Bab 32

374 11 2
                                    

Happy Reading....
Jangan lupa vote and coment

🦋🦋🦋🦋

Zefa mengikuti langkah Sean di depan yang membawanya ke sebuah gedung indekos yang cukup besar. Mata Zefa mengitari bangunan yang masih cukup asing di mata. Gedung dengan 2 lantai itu memiliki cukup banyak kamar yang disusun berhadapan, mungkin mirip seperti asrama yang ada di SMP-nya dulu.

"Baru pulang Sean?" seorang lelaki menyapa Sean dari depan salah satu kamar.

"Iya," jawab Sean tanpa menghentikan langkahnya melewati beberapa cowok yang kini menatapnya.

Sementara Zefa hanya tersenyum ramah sembari terus berjalan. Zefa limbung ketika tiba-tiba Sean menarik lengannya dan membuatnya berada di samping cowok itu.

"Jangan senyum ke cowok lain,"

"Kenapa?"

"Gue nggak suka,"

Zefa melihat tangannya yang masih Sean genggam. Seolah menunjukkan kepada cowok-cowok itu kalau Zefa adalah miliknya. Lalu menatap Sean yang terlihat menukikkan alisnya samar, memperhatikan Sean yang seolah tengah cemburu untuknya. Zefa jadi GR sendiri.

Sampai di depan kamar kost-nya, Sean mengambil kunci pintu kamarnya dari dalam tas sekolah. Setelah mengantar Zefa, Sean tidak langsung pulang. Ia kembali ke sekolah untuk mengambil ponselnya yang dibawa Diego karena tidak ia ambil selepas ujian tadi.

Pandangan Zefa teralih pada pintu yang berhadapan dengan kamar Sean. Pintu itu terbuka menampilkan sosok perempuan dengan tinggi semampai dan paras ayunya yang nampak sumringah melihat kedatangan Sean.

"Baru pulang?" tanya perempuan itu sembari mendekat. Mengabaikan Zefa yang seolah transparan di matanya.

Apa-apaan cewek ini?

"Hm," jawab Sean acuh. Ia menoleh, menarik tangan Zefa pelan untuk mengajaknya masuk ke dalam kamarnya.

"Adek lo Sean?" tanya perempuan itu tidak menyerah.

"Cewek gue," jawab Sean.

Seketika tatapan perempuan itu berubah kepada Zefa. Yang tadi mengabaikan, sekarang menatapnya dari atas ke bawah kepadanya dengan wajah culas.

"Oh oke deh. Gue pergi dulu ya?"

Ya pergi aja, ribet banget. Batin Zefa malas.

Setelah cewek itu pergi, barulah Sean menutup pintu.

Melihat Sean yang melepaskan sepatunya, Zefa pun melakukan hal yang sama. Lalu menaruh sepatu miliknya di rak kecil yang berada di samping pintu.

Zefa memperhatikan kamar minimalis di depannya. Sebenarnya cukup luas untuk ukuran kamar kos. Kasur tanpa ranjang di ujung ruangan, meja belajar, almari, dan ada pintu lain di sana—sepertinya itu kamar mandi. Kamar itu juga tertata rapi. Mengingat betapa sibuknya Sean di luar untuk sekolah dan bekerja, cowok itu masih sempat untuk membereskan kamarnya. Tidak seperti kakaknya yang mendadak lumpuh setelah diomeli Mama untuk membersihkan kamar setelah pulang sekolah.

"Kakak tadi siapa?" tanya Zefa membahas perempuan yang menyapanya di luar.

"Tetangga,"

Sean menaruh tasnya di atas meja belajar. Mengambil kaos dan celana dari lemari, lalu pergi ke kamar mandi.

Zefa memperhatikan keseluruhan ruangan. Dengan kepala yang masih bertanya-tanya kenapa Sean memilih tinggal di sini sementara ia yakin kamar Sean di rumah pasti berkali-kali lipat lebih besar dan mewah daripada kamar ini.

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now