Bab 28

405 9 0
                                    

Happy Reading🪲
____

Untuk kedua kalinya Zefa bertemu dengan teman-teman SMP Sean. Dan kali ini juga dirinya masih canggung dengan mereka, namun masih sama—mereka selalu memulai pembicaraan terlebih dahulu, seolah sengaja agar dirinya merasa nyaman.

"Kalau nih bocah macem-macem, lo tusuk aja pantatnya," canda Daniel yang langsung dibalas tawa oleh mereka.

"Anjir, ya kali Zefa lu suruh nusuk pantat Sean," gidik Kevin melebih-lebihkan.

"Kalau Sean macem-macem, lo cari gue aja. Gue pasti samperin di manapun lo berada," ujar Kevin melanjutkan.

"Buayanya mulai muncul di daratan teman-teman," sahut Angga. Tidak dengan yang lain, bisa dibilang hanya Angga saja yang menanggapi ucapan Kevin. Sementara yang lain hanya menatap malas Kevin, merasa ucapan itu tidak pantas ditunjukkan kepada pacar temannya sendiri. Karena prinsip mereka, terserah kalau mau suka sama cewek asal tidak merebut pacar teman.

"Iya, nanti aku hubungin kakak," ujar Zefa menanggapi. Walau ia merasa tidak nyaman, setidaknya ia harus berusaha akrab dengan teman-teman Sean kan? Namun ucapan Zefa malah membuat suasana menjadi semakin awkard, kecuali Kevin yang nampak senang mendengarnya.

"Oh ya, lo adeknya Raka bukan sih?" tanya Daniel mengalihkan pembicaraan.

"Kakak kenal abang Zefa?"

"Anjir, serius lo adeknya Raka?" tanya Angga nampak terkejut.

Zefa menganggukkan kepalanya antusias, "Iya, bang Raka. Abang gue,"

"Siapa sih yang nggak kenal Raka, bahkan anak sekolahan gue aja kenal sama abang lo," sahut Bryan menanggapi.

Zefa mengernyitkan kepalanya, ia tidak menyanfgka kakaknya sepopuler itu, "Emang populer kenapa?"

"Dia kan ra—"

"Masih laper?" tanya Sean yang baru datang setelah mengambil barang-barangnya yang ia tinggal di sana.

Zefa menggelengkan kepala, "Nggak, udah kenyang," jawab Zefa dengan senyum merekah. Walau senyuman itu sebenarnya karena ia senang tidak melihat Ayla di sini. Entah mengapa rasa tidak sukanya kepada sahabat Sean itu semakin besar. Apa ia sudah berlebihan karena cemburu dengan sahabat kekasihnya?

Sean mengambil tempat di samping Zefa.

"Emang Raka siapa sih? Kok gue nggak kenal?" tanya Kevin.

"Dia yang nyetak gol terbanyak waktu kita tanding terakhir pas kelas 9,"

"Pengalaman kelam banget waktu lawan dia. Kek satu tim kita cuma buat musuh dia, mana beban banget temen-temennya," lanjut Angga.

Zefa tersenyum, merasa senang karena ada orang yang membangga-banggakan kakaknya yang hanya tahu bermain game dan tidur itu.

"Tapi gue denger dia habis kecelakaan,"

"Udah sembuh kok,"sahut Zefa cepat.

"Balapan bukan sih?"

"Deon bukan sih yang curang?"

Zefa mengernyit mendengar nama yang Bryan sebut, "Kak Deon?" tanya Zefa sembari melirik Sean yang sedang menegak es tehnya.

"Haah, katanya dia yang sabotase motor Raka. Tapi cuma ditahan seminggu gara-gara nggak ada bukti, dia juga masih di bawah umur waktu itu,"

Suara gelas yang bertubrukan dengan meja langsung menyadarkan Bryan. Membuat keheningan kembali terasa. Zefa masih menatap Sean dengan tatapan meminta penjelasan.Kenapa ia baru tahu jika Deon yang menyebabkan kakaknya kecelakaan? Zefa mengepalkan tangannya, jika tahu akan hal ini mungkin ia akan menampar Deon kemarin. Matanya memanas, mengingat kejadian setelah Raka kecelakaan waktu itu membuat dirinya selalu merasa emosinal.

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now