Bab 50

403 16 6
                                    

Happy Reading yaw temannnn...

🪲🦋🪲🦋

Tiga hari berlalu begitu cepat seiring dengan selesainya masa skorsing yang Ayla dapatkan. Ayla mengeratkan pegangannya pada tali di kedua sisi tasnya, menahan gugup ketika masuk ke dalam kelasnya yang sudah ramai. Ayla menundukkan kepala karena kelas yang tadinya berisik langsung hening setelah kedatangannya dengan Sean yang berjalan di belakangnya.

"Baru sampai Sean?" tanya Diego yang baru datang.

Sean menaruh tasnya sembari bergumam sebagai jawaban. Teman-temannya, termasuk Raka mendatangi kelas bersama. Sepertinya mereka tiba setelah Sean dan Ayla menyebrang.

"Duduk sama gue,"

Raka menarik tas Ayla yang akan ditaruh di tempat duduk gadis itu, lalu memindahkannya di samping tempat duduknya.

"Nggak Rak," lirih Ayla yang akan mengambil tasnya lagi. Namun dengan cepat Raka meraih kembali tas itu dan menaruhnya di belakang tubuhnya.

Ayla mengepalkan tangannya, "Kenapa Lo seenaknya gini sih Rak?"

Semua orang yang ada di kelas terkejut dengan pertanyaan Ayla. Bahkan mereka dengan terang-terangan menoleh ke belakang untuk melihat apa yang akan terjadi.

"Gue nggak butuh belas kasihan Lo!" teriak Ayla, suaranya terdengar sangat frustasi.

"Nggak tau diri!" celetuk seorang siswi tiba-tiba, yang mulutnya langsung dibekap oleh teman sebangkunya.

"Gue nggak suka lo jadi pahlawan kesiangan begini!" teriak Ayla lagi setelah mendengar ejekan yang ditujukan untuknya. Namun bukannya kesal, Raka malah menatap gadis itu iba. Cowok itu memilih diam atas kekesalan Ayla karena ia merasa alasan gadis itu seperti ini secara langsung adalah adiknya, Zefa.

"Ayla. Lo nggak ada hak buat marah ke orang yang udah ngelindungin Lo begini," sahut James yang langsung disenggol Diego.

"Bahkan gara-gara Lo, Raka sampai--"

"Lo bisa diem gak?" Raka mengatakannya dengan suara tajam tanpa mengalihkan pandangannya dari Ayla yang masih berdiri di depan mejanya.

"Ayla?" panggil Raka dengan suara lembut, nadanya jauh lebih rendah daripada saat cowok itu menyela James.

Dari belakang, Sean menarik tas Ayla dan menaruhnya di sampingnya.

"Duduk sama gue."

Ayla yang sudah akan menangis menatap Sean, sebelum benar-benar melangkah melewati Raka dan duduk di kursi yang sebelumnya ditempati Gio.

"Dasarnya gak tau diri ya begitu," Sabrina yang masih memiliki dendam pribadi kepada Ayla bahkan tidak ada takut-takutnya. Ia hanya langsung mengalihkan pandangan dari Raka yang kini menatapnya tajam.

"Gue nggak papa, Sean."

.
.
.

Langit tampak cerah saat Zefa keluar dari lab Biologi. Ia mendongak sembari mengangkat tangannya guna menghindari silau dari cahaya matahari. Zefa langsung mengalihkan pandangan ketika tiba-tiba ucapan Gita satu minggu yang lalu melewati kepalanya.

"Palingan Raka sama Sean nggak bakal percaya,"

Zefa memejamkan mata ketika ia merasakan matanya mulai memburam oleh air mata. Zefa kembali membuka mata setelah beberapa saat.

Menatap lurus ke depan, Zefa hanya diam saat segerombol anak kelas 11 berjalan menuju halaman utama. Lalu matanya tertuju pada seorang gadis di belakang Sean, Ayla—orang yang sudah membuat kehidupannya berubah sepenuhnya kini berjalan berdampingan dengan kakaknya,

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now