka yang tidak sabaran langsung turun dari motor sembari melepaskan helmetnya brutal.

"Lo kenapa sih ha? Gue mau buru-buru ke rumah sakit!" sentak Raka geram.

Niken menghela rendah, jujur saja ia masih sangat kesal dengan kedua cowok itu. Tetapi, kalau tidak sekarang, kapan lagi ia harus mengatakannya?

"Ini tentang Zefa. Terserah kalau kalian mau pergi. Gue tinggal nggak usah bicara," sungut Niken yang lalu mengembalikan kunci motor Sean. Gadis itu sudah akan berbalik, tetapi lengannya langsung ditarik Raka hingga membuatnya kembali berhadapan dengan cowok itu.

"Lo udah begini. Terus mau pergi gitu aja?" tanya Raka berusaha sabar.

"Terserah, intinya gue cuma mau ngasih tau kalau Zefa dibuli." Ucapan Niken membuat Raka tanpa sadar mengeratkan cengkeramannya pada lengan gadis itu.

"Lepasin! Sakit," rintih Niken sembari menarik tangan Raka agar melepaskannya.

"Dibuli gimana maksud lo?" tanya Sean tenang.

Niken berpikir sejenak, "Dipukul, didorong, ditampar? Kayak gitu," sahut Niken menjawab.

"Siapa yang ngelakuin?! Kenapa lo baru bilang sekarang?"

"Kok lo nyolot ke gue sih?! Kalau bukan gara-gara lo nampar Zefa, mereka nggak bakal berani nekad gini ke Zefa!" Niken mundur selangkah, "Kak Indah, Kak Sia, Gita, yang lain gue nggak tau. Gue nggak kenal."

"Lo tau dari siapa Ken?" Sean turun dari motornya. Ekspresinya berubah bengis setelah Niken menjelaskan.

Niken melirik Raka sekilas sebelum menatap Sean, "Gue lihat sendiri. Dan ternyata itu udah ketiga kalinya mereka ngelakuin itu. Dan herannya gue, bisa-bisanya kalian nggak sadar, Zefa sampai pincang waktu itu, dia juga ada banyak bekas luka gara-gara itu."

Beetle Knight and Princessحيث تعيش القصص. اكتشف الآن