Rapat tertutup

5 1 0
                                    


3 hari berlalu

Gedung Dewan Nusantara Pusat

Gedung Dewan Nusantara Pusat tampak sudah dikuasai Dewan Nusantara Pusat kembali. Pembelot tidak jadi menguasai NOS DNA dan persenjataan pendukungnya. Di dalam masih terlihat bekas kebakaran insiden 3 hari lalu belum di renovasi. Aktifitas kerja belum efektif. Di ruang rapat tertutup, tampak hadir Ketua Dewan Nusantara Pusat beserta keenam Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat, Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri dan perwakilan Intelijen. Bapak Presiden hanya bisa lewat daring membicarakan hal serius. Lalu lalang Kavaleri KeNus berkostum loreng tak berelief berjaga di pintu gerbang dan lobi gedung utama Departemen Pertahanan.

"Dari 2 data terlampir Panglima TNI dan Kepala BIN menunjukkan bahwa Negeri kita di ambang kegentingan mendesak. Karena melihat kecenderungan perilaku menyimpang para pejabat dari tingkat tertinggi sampai terendah. Yaitu tingkat korupsi dan tingkat emosional tinggi dengan kualitas kerja rendah. Sepertinya hendak membawa Negara dalam kehancuran karena lunturnya Wawasan Nusantara dan Bhineka Tunggal Ika. Ini sejalan dengan data yang saya peroleh dari para Menteri terhadap kinerja bawahannya. Statistik kinerja di 2 departemen ini hasil kinerja dan perilaku pegawainya menunjukkan penurunan moral yang tajam di bawah level merah. Begitu juga TNI dan Polri mulai menyusul," papar Bapak Presiden lewat daring. Tidak menunjuk 2 departemen yang di maksud. Terlihat di layar monitor Bapak Presiden mengangkat lembar berkas sambil diayun.

"Sepertinya sejalan hasil temuan kami, Pak. Dibalik banyaknya parasit berlendir terbasmi yang bersarang di inangnya, berkat senjata yang kami sebar di seluruh nusantara. Tidak cuma jumlahnya kami hitung. Tapi berdasarkan tingkat pendidikan, status pekerjaan dan tingkat berpengaruhnya di masyarakat yang bersarang di inang tersebut. Yaitu masyarakat kelas menengah dan menengah ke bawah, dalam grafik terlihat jumlah parasit berlendir mati makin menurun drastis. Tinggal parasit berlendir yang bersarang pada para pejabat tinggi. Kalau boleh saya katakan hampir tak tersentuh. Ini yang membuat kami jadi curiga. Ada apa dibalik itu semua," ucap Ketua Dewan Nusantara Pusat memberi masukan. Sudah tak takut lagi. Istri dan anaknya aman dalam perlindungan Kavaleri KeNus.

"Berarti benar, apa yang disampaikan ilmuwan LIKNUS tentang adanya induk semang dibalik ini semua." sahut perwakilan intelijen menimpali. Seakan mau mengalihkan prediksi terpaparnya para pejabat tinggi. Sambil jemari tangannya membetulkan earphone yang tersemat di telinga. Yaitu sebuah alat penetral gelombang ultrasonik.

"Benar, Pak. Yang bikin ngeri, beliau sempat menyampaikan kalau induk semang tersebut bukan berasal dari bumi, tapi sebuah asteroid yang jatuh ke bumi. Hasil analisa LIKNUS, parasit berlendir tidak berkembang biak. Dia hanya bisa berpindah ke inang lain. Lalu, sampai kapan induk semang tersebut bisa kita lacak kemudian kita basmi? Teknologi sudah kita pasang dengan menggelontorkan dana yang tidak sedikit," ucap Menteri Dalam Negeri menambahkan. Memancing informasi terkini keluar dari mulut Ketua dan keenam Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat. Terlihat juga memakai earphone di telinga

"Lalu bagaimana hubungannya parasite berlendir dengan Birawa? Sepanjang jalan Jenderal Sudirman sampai jalan Muhammad Husni Thamrin menjadi hutan belantara dipenuhi tanaman menjalar yang keluar dari dalam tubuhnya," tanya Menteri Pertahanan Bapak Hendry.

