Bab 7

4.8K 163 0
                                    

Kepulan asap rokok dan baunya yang khas menemani malam yang sunyi. Kelima cowok SMA itu terlihat nyaman dengan kegiatan masing-masing. Karena hanya di malam hari mereka bebas, mengingat jika sekolah mereka menerapkan sistem full day school.

"Njir Go, napa lo jadi letoy gini sih?" Gio bergidik ngeri melihat teman seperjuangannya yang joget-joget di depan kamera.

"Si Sari gara-garanya. Tuh cewek liatin cowok joget mulu katanya," sahut James tidak habis pikir, sembari mengingat Diego yang terbakar api cemburu karena ulah mantan masa kecilnya.

"Anjir. Sari lagi, Sari lagi. Move on napa bang," cibir Gio.

Setelah menyelesaikan kegiatannya, Diego mangambil ponselnya dan ikut duduk di antara teman-temannya, "Yang gampang balikan sama mantan kagak diajak," sindir Diego.

Gio langsung melemparkan sandalnya pada Diego.

"Ck ambekan lo jadi cowok,"

"Napa nggak sama adeknya babang Raka aja. Masih jomblo kan bang?" tanya James.

Raka menaruh rokoknya dan menatap James dengan tatapan tidak bersahabat, "Awas aje lu deketin adek gue. Gue mutilasi burung lo!" ujar Raka sadis.

James sampai meringis mendengarnya, karena Raka tidak pernah main-main dengan ucapannya. Kalau A ya A, B ya B, dia tidak akan memberikan keringanan apa pun jika ada yang bermain-main dengan miliknya.

"Lah, bukannya dedek Zefa dah sama Oppa Sean ya?" celetuk Diego kepo.

Sean yang sedang sibuk dengan ponselnya mendongak mendengar namanya dipanggil. Membuat teman-temannya yang lain ikut menatap ke arahnya.

"Sebenernya ada apaan sih lo sama adek gue? Napa cuma gue yang nggak tau?" tanya Raka setelah sekian lama lupa-lupa terus ingin menanyakan masalah ini.

Sean memberikan tatapan tajam kepada yang lain, ia masih teringat permintaan Zefa yang melarangnya untuk memberitahukan kejadian waktu itu kepada Raka.

"Adek lo nyium Sean," ujar Gio dalam keheningan.

Spontan Raka langsung menoleh pada Sean. Sean berdecak dan menoyor kepada Gio kuat.

"Eh anjir. Kan yang gue bilang be-" Gio menghentikan ucapannya saat melihat ekspresi teman-temannya yang seolah mengatakan jika hidupnya tidak akan bertahan lama setelah ini.

"Adek gue nyium lo?" beo Raka yang masih cengo dengan fakta yang baru saja ia ketahui.

"Harus berapa kali gue bilang kalau Zefa nggak nyium gue. Dia cuma bisik-bisik!" ujar Sean menekankan dengan wajah dingin.

"Tapi waktu itu-" James langsung membungkam mulut Diego yang masih akan kembali mengeluarkan pendapat.

"Lo percaya sama gue," ujar Sean meyakinkan.

Suara dering ponsel memecahkan keheningan selama beberapa saat.

"Wah, panjang umur dedek Zefa," celetuk James setelah melihat nama di layar ponsel Raka.

"Loud speaker Rak," pinta Gio, dan Raka menurutinya.

"ABANG KECEBUR GOT DI MANA SIH HA?" suara menggelegar Zefa langsung menyambut sampai Raka reflek menjauhkan ponselnya.

Sean juga ikut menoleh karena terkejut.

"Dedek Zefa, nggak baik lo teriak-teriak sama abang sendiri," ujar James.

"Loh, ini siapa? Bukan abang ya? Atau abang diculik? MAMA! ABANG DICULIK!" suara itu terdengar benar-benar panik, tidak sedang dibuat-buat.

"Eh woy! Gue di sini, apaan sih lo?" sahut Raka sembari menepuk-nepuk telinganya yang berdengung karena teriakan Zefa.

Beetle Knight and PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang