Dewan Nusantara Pusat

5 1 0
                                    

Gedung Dewan Nusantara Pusat

Gedung Dewan Nusantara Pusat tersembunyi di bawah tanah di area belakang Gedung Departemen Pertahanan. Keberadaannya sangat dirahasiakan. Dengan pengamanan super ketat termonitor security system. Dibangun dengan ketebalan anti rudal. Berbentuk kubah besar dan megah. Tersekat banyak ruangan membentuk lorong labirin untuk melindungi beberapa ruangan termasuk ruang Operator Monitor Target terlihat besar dan luas. Menyala puluhan monitor LED terpajang di dinding. Operator Monitor Target terlihat sibuk di mejanya masing-masing menerima tangkapan layar dari monitor pantau penginderaan jarak jauh yang di kirim oleh Operator Klervoyans untuk ditindaklanjuti. Lorong labirin juga membantu melindungi ruangan yang luas dan lebar tanpa sekat tersembunyi di lantai atas yaitu lantai 2 dan lantai 3 dalam 1 kubah terlihat langit-langit kubah. Di sisi Selatan terdapat 6 pintu ruangan Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat yang mengapit ruang Ketua Dewan Nusantara Pusat dan ruang rapat yang berada di tengah. Sedang di atas ruangan-ruangan tersebut yaitu di lantai 3 ditempatkan 6 operator monitor pantau penginderaan jarak jauh yaitu Operator Klervoyans. Masing-masing memantau wilayah tugasnya lewat layar smart monitor masing-masing berukuran 88" (223,5 cm). Di atasnya tertulis papan nama Klervoyans I mewakili Sumatra, Klervoyans II mewakili Jawa, Klervoyans III mewakili Kalimantan, Klervoyans IV mewakili Sulawesi, Klervoyans V mewakili Bali dan Nusa Tenggara dan Klervoyans VI mewakili Ambon dan Papua. Tiap tangkapan layar yang diterima Operator Klervoyans diteruskan ke Operator Monitor Target di lantai 1 lengkap dengan letak titik koordinat target. Di tengah kubah terdapat pilar beton berdiameter 8 m menyentuh atap kubah. Di dalam pilar paling atas terdapat ruangan bagai bungker tak tembus oleh senapan apapun. Hanya satu pintu masuk terhubung dengan lantai 3 Operator Klervoyans berada. Terakses jembatan menyerupai lengan crane terparkir horizontal di lantai 3. Di dalam sudah berdiri 6 orang mengenakan mantel dan helm hitam pada posisinya masing-masing terkoneksi perangkat reflektor diatasnya. Guna menangkap residual energi jarak jauh dari timbal balik sinyal yang diterima. Ruangan gelap. Tampak samar rak server warna hitam. Kabel tertata rapi tersembunyi dibalik rak kaca. Semua serba digital, dilengkapi kelap-kelip LED warna-warni pada tombol-tombol tertentu. Tubuh keenam klervoyans mulai memanncarkan sinar aura putih kebiruan. Lantai terbentuk dari susunan cermin heksagonal dengan nyala terang kuning keemasan menyerupai sarang lebah penuh dengan madunya. Kelenjar pineal mendapat rangsangan kuat dari pancaran gelombang elektromagnetik mulai menangkap residual energi hingga terproyeksi di tangkapan layar mata ketiga mereka. Dengan teknologi pendukung terlihat di layar monitor pantau penginderaan jarak jauh. Bagai mata Dewa, keenam Klervoyans mengembara memantau keutuhan NKRI. Semua kejadian/peristiwa penting dari tangkapan layar mata ketiga masing-masing Klervoyans, termonitor oleh keenam Operator klervoyans. Dengan cepat dikirim ke layar smart monitor target di lantai 1 untuk ditindaklanjuti. Dengan memberi data dan petunjuk lengkap letak titik koordinat target pada pihak Kepolisian untuk segera bertindak. Seperti peristiwa tangkapan layar mata ketiga Klervoyans II. Terlihat jelas di smart monitor pantau penginderaan jarak jauh Operator Klervoyans II, aksi perampokan bank masih berlangsung di Jakarta belum terendus pihak Kepolisian.

Juga dialami oleh kelima Klervoyans. Dalam tangkapan layar mata ketiga, masing-masing Klervoyans mengetahui ada upaya makar terhadap pemerintah, ingin merdeka, ingin merubah Ideologi dan Konstitusi bangsa dan upaya negara maju membuang limbah berbahaya dengan alasan menciptakan lapangan kerja dengan membangun banyak pabrik. Lewat Operator Monitor Target untuk ditindaklanjuti di wilayahnya masing-masing dengan sepengetahuan Ketua dan Wakil Ketua Dewan Nusantara Pusat untuk sampai ke Perwakilan Dewan Nusantara di daerah.

"KeNus KeNus...! Klervoyans II melihat upaya perampokan bank di jalan Gajah Mada arah Stasiun Kota. Sampai detik ini masih menyandera para nasabah dan pegawai yang ada di dalam. Titik koordinat sudah kami share dan cepat bertindak!" ucap Operator monitor target Perwakilan Dewan Nusantara DKI Jakarta. Klervoyans II ekstra keras mengawasi perkembangan aksi perampok terhadap sandera yang ada di dalam gedung bank.

"Siap menuju target!" jawab keenam KeNus bersautan tertutup helm hitam.

Dari arah Bundaran HI terlihat 3 pengendara motor ducati melaju kencang beriringan memasuki jalan Muhammad Husni Thamrin. Berboncengan mengenakan jaket dan helm warna hitam. Sedang di Jalan Medan Merdeka Barat, mobil hitam metalik yang ditumpangi Birawa tiba-tiba nongol keluar Museum Nasional Indonesia. Pak Yadi kaget mendengar suara knalpot 3 motor ducati melintas.

"Buset, kencang banget suaranya! Sialan benar tuh, suara moge!" umpatnya kesal.

"Motornya bagus ya, Pak?" Tatap Birawa melihat melintas dari pandangan.

"Iya, bagus! Begitulah gaya hidup anak-anak orang kaya." Birawa manggut-manggut.

"Kehidupan anak desa jauh berbeda dengan anak di perkotaan," gumamnya dalam hati.

"Pak Yadi. Tolong antar saya keliling Jakarta! Saya ingin melihat indahnya Jakarta."

Mobil melaju memasuki jalan Gajah Mada arah Stasiun Jakarta Kota. Kendaraan di depan mulai melambat. Sedang di jalan Hayam Wuruk di sisi kanan yang terpisah sungai, kendaraan ramai lancar.

"Begini ini mas, kondisi jalanan kota Jakarta! Padat merayap," umpatnya. Sebal terjebak di kemacetan. Kendaraan makin merapat kepadatan makin memanjang.

"Kalau dilihat dari lampu rotator mobil Polisi dan bunyi sirene, pasti ada tindak kejahatan. Wah..., kita terjebak kemacetan. Tak bisa putar balik, Mas!"

Tampak 6 orang berjaket dan helm hitam memarkir motor ducati nya dihadang 4 anggota Polisi. Tapi saat salah seorang menunjukkan kartu identitasnya langsung memberi jalan dan bergabung dalam penyergapan. Tetap mengenakan helm hitam berpencar ke posisinya masing-masing. Hanya 2 orang berada tidak jauh dari perwira tinggi polisi berpangkat melati satu.

"Opmorta (Operator Monitor Target)! KeNus siap! Target masih berada di dalam gedung," ucap salah satu KeNus dengan helm masih tertutup rapat. Kepada operator di gedung Dewan Nusantara Pusat lewat sambungan seluler di helm nya. Terlihat bros DNA berpilin membentuk segitiga sama kaki diselimuti kelap kelip warna pelangi tersemat di dada sebelah kiri. Dan di bawahnya tertulis nama KeNus.

"KeNus! KeNus! Kami mengijinkan kalian hanya menggunakan hipnotis jarak jauh! Yang lainnya kami kunci termasuk Telekinesis. Karena banyak sandera yang akan dijadikan tamengnya. Sangat berbahaya. Lewat Klervoyans, kami terus pantau situasi TKP sampai radius 1 km. Tetap monitor, kami bantu dengan update terbaru." Keenam KeNus tanggap menuruti perintah.

***

Nusantara bangkitlahWhere stories live. Discover now