Bab 35

384 11 3
                                    

Tepat pukul 00.00 Zefa terbangun kala mendengar nada dering yang berasal dari ponselnya. Menggeliat pelan, Zefa mencari ponselnya yang ia taruh di atas nakas samping tempat tidur. Ini merupakan alarm yang sengaja ia buat untuk jam belajar malam. Setelah mematikan alarm, mata Zefa mengeriyip melihat notifikasi pesan yang muncul bertubi-tubi karena dirinya tidak sengaja menyalakan mode wifi.

"Kak Sean?" gumamnya karena nama kekasihnya yang berada di paling bawah notifikasi yang muncul. Tidak berpikir panjang Zefa langsung membukanya.

Maaf nggak angkt
Tdi hp ketinggalan

Cuma dua pesan dengan kalimat singkat, namun cukup untuk membuat Zefa melupakan rasa kantuknya. Dan lagi, bukan hanya pesan yang muncul, namun juga notifikasi panggilan tidak terjawab ikut menghiasi roomchatnya dengan Sean.

Baru saja Zefa beniat melakukan panggilan pada nomor itu, namun tidak jadi karena mengingat waktu yang sudah larut.

"Kak Sean pasti udah tidur," gumamnya.

Beberapa detik kemudian Zefa tertegun melihat info nomor Sean yang menunjukkan jika cowok itu tengah online. Ragu-ragu Zefa ingin mengetik pesan, namun akhirnya ia memilih menunggu ketika melihat tanda yang menunjukkan Sean tengah mengetik.

Belum tidur?

Zefa menutup mulut secara reflek karena pesan yang Sean kirimkan. Padahal di pesan itu sama sekali tidak menunjukkan hal istimewa. Namun tetap saja ia salah tingkah saat membacanya. Tidak ingin membuat Sean menunggu terlalu lama Zefa segera mengetik untuk memberikan balasan.

Belum, kamu baru pulang dari kafe?

Bukannya mendapatkan balasan, Sean tiba-tiba mengajaknya melakukan panggilan video yang berhasill membuat Zefa panik setengah mati.

"Kok tiba-tiba telfon sih?" Zefa langsung melompat untuk ke kamar mandi, meninggalkan ponselnya yang terus berdering.

Zefa berteriak panik melihat wajahnya yang sangat acak-acakan, belum lagi rambutnya yang mengembang. Sepertinya membutuhkan waktu lama untuk mengurusi rambutnya, Zefa pun melewatkannya dan langsung mencuci wajahnya dengan gerakan kilat. Setidaknya ia harus menghilangkan bekas liptint yang menyebar sampai pipi karena sepulang dari makan malam tadi ia tidak sempat mencuci wajah sebab terlalu mengantuk.

Setelah memastikan wajahnya lumayan bersih Zefa langsung keluar, ia mengambil selimut dan ia gunakan untuk menutupi wajahnya. Zefa mengambil ponselnya setelah merasa siap, namun senyum bahagianya langsung hilang setelah membaca pesan Sean.

Ya udah, selamat tidur. Night

Zefa melongo membaca pesan itu. "Hah,"

.
.
.

Zefa memperhatikan abangnya yang tengah bermain game online di ponselnya, lalu berganti menatap Sean yang juga melakukan hal sama dengan Raka. Kedua cowok itu duduk berhadapan. Namun entah mengapa Zefa merasa ada yang aneh.

"Nik," panggil Zefa.

Niken menoleh tanpa menghentikan kegiatannya melahap makanan yang baru ia beli disalah satu stan makanan di kantin.

"Lo ngerasa ada yang aneh gak sih?" tanya Zefa.

"Aneh?"

Zefa dengan gerakan mata menunjuk Sean dan Raka yang sedari tadi diam, bahkan tidak ada satu pun kata keluar dari mulut keduanya. Walau Sean memang sosok yang pendiam, namun tidak dengan Raka yang di beberapa waktu tidak betah dengan keheningan. Makanya terlihat aneh.

"Kayaknya. Berantem kali."

Zefa merengut. Entah ke mana James, Gio, dan Diego. Mereka belum juga kembali setelah dipanggil wali kelas karena telat mengembalikan buku perpustakaan.

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now