Bab 13

4.4K 139 0
                                    

"Jangan bilang," Diego berusaha menahan Gio yang hendak mengampiri Raka di gazebo.

"Ini soal harga diri kita juga Go! Raka bakal tambah marah kalau kita rahasiain ini," sahut Gio cepat.

Diego mengacak rambutnya sembari mengikuti langkah Gio. Sesampainya di gazebo Gio langsung menceritakan kejadian sepulang sekolah tadi kepada Raka.

"Deon nantang balapan?" tanya Raka sembari mencengkeram kayu gazebo.

"Mungkin gue jadi temen brengsek gara-gara ngomongin ini ke lo dengan kondisi kayak gini. Jadi, biar gue yang gantiin," ucap Gio penuh keyakinan.

"Lo juga sama aja kayak gue bangsat," sungut Raka sarkas. Karena Gio juga mengalami kecelakaan di waktu yang sama dengan Raka, namum dengan konteks dan alasan yang berbeda. Raka kecelakaan karena Deon yang berbuat curang di arena balap, dan Gio yang kecelakaan karena diganggu teman-teman Deon. Walau memang Raka yang lebih parah waktu itu, karena ia harus berbaring di ranjang rumah sakit selama berbulan-bulan.

"Apa perlu gu-"

"Gak. Lo nggak usah ikut-ikutan," Raka langsung menyela. Karena Raka tahu siapa Deon. Diego belum terlalu lama masuk ke arena balap liar, Deon pasti akan menggunakan kesempatan itu untuk menjatuhkan mental Diego nantinya. Belum lagi jika Deon berbuat curang seperti kepadanya dulu.

"Lo berdua tenang aja. Gue aja yang maju," ucap Raka tenang. Walau mungkin ia akan melanggar larangan ibunya sekali lagi.

"Biar gue yang turun. Kapan?" Sean datang dari belakang dengan wajah datar setelah mendengar percakapan sahabat-sahabatnya.

Sontak mereka menoleh dengan tatapan terkejut. Karena Sean paling anti dengan yang namanya balapan liar, ada suatu kejadian yang membuat cowok itu membenci tindakan ilegal ini.

"Lo semua kenapa sih? Biar gue aja. Gue udah bonyok duluan. Siapa yang bakal bantai mereka kalau kita semua celaka?" Raka bertanya dengan suara keras.

"Terus kalau lo mati siapa yang repot? Lo nggak inget nyokap lo? Bokap? Adek lo? Mereka harus gimana kalau lo celaka lagi? Gue yakin lo masih inget hancurnya mereka waktu lo celaka dulu. Seenggaknya tunggu sampai lo bener-bener pulih. Nggak usah ngedepanin ego," Sean benar-benar akan banyak bicara jika seperti ini, karena ia tahu teman-temannya akan sangat keras kepala jika dihadapkan di masalah seperti ini, terutama Raka yang memiliki emosi lebih tinggi daripada yang lain, walau cowok itu lebih banyak diam.

Raka terdiam. Memori buruk kembali mengerayangi kepalanya mengingat Mamanya yang menangis tanpa henti ketika melihatnya kecelakaan untuk pertama kalinya, Papanya yang keras menjadi hancur, belum adik cengengnya yang sampai meracau namanya ketika tidur. Bisa dibilang itu adalah salah satu kejadian terburuk yang terjadi di keluarganya.

"Kalau udah ada kabar ngomong sama gue. Jangan ada yang turun tanpa izin gue, atau gue nggak bakal segan," ucap Sean yang langsung pergi begitu saja dari sana.

.

.

.

Zefa tersenyum senang karena tadi Papa berjanji akan membelikan seblak yang ada di samping kantornya. Makanan yang katanya dapat meluluhkan hati para wanita itu, Zefa belum pernah mencobanya. Coba nanti lihat, apa bisa menurunkan kasta bakso Bu innah.

Zefa masuk ke kelas tanpa menyapa siapa pun, tidak seperti awal-awal ia masuk sekolah-- ia akan menyapa teman-temannya yang datang lebih dulu darinya supaya lebih akrab. Setelah kejadian dengan Lena waktu itu, Zefa merasa teman-teman sekelas banyak yang menjauhinya, pasti Lena sudah menceritakan hal-hal buruknya kepada mereka. Tinggal menunggu anak-anak satu sekolahan menggunjingnya.

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now