Bab 5

721 22 0
                                    

Zefa dan Linda baru saja kembali dari perpustakaan setelah disuruh guru untuk meminjam buku. Zefa berdecak ketika matanya bertabrakan dengan Lena dan teman-teman barunya.

"Ya iya dong. Padahal yang kerja keras orang tua, tapi anaknya yang sombong,"

"Apalagi punya abang famous, lagaknya kek selebriti,"

Zefa mencengkeram erat buku di tangannya. Ia tahu betul siapa yang mereka sindir. Terus memangnya kenapa? Bukannya orang tua bekerja juga untuk anak-anak mereka? Dan dia juga tidak berniat untuk sombong, ia hanya ingin menutup mulut kakak kelas menyebalkan itu. Dan untuk Raka, memangnya ini salahannya jika ia memiliki Raka sebagai kakaknya? Setidaknya itu yang Zefa pikirkan agar ia tidak keblabasan melemparkan buku di tangannya ke wajah-wajah mahal mereka.

Zefa akan kembali ke tempat duduknya sebelum ia mendengar namanya di panggil oleh seseorang di belakangnya. Zefa menghela napas berat lalu menghampiri cowok kelas sebelah itu.

"Ke kantin yuk Fa," ajak anak kelas sebelah bernama Reza itu.

Zefa melirik Gita-teman Lena yang sudah mengatainya tadi, lalu teringat jika cewek itu sangat menyukai Reza sejak masuk sekolah, bahkan ada desas-desus jika Gita pernah menyatakan perasaannya, namun sayangnya ditolak.

"Oke. Tapi gue ajak temen gue boleh?" tanya Zefa sengaja. Melihat raut muka berharap Gita membuatnya senang.

"Boleh-boleh aja sih," jawab Reza ragu.

"Yuk Lin," Zefa langsung merangkul Linda yang seperti orang gagu itu. Sangat puas melihat ekspresi Gita yang terlihat seperti sudah dikhianati.

Sungguh, rasanya Zefa masih tidak bisa percaya jika dirinya diberikan teman selemot Linda dalam kehidupannya ini. Namun di tengah jalan ada panggilan untuk Linda pergi ke ruang guru. Alhasil Zefa hanya berdua saja dengan Reza.

Mereka berjalan bersama ke kantin. Reza banyak berbicara hal yang tidak penting, atau lebih tepatnya pembicaraan cowok itu tidak terlalu cocok untuk Zefa. Ya, lagipula masih ada Sean di hatinya. Tidak mungkin ia bisa langsung melupakan Sean begitu saja hanya karena ia ingin move on, ditambah dengan fakta bahwa Sean dan kakaknya dekat pasti akan lebih sulit bagi Zefa melepaskan perasaannya pada Sean.

Zefa langsung menghentikan langkahnya ketika melihat cowok-cowok yang ia kenal di salah satu meja, "Eh Za, di sana aja," ujar Zefa menunjuk random.

Reza mengernyit, "Nggak ada tempat kosong Ze, lagian ada kakak kamu juga kan?"

Zefa meringis melihat tatapan horor dari Raka. Ia sempat goyah, tapi sepertinya ini adalah kesempatan untuk membuktikan jika ia sudah melupakan Sean.

"Oke deh,"

Mereka berjalan ke meja yang baru saja kosong. Tepat di samping meja para cowok tampan itu duduk.

"Eh dedek Zefa. Nggak mau gabung aja ma kita?" tanya James sengaja.

"Eh enggak kak, kita di sini aja," tolak Zefa.

"Duduk sini lo!" Tanpa aba-aba Raka langsung menarik kerah kemeja Reza untuk duduk di sampingnya.

"Abang, jangan tarik-tarik gitu," omel Zefa terkejut dengan kebrutalan kakaknya.

"Kita mau pindah aja kalau gitu," ajak Zefa sembari menarik pergelangan tangan Reza, hendak mengajaknya pergi. Yang sontak langsung membuat cowok-cowok di meja itu menatap Sean yang sedari tadi masih tenang.

Namun Raka hanya mengabaikannya. Ia menepis tangan adiknya. Dan menatap Reza tajam.

"D-di sini aja Fa," tolak Reza gugup. Sepertinya ia sudah membuat keputusan yang salah dengan mendekati adik macan lapar satu ini.

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now