"Betul Pak Menhan. Saya curiga dari cara perekrutan Dewan Nusantara Pusat. Terbukti adanya pembelot yang ingin menguasai teknologinya," sambung Menteri Dalam Negeri menghasut.

"Kami belum tahu pasti, Pak. Saat merekrut pun atas saran dan masukan dari para KeNus yang mengetahui kekuatan supernya. Mungkin Perwakilan Dewan Nusantara Jatim bisa menjelaskan. Sebentar coba saya sambungkan lewat zoom meeting," jawab Ketua Dewan Nusantara Pusat seperti kebakaran jenggot.

Dengan laptopnya cepat mengakses dan klik enter tersambung Kepala Perwakilan Dewan Nusantara Jatim. Muncul dalam tampilan layar monitor besar yang sudah di share ke video switch. Dikejutkan lampu darurat menyala merah di dinding atas pintu masuk.

"Mohon maaf, Bapak-bapak sekalian. Pembicaraan terpaksa kami potong," ucap petugas pemantau aktivitas target, masuk tanpa permisi. Tangannya merubah switch yang berada di bawah layar monitor besar. Tampilan layar monitor berubah menjadi tampilan peta citra satelit.

"Target sudah kami ketahui sejak 15 menit lalu. Dilihat dari letak target masih berada di Alas Purwo Banyuwangi. Tepatnya di padang rumput Sadengan. Radius intensitas warna merah yang kami tangkap makin kuat dan meluas. Mohon petunjuk sebelum kehilangan jejak," ucapnya sekali lagi. Dengan laser pointer menunjukkan titik lokasi gelombang merah berpendar diameter 5 cm di layar monitor.

"Terima kasih, saudara operator! Ini momen paling tepat untuk kita bertindak dan bergerak cepat," sahut Menteri Pertahanan. Tak sempat di jawab Ketua Dewan Nusantara Pusat. Bapak Presiden pun lewat daring terkejut, sepertinya tahu maksud pemikiran Menteri Pertahanan.

"Maksud Pak Menham...? Meskipun kami siap mengerahkan para KeNus dengan kendaraan tercepat sekalipun..., untuk sampai ke sana butuh waktu!" tandas Ketua Dewan Nusantara Pusat. Menurutnya mustahil dalam hitungan menit bisa sampai ke sana.

Sementara Menteri Dalam Negeri dan perwakilan intelijen merasa was-was.

"Maksud saya, beberapa hari ini TNI sedang mengadakan latihan perang di hutan Baluran. Dilengkapi senjata altileri, helikopter dan pesawat tempur terkenal akan rudal jelajahnya. Untuk bisa sampai ke sana kita hanya mengandalkan helikopter tempur dan pesawat jet tempur yang sudah dilengkapi senapan mesin, rudal dan bom. 1 pesawat jet tempur yang sudah siap, kita kirim ke sana lebih dulu. Setidaknya sebatas mengetahui dan memantau keberadaannya. Saya jamin tak sampai 20 menit sudah tiba di sana. Sementara yang lain menyusul. Apalagi keberadaannya di padang rumput Sadengan jauh dari rumah penduduk. Kesempatan kita menyerang langsung dengan rudal. Bahkan bom sekalian kalau perlu. Bagaimana menurut Bapak Presiden?" ucap Menteri Pertahanan serius. Hening sejenak terlihat mengatur napas.

"Setuju!" jawab Bapak Presiden lewat daring tegas.

"Terima kasih, Bapak Presiden. Kebetulan Panglima TNI Bapak Andrian, kemarin berangkat ke sana menyusul KSAD, KSAL dan KSAU untuk melihat latihan perang gabungan para anggota prajuritnya. Karena besok penutupannya."

"Coba saya hubungi, perintah darurat segera dilaksanakan!" ucap Bapak Presiden lewat daring.

Ajudan di belakang sigap menyerahkan ponsel. Di layar monitor besar di dalam ruang rapat terlihat menunggu tersambungnya pembicaraan. Sedang Ketua Dewan Nusantara Pusat dan keenam Wakil Ketua Dewan Nusantara menunggu harap cemas. Tapi operator pengawas yang memantau jalannya rapat, mencurigai gerak-gerik 2 orang di dalam rapat tersebut.

***

Nusantara bangkitlahWhere stories live. Discover now