Prototype NOS DNA

31 1 0
                                    

Berawal dari kegundahan ilmuwan diaspora tanah air, karena lemahnya perhatian pemerintah terhadap keberadaan mereka. Tak banyak lembaga mau mengurus dan membiayai penelitian maupun risetnya karena keterbatasan dana. Banyak ilmuwan hengkang ke luar negeri dan mematenkan karya-karya mereka di sana. Ironis memang! Tapi tidak dengan 6 ilmuwan yang berjuang selama 5 tahun penelitian dan riset mandiri. Juga berkat pertolongan LIKNUS yang memberi tempat bahkan membiayai penelitian dan riset, akhirnya berhasil menciptakan teknologi baru. Yaitu sebuah prototype terlihat sedang di pertunjukkan di hadapan 50 undangan yang terdiri dari petinggi militer, pemerintah dan beberapa ilmuwan di tempat rahasia. Ruang pertemuan nuansa merah putih, tampak seorang wanita melangkah menuju podium mulai membuka pembicaraan.

"Selamat Pagi, Bapak-bapak sekalian," menatap seluruh tamu undangan. Terlihat dinding ruangan bercat putih, meja tertutup kain berwarna merah polos dan kursi kuning keemasan terisi penuh tak ada sisa. Semakin terlihat mewah dengan lantai permadani hijau.

"Kami ucapkan terima kasih atas kehadirannya. Seperti yang Bapak-bapak lihat. Di sudut samping kanan saya ini adalah prototype hasil penemuan kami berenam. Yang menjadi perhatian kita semua tentang manfaat dan bahayanya bagi umat manusia," ucap ilmuwan cantik. Terlihat beberapa rak server serba digital terlihat kerlap-kerlip LED warna-warni tersembunyi di balik prototype.

Terdengar memperkenalkan 5 ilmuwan yang duduk berbaur di antara tamu undangan. Rambut sedikit tergerai tatkala jari tangan kanan menyentuh tombol power komputer yang menyerupai meja biliar di dekatnya. Perlahan mulai terlihat layar hologram tertulis NOS DNA.

"Inilah hasil temuan kami! Namanya NOS DNA. Nusantara Operating System DNA." Dengan bangga jari telunjuk menyentuh tulisan hologram hingga berubah tampilan sebuah benda seakan nyata.

"Mungkin ada yang bertanya? Apa hubungannya benda sekecil ini dengan prototype di pojok kanan sana? Bentuknya saja tidak menarik! Ini yang bikin menggelitik pemikiran kita."

Sejenak menatap keseriusan para undangan satu per satu. Kalaupun ada penyusup pasti ketahuan. Karena di dalam ruangan tak ada sekat penghalang, semua terlihat jelas.

"Mungkin di antara Bapak sekalian ada yang tahu? Benda apakah itu?" Semua diam, tak ada yang tahu.

"Benda itu ada di sekitar kita. Mungkin di antara Bapak sekalian semasa muda dulu, ya... semasa SMA barangkali. Setidaknya mengetahui kalau pernah membongkar dan memperbaiki sepeda motor. Tahu apa namanya?"

Seorang perwira tinggi berbaju loreng bintang 2 mengacungkan tangan, menjawab,

"Koil pengapian."

"Ya... koil! Untuk urusan elektro dan otomotif yang pasti jagonya para lelaki. Oleh karena itu saya persilahkan teman kami Bapak Adityawarman (35) untuk bisa menjelaskan lebih lanjut."

Mendengar dirinya di panggil, langsung berlari menghampiri. Menyambut mic wireless dari tangan pembicara.

"Terima kasih, Ibu Keyna (29)."

Ekspresi dan pembawaannya yang friendly dan bersemangat, menyentuh hologram koil. Seakan ingin menghipnotis seisi ruangan untuk tidak melewatkan sedetikpun nanti yang akan di paparkan. Tampak hologram rangkaian dalam sebuah koil, terlihat lilitan didalamnya.

"Saya tambahkan sedikit apa yang disampaikan Ibu Keyna. Prototype NOS DNA di pojok kanan sana, dikembangkan dengan teknologi security system sangat tinggi. Demi keselamatan manusia yang menjadi media uji coba. Sekarang kita beralih ke koil. Mekanisme penghantaran arus dan tegangan pada koil, kita ibaratkan mekanisme reseptor dan efektor dalam reaksi penghantaran impuls listrik pada tubuh manusia melalui sinapsis. Dari sel saraf ke sel saraf berikutnya. Anggap saja kami mengadopsi sistem kerja koil untuk diaplikasikan pada tubuh kita. Gila...! Benar-benar gila! Ya, ini memang ide gila. Mengapa awalnya kami beranggapan demikian? Dari sistem kerjanya saja, koil bisa mengubah tegangan belasan volt menjadi puluhan ribu volt, ratusan ribu volt dan bahkan jutaan volt dalam sekejap! Yang menjadi pertanyaan, apakah mampu tubuh kita dialiri tegangan sebesar itu? Bisa-bisa mati terpanggang!" Gerakan telapak tangan dengan cepat menggeser tampilan hologram. Memperlihatkan tampilan 2 benda sebagai pembanding. Sebuah koil di sisi kiri dan kerangka tubuh manusia dalam susunan sistem saraf di sisi kanan. Diatasnya tertulis judul Rangkaian Sistem Saraf Tubuh Kita adalah Koil Tesla.

Nusantara bangkitlahUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum