Bab 20

532 16 0
                                    

Langit malam sudah muncul dari beberapa jam yang lalu. Bintang-bintang dan bulan tertutup awan hitam dikala hujan yang baru saja berhenti. Suara deru motor yang berhenti di depan rumah sederhana itu membuat seorang gadis keluar dari dalam rumah.

Ayla tersenyum melihat Sean yang datang dengan membawa kantung kresek di tangannya.

"Akhirnya abang gojek gue datang," ujar Ayla sembari menghampiri Sean.

Sean menyentil kening Ayla setelah gadis itu mengambil kresek yang ia bawa, "Awas kalau sampai kelupaan makan lagi," peringat Sean.

Ayla mendengus, "Ish, jan sembarangan sentil gue kenapa sih? Kalau gue bodoh, terus nggak ada yang mau nikah sama gue gimana?" sungut Ayla.

"Berarti gue yang harus turun tangan," jawab Sean.

"Turun tangan?"

"Nikahin lo," sahut Sean tanpa beban.

"Anjir, gue punya cowok!" ujar Ayla memperingatkan dengan wajah garang.

Sean terkekeh kecil, "Palingan bentar lagi putus,"

Ayla berdecak kesal, sudah ancang-ancang menepuk kepala Sean, namun cowok itu segera menahan tangannya.

"Udah, cepetan dimakan,"

"Nggak mampir?" tanya Ayla.

Sean menggeleng, "Gue mau kumpul,"

"Eh, btw. Kabarnya si Zefa gimana?" tanya Ayla yang tiba-tiba teringat.

Sean mengangkat sebelah alisnya, seolah bertanya kepada Ayla kenapa gadis itu menanyakan Zefa.

"Maksud gue. Emm, gue mau bilang," Ayla menautkan jemarinya di bawah, "waktu itu gue nggak sengaja nge-follback dia,"

"Follback?"

Ayla meringis, "Iya. Pas gue pinjam hp lo. Tiba-tiba dia follow, terus nggak sengaja gue follow balik,"

Sean menghela napas.

"Mau gue pencet lagi, ntar lo nya dikira stalker. Makanya gue biarin,"

"Terus?" tanya Sean dengan malas.

"Gue takut dia kepedean. Sorry baru bilang," ujar Ayla. Walau meminta maaf, tapi cewek itu terlihat sama sekali tidak menyesali perbuatannya.

"Gue balik," ujar Sean mengabaikan ucapan Ayla. Dia mengacak puncak kepala gadis itu sebelum berbalik menghampiri motornya.

"Ish, hati-hati!"

Sean mengangguk kecil seraya menutup kaca helmnya. Cowok itu pergi dengan motornya di malam yang sunyi. Suara kendaraan tidak terlalu ramai di jalanan sepi itu-sengaja, ia sedang tidak ingin kebut-kebutaan di jalan. Hingga beberapa menit kemudian ia sampai di depan rumah mewah milik sahabatnya. Langsung masuk begitu saja ketika melihat gerbang yang terbuka, di sana sudah ada beberapa motor milik teman-temannya.

Ya, di malam yang gelap, tenang, dan sepi ini Sean memilih menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Walau sudah lelah dengan kegiatan di sekolah yang ia lanjutkan dengan bekerja, bertemu teman-temannya adalah sesuatu yang cukup untuk menghilangkan penatnya.

Kedatangannya langsung disambut oleh Diego dan Gio yang datang lebih dulu darinya.

"Nyokap udah tidur?" tanya Sean langsung setelah duduk di ruang keluarga itu.

Raka mengangguk, "Abis lembur,"

Sean menyandarkan tubuhnya dengan tenang, mengabaikan Diego dan James yang berisik karena bermain play station. Tenang, hampir seluruh kamar di rumah ini kedap suara, termasuk kamar orang tua Raka. Jadi untuk ramai sedikit tidak apa-apa.

Beetle Knight and PrincessUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum