Bab 46

412 14 11
                                    

Happy Reading...

🦋 🪲🦋 🪲

Hari berlalu begitu cepat. Ini sudah dua bulan sejak perundungan kecil yang Raka lakukan kepada Indah. Semuanya berlalu begitu saja. Dan sesuai tebakan, tidak ada yang berani melaporkan Raka, tentunya karena kuasa yang cowok itu punya. Tidak peduli betapa traumanya Indah karena cowok itu, tidak ada yang mau repot-repot ikut campur karena takut terkena masalah.

Bel pertanda jam pelajaran kedua baru saja berbunyi. Hanya ada beberapa anak di kelas itu. Setelah membersihkan kelas, kebanyakan dari mereka memilih ke kantin untuk bersantai. Toh hari ini tidak ada pelajaran apa-apa, hanya ada kegiatan bersih-bersih karena besok ada penilaian sekolahan dari para donatur yayasan.

"Sumpah demi apa pun. Ini gue nggak salah lihat kan?" tanya Niken sembari menunjukkan layar ponselnya kepada Zefa yang tengah membaca novel.

Zefa pun dengan malas melihat foto yang Niken tunjukkan. Ekspresi Zefa langsung berubah, ia terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang. Dan ia mengingat dengan jelas momen yang ada di foto itu.

"Ini Lo dapet dari siapa?" tanya Zefa.

Niken menggelengkan kepalanya tidak tahu, "Kayaknya dari instastory akun sekolahan,"

"Itu dari mana?"

"Grup chat sekolah,"

Zefa mengambil ponselnya lalu membuka akun Instagram miliknya. Dan benar saja, beberapa foto dengan caption nyeleneh nampak di stories akun itu yang dikirim beberapa menit lalu.

                                                                                    🦋 🪲🦋 🪲

Murid-murid SMA Penta baru saja dihebohkan dengan beredarnya foto pasangan yang disebarkan di hampir seluruh platform sosial media sekolahan yang dipegang oleh siswa. Tidak! Itu bukan hanya foto pasangan biasa, tetapi foto salah seorang siswi dengan seorang pria paruh baya yang nampak bergandengan menuju ke hotel. Sudah bisa ditebak siapa yang ada di dalam foto itu. Ya, Ayla.

Tersebarnya foto itu semakin mudah karena hari bebas yang membuat kebanyakan murid di Penta membawa ponsel dan dapat mengaksesnya di gadget masing-masing.

"Ah, sekarang gue tau kenapa Raka mati-matian belain nih udik!"

"Ya pastinya dia udah ngangkang lah," sahut seorang siswi lainnya.

Sementara bahan pembicaraan yang duduk di ujung kelas itu masih belum bisa mengalihkan pandangannya dari foto yang tampil di layar ponselnya. Tangannya yang bergetar menunjukkan jika dirinya benar-benar terkejut tanpa bisa melakukan apa pun sekarang.

"Tapi anjirlah. Masa sekelas Sean sama Raka yang udah ganteng, masih muda, kaya lagi kalah sama om-om,"

"Lah, kalau Raka sama Sean pasti udah dijatah lah uang jajannya, kalau Om kan uangnya punya sendiri," Tawa dari seluruh anak di kelas itu terdengar begitu puas setelah ucapan Sabrina yang memang memiliki dendam kepada Ayla. Tempo hari, ia pernah hampir dihajar oleh Raka hanya gara-gara dirinya memaksa Ayla ke kafe untuk mengerjakan tugas, namun Ayla terus memberikan alasan dan tidak mau ikut berkontribusi. Sejak saat itu pandangan anak-anak sekelas terhadap Ayla berubah. Ayla tak lebih dari gadis manja yang menjual kesedihan dan memanfaatkan orang-orang yang berada di pihaknya seperti Raka dan Sean.

Di tempat lain, James mendribble bola oranye itu dengan lancar sembari menghindari Gio dan Diego sebagai lawan. Sementara Raka sudah mengambil tempat di dekat ring, ia satu tim dengan James. Bukannya ikut membantu membersihkan kelas, mereka malah asyik bermain basket di lapangan indoor.

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now