Bab 42

374 13 1
                                    

Happy Reading...

🐞🦋🐞🦋

"Sumpah demi apa pun. Kok lo bisa sih nyerang Gita begitu?" tanya Niken yang masih dapat mengingat jelas penyerangan yang Zefa lakukan tadi pagi.

Zefa menghela rendah, "Entahlah, lagi kesel aja."

"Gara-gara Kak Raka?" tanya Niken curiga.

Zefa mengangguk lemah sembari meluruskan kakinya di atas karpet yang berada di bagian kosong belakang kelas. Hanya ada beberapa murid di kelas karena hari ini adalah hari pertama masuk sekolah. Hanya pengurus kelas yang sibuk untuk mengurus tentang peminjaman buku perpustakaan, pembelian modul, dan pangambilan almamater jurusan yang baru jadi semester ini.

"Gue ngerasa abang kayak berubah. Dia kasar,"

Niken menatap bingung, "Dia mukul lo?"

Zefa menggeleng, "Nggak separah itu. Dia diemin gue terus. Setiap gue ajak keluar, pasti nolak. Kalau gue maksa ikut dia main, Abang pasti marah. Abang kayak nggak suka aja sama gue," Zefa tidak bisa menutupi rasa frustasi akan sikap abangnya beberapa hari silam. Entah dimulai sejak kapan, Abangnya itu benar-benar seperti menjadi orang berbeda dari yang ia kenal. Bahkan tatapannya kepadanya pun menjadi lebih tajam daripada sebelum-sebelumnya.

"Gue pernah cerita kan kalau Abang kayak marah sama Kak Sean?"

Niken mengangguk.

"Anehnya mereka jadi deket lagi," Zefa berdecak, "Bukannya gue nggak suka mereka baikan. Cuma yang anehnya tuh Abang juga jadi akrab sama Kak Ayla. Padahal sebelum-sebelumnya Abang kayak nggak suka banget sama Kak Ayla."

Niken mendengarkan dengan serius dan mulai ikut berpikir atas masalah yang dihadapi sahabatnya itu, "Lo udah pernah cerita pas lo mergokin Kak Sean sama cewek itu di hotel?"

Zefa menggeleng, "Gue takut Abang berantem sama Kak Sean."

"Ada apa nih mojok berdua?" Naufal datang dengan senyum sumringah dan langsung duduk di depan Zefa.

"Ngelesbi bang," sahut Niken asal.

"Anjir, eike juga trans kok. Boleh dong join."

"Ih upal!! Jangan bikin kesel," sungut Zefa. Ia sedang tidak ingin bercanda sekarang.

Naufal menatap Niken, seolah bertanya tentang Zefa. Namun, Niken hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Upal!" panggil Zefa tiba-tiba.

"Iya Tuan Putri?"

Zefa diam sejenak, berpikir. "Si Gita mana?"

"Gita?"

Zefa mengangguk, "Pengen gue cakar wajahnya. Ngeselin banget jadi manusia."

.

.

.

Zefa menghentikan langkah tepat di belakang beberapa cowok dan seorang cewek dengan seragam berbeda yang tengah berbincang itu.

"Eh Zef," sapa James yang pertama menyadari kehadiran Zefa membuat yang lainnya ikut menoleh.

Zefa menatap sekilas Ayla yang tengah menatapnya, senyuman cewek itu langsung lenyap setelah ada dirinya. Lalu Zefa mengalihkan pandangannya dan menatap Abangnya.

"Ayo pulang!" ajak Zefa. Bahkan Zefa tidak repot-repot menyapa teman-teman abangnya. Ia masih kesal karena kemarin mereka juga membohonginya perihal Ayla dan Sean yang ikut pergi ke taman.

"Lo bareng James. Gue mau nganterin Ayla," ucap Raka.

Zefa mengernyit tak suka, "Kenapa? Emang Kak Sean ke mana?"

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now