Bab 57

535 22 7
                                    

"G—gue bener-bener minta maaf. Ini semua gara-gara gue."

Ayla memegang lengan Raka erat. Gadis itu baru saja tiba setelah mendapat kabar dari Gio jika Zefa dibawa ke rumah sakit setelah selamat dari penculikan. Ayla sudah masuk ke dalam ruangan, namun melihat Zefa terlelap akhirnya ia keluar lagi. Toh, sebenarnya ia juga belum berani berhadapan dengan Zefa setelah apa yang terjadi hari ini.

Raka menatap Ayla lalu perlahan menarik tangan gadis itu agar terlepas darinya. "Zefa udah nggak apa-apa. Lo nggak perlu khawatir lagi."

Ayla terkejut dengan respons Raka. Sesuai tebakannya, Raka pasti marah kepadanya. Ayla langsung mencekal tangan Raka saat cowok itu akan masuk ke dalam ruangan yang Zefa tempati. "Gue minta maaf Raka. Gue tahu, harusnya gue nggak ngebiarin Zefa ngebantuin gue. Tapi, gue juga nggak tau kalau Zefa bakal kayak gini, Raka. Pliss, jangan marah."

"Apa maksudnya Zefa seperti ini gara-gara kamu?!"

Kedua manusia itu langsung menoleh. Raka terkejut melihat kedatangan sang Mama. Apa mama mendengar semua percakapan mereka barusan?

"Ma..."

Mama menatap Raka tajam, "Kamu diem! Mama lagi ngomong sama dia!"

Ayla menunduk, jantungnya kembali berpacu cepat tanpa ia sadari.

"Kamu Ayla?"

"I—iya tante."

Mama menarik napas dalam sebelum kembali berucap, "Kamu jauhin Zefa dan Raka. Jauhin anak-anak saya!"

Ayla mendongak terkejut, "Tante, saya—"

"Mama apaan sih?" Raka ikut menyahut.

Ayla tidak bisa menahan air matanya lagi, "Tante, saya minta maaf. Saya benar-benar nggak tahu kalau kejadinyannya akan seperti ini. Maafin saya, Tante."

"Nggak ada! Kamu ini nggak tahu malu ya? Kamu udah buat keretakan hubungan anak-anak saya! Saya sudah cukup sabar setelah tahu kamu jadi penyebab Raka menampar Zefa. Dan sekarang, kamu juga jadi penyebab anak saya terluka?!"

Ketiga lelaki berbeda umur itu langsung menghentikan langkah setelah mendengar Mama marah. Gio dan Diego saling tatap sebelum sama-sama menoleh pada Papa.

"Siapa yang nampar siapa?" Papa mendekat dengan alis bertaut yang sontak membuat mereka menoleh, tak terkecuali Ayla yang sudah menangis karena ucapan pedas Mama Sandra.

"Mama? Raka? Nggak ada yang mau jelasin ke Papa?" Papa mengepalkan tangan, ia berusaha untuk mengontrol emosinya setelah mendengar jika kedua anaknya saling bersiteru, bahkan sampai memakai kekerasan.

🐞🦋🐞


"Ngapain di sini?"

Cowok dengan tahi lalat di ujung matanya itu menoleh, ia langsung berdiri saat melihat kedatangan Sean. Sean menepuk pundak James, lalu duduk di sampingnya. Sean sudah mencari James ke mana-mana karena cowok itu sama sekali tidak muncul sejak Zefa di rumah sakit, padahal kata Diego cowok itu ikut datang setelah semuanya selesai.

"Kenapa nggak jenguk Zefa?"

James menunduk, menatap gelang hitam yang ia pakai secara random. "Gimana keadaan Zefa?"

"Kenapa nggak lo lihat sendiri?"

"Sean, gue—"

"Ngerasa bersalah?" sela Sean sembari menyandarkan tubuhnya pada kursi yang berada di pinggir parkiran.

James menghela napas rendah lalu mengacak rambutnya frustrasi, "Gue bener-bener minta maaf. Semuanya gara-gara gue. Kalian dan Zefa yang nggak tau apa-apa jadi begini gara-gara gue,"

Beetle Knight and PrincessWhere stories live. Discover now