Bab 52

421 16 3
                                    

Happy reading🫶🫶🫶
_________

Bugh!

"Akhh!"

Zefa merintih lirih saat tubuhnya didorong dengan kasar menubruk dinding batako di belakangnya.

"Akhirnya setelah sekian lama gue bisa lihat nih cecunguk!" Indah menarik dagu Zefa dengan kasar lalu menukiknya tanpa perasaan. Tidak peduli Zefa yang kesakitan karena ulahnya.

Memberontak pun tidak bisa karena Indah langsung menginjak keras kakinya hingga gadis itu memilih menyerah dan menerima perlakuannya.

Zefa menoleh, lalu menghela napas saat melihat wajah beberapa gadis yang ia kenal baru saja datang.

Wajah Sia terlihat sangat tak bersahabat. Biasanya gadis itu selalu datang dengan senyuman mengejek yang kadang kala bisa membuatnya kesal. Namun sekarang terlihat berbeda.

Zefa pikir Sia yang datang terakhir, namun tak lama setelah itu sosok gadis yang sangat ia kenal mulai masuk. Gadis itu nampak terkejut melihat keadaannya. Begitu juga dengan Zefa yang tidak percaya dia datang bersama orang-orang yang akan merundungnya.

"Jangan ngelamun bego!" Indah kembali mendorong Zefa keras hingga tubuh gadis itu menubruk tumpukan kayu di belakangnya.

"Tolong..." lirih Zefa saat ia merasa punggungnya seperti ada yang robek saat ia bergerak.

"Kak Indah!"

Lena, gadis itu dengan wajah panik akan menghampiri Zefa, namun dengan cepat Gita menahan tangannya.

"Kita udah kompromi, Lena." ucap Gita memperingatkan.

"Itu keterlaluan, Git!"

"Lo diem di sini atau gue bakal bikin lo juga di posisi dia!" ancam Gita sembari menunjuk Zefa.

Lena mengepalkan tangannya, ia langsung mengalihkan pandangan karena tidak kuat melihat kondisi Zefa sekarang.

Bugh!

Zefa terbatuk saat Sia tiba-tiba menendang perutnya.

"Zefa!"

Lena yang berkali-kali ingin menolong Zefa terus ditahan oleh Gita.

"LO DIEM DI SINI ANJING!" Gita mendorong tangan Lena kesal.

Tanpa belas kasihan Sia menarik kerah seragam multimedia Zefa. Zefa pun terpaksa membuka matanya yang semakin memberat ingin menutup.

"Lo lihat orang-orang di sini?"

Zefa mengedarkan pandangannya, menatap para gadis yang tentunya semuanya ia kenal. Bahkan salah satu dari mereka adalah sahabat dekatnya dulu.

"Lena," panggil Zefa lirih. Ia benar-benar membutuhkan pertolongan sekarang, tubuhnya terasa remuk.

Gita melirik Lena yang enggan menatap Zefa, lalu melangkah mendekat. Ia mendorong satu kaki Zefa dengan kencang membuat Zefa kembali terperosok ke tanah.

"Gara-gara Lo gue harus berurusan sama Abang bajingan Lo itu, Anjing!" ungkap Gita geram sembari menjambak rambut Zefa kuat. Sia pun langsung bergeser, membiarkan Gita mengambil gilirannya.

"Gi--Gita. Gue ngg--nggak tau..."

Gita mendengus, "Sebenarnya gue suka sama Abang Lo, Zefa."

Pengakuan Gita membuat Indah dan Sia menahan tawa. Tidak dengan Sandra dan Lena yang malah merasa iba pada Zefa, namun mereka tidak bisa melakukan apa-apa.

Gita menunduk menyetarakan tingginya dengan Zefa, kedua tangannya terulur menangkup wajah Zefa kasar.

"Tapi sayangnya gara-gara Anjing kayak Lo!" Tiba-tiba Gita menjambak rambut Zefa semakin kuat, tidak peduli seberapa kesakitan gadis itu sekarang. "Kalau Lo nggak laporan ke Raka, gue nggak bakal kena masalah sama dia!"

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now