Bab 11

535 18 0
                                    

Sean hendak menoleh ketika melihat sosok familiar yang duduk di meja sampingnya, namun tertunda karena kedatangan seorang lainnya. Yang membuat Sean tidak jadi menoleh.

"Dibungkus?"

"Dibungkus aja ya, kita makan di rumah gue?" tanya gadis itu dengan ekspresi sengaja diimut-imutkan yang membuat Sean kesal, dan lantas mengacak puncak kepala cewek itu.

"Geli gue,"

Mereka berjalan pergi sembari berbincang kecil, sampai perhatian Sean beralih pada seorang gadis dengan seragam pramuka yang menyalipnya. Terlihat familiar.

"Ih Sean, liat gue ih! Lagi ngobrol juga," Ayla menarik kepala Sean agar menatap dirinya.

"Gimana kalau kita jalan-jalan lagi, mumpung malam minggu kan?" pinta Ayla.

Sean mendengus, "Bilang aja kalau kagak mau ngerjain tugas dari gue," sungut Sean membuat gadis itu tertawa.

Sean beberapa kali menoleh ke belakang untuk memastikan pengelihatannya. Dan ternyata benar, cewek yang dia lihat tadi memang Zefa. Sean mengangkat tipis kedua sudut bibirnya. Melihat itu Ayla jadi ikut mencari tahu siapa yang sudah membuat temannya bisa tersenyum seperti itu.

"Lo kenal sama dia?" tanya Ayla yang langsung membuat Sean menoleh, namun tidak menjawab pertanyaan Ayla.

"Cantik sih, imut juga. Tapi wajahnya kek judes banget. Lagi badmood kayaknya," ujar Ayla yang masih mengamati cewek yang ditatap Sean.

Sean menatap Zefa, ucapan Ayla membuat Sean menyadari gurat berbeda dari wajah cantik itu. Apa terjadi sesuatu dengan gadis itu? Sean menggelengkan kepalanya, mengusir pemikirannya lalu naik ke atas motor.

"Ayo balik,"

.

.

.

Mood Zefa benar-benar buruk sejak tiga hari yang lalu. Tepatnya setelah ia mendapati Sean pergi dengan wanita lain. Bukan hanya sekadar pergi, namun tatapan Sean kepada wanita itu juga terlihat berbeda, tidak jutek seperti ketika melihatnya. Ah, memikirkannya saja semakin membuat beban pikiran Zefa bertambah.

"Eh Zef, lo belum save nomer gue ya?" tanya Naufal yang baru saja melihat story Linda yang membuatnya teringat jika ia belum memiliki nomor Zefa.

"Gue blokir Naufal," jawab Zefa.

Naufal mencari nomor Zefa di grup kelasnya. Namun di nomor itu masih ada foto profil dan info Zefa. "Tapi PP lo masih ada Zef," ujar Naufal.

"Terus kalau ada foto profilnya kenapa?" tanya Zefa lesu. Ia duduk sendirian sekarang sebab memang Niken tidak masuk karena sakit.

Naufal tidak menjawab dan langsung menelepon nomor Zefa. Sedang Zefa berdecak ketika mendengar nada dering dari benda kotak di kolong mejanya. "Ini siapa?"

Naufal menyahut ponsel Zefa, "Nah ini yang mau gue bilang Zef,"

Zefa hanya diam menatap Naufal yang hendak menjelaskan sesuatu. Ia benar-benar malas untuk melakukan apa-apa hari ini, ditambah tidak ada Niken. Namun Naufal dengan baik hati mau menemaninya, walau sejak tadi diacuhkan.

"Waktu lo bilang kalau lo nelfon gue waktu itu...itu bukan gue," Zefa mengernyit dengan wajah malas.

"Kayaknya lo salah nomor deh Zef. Salah satu angka aja udah beda pemilik. Coba lo liat, siapa yang lo blokir,"

"Males upal," jawab Zefa lesu sembari menelungkupkan kepalanya di atas tangan. Sepertinya itu akan menjadi nama panggilan baru Zefa pada Naufal.

Naufal mencebik, lalu mencari kontak yang diblokir Zefa di ponsel gadis itu. namun ia tidak menemukannya. "Nggak ada tuh yang lo blokir Zef, udah lo buka blokirannya?"

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang