Gagal mengejar bandar narkoba

4 1 0
                                    

Tampak 3 pengendara motor Ducati keluar dari pintu gerbang Mako Marinir Kwitang, Jakarta melaju ke arah Tugu Tani. Berusah mengurai kemacetan menuju perempatan Sarinah Thamrin. Terlihat dari kostum, helm dan motornya serba loreng. Hanya 1 ducati terlihat berboncengan. Kilau bros bentuk oval berlambang burung garuda mengayomi kepulauan Nusantara dengan kepak sayapnya, tampak tersemat pada kostum di dada sebelah kiri mereka.

Sedangkan 300 m di sebelah Barat perempatan Sarinah Thamrin, tepatnya di jalan K.H. Wahid Hasyim, 3 mobil patroli Polisi terparkir di depan pintu masuk dan keluar penginapan. Ketegangan tembak menembak 6 aparat Kepolisian dengan 2 orang bandar narkoba yang berusaha kabur membawa mobil sedan putihnya. Tak satupun KeNus hitam dari Dewan Nusantara Pusat membackup. Hanya Damar sang Kavaleri KeNus dari Mako Marinir Kwitang mengawasi dipersembunyian. Ketegangan memuncak kemunculan 4 orang keluar dari pintu penginapan. Dengan brutal menembakkan pistol semi auto 9 mm ke 3 mobil patroli, menuju mobil sedan putih yang siap membawanya kabur. Keenam Polisi mati di tempat di balik mobil patrolinya.

"Celaka! KeNus hitam terlambat memberi bantuan. Mestinya mengetahui lebih dulu sebelum Polisi datang," gumam Damar di persembunyian.

Geram menatap mobil sedan putih yang menjadi target Polisi kabur mengambil jalur kendaraan mengarah ke Timur dengan memotong Marka jalan makin menjauh. Jemari tangan menekan Bros yang tersemat di kemeja batik di dada sebelah kiri. Perlahan kemeja batik dan celana hitam yang terbuat dari material graphene berubah menjadi kostum loreng hingga menutup rapat tubuhnya. Menjadi perhatian banyak orang melihatnya. Salah seorang di antara mereka bergumam,

"Penyamaran yang sempurna." Dengan senyum merekah geleng kepala.

"Sepertinya pemerintah masih terus berupaya memberi perlindungan dan keamanan bagi warga negara nya yang saat ini tingkat kejahatan merajalela," celetuk orang dibalik kaca depan gedung perkantoran. Menatap teman-teman sekantornya yang melihat orang tersebut berlari mengejar, hilang dibalik tembok gedung.

Damar yang dulu bekerja sebagai kuli bangunan di Museum Bali dan terakhir bekerja menjadi kuli panggul di perhutani KPH Cepu, kini menjadi anggota Kavaleri KeNus. Menggugah jiwa patriotiknya mengejar.

Mobil yang ditumpangi bandar narkoba makin jauh dari kejaran. Terlihat berhenti di perempatan lampu merah Sarinah Thamrin. Tiba-tiba gempa magnitudo 7.1 menggoncang Jakarta. Damar terus mengejar walau goncangan gempa belum berhenti. Menghindari papan reklame jatuh ke tengah jalan beraspal. Kaca-kaca gedung pecah jatuh berserakan. Tiba-tiba jalan beraspal yang dilalui retak memanjang makin melebar. Dirinya melompat dan terus melompat melewati halang rintang motor da mobil yang berhenti terjebak tak bisa jalan. Melihat kepanikan orang-orang yang berusaha menjauhi gedung. 5 menit berlalu gempa pun reda. Lampu lalulintas di perempatan Sarinah Thamrin  menyala hijau. Mobil target bergerak perlahan mengikuti mobil di depannya. Ketika Damar semakin mendekati mobil target, dikejutkan sayup klakson bus terus menerus berbunyi dari arah Utara. Terpaksa berhenti mengejar, membatalkan tangan kanannya meraih mobil tersebut. Mengedarkan pandangan ke arah jalan Medan Merdeka Barat kendaraan ramai lancar. Tapi tatapan fokus tertuju pada bus transjakarta melaju kencang tak terkendali mengarah ke perempatan lampu merah Sarinah Thamrin. Sekali lagi bunyi klakson dan jerit tangis penumpang terdengar jelas. Memancing perhatiannya dan pengguna jalan melihat bus melaju kencang.

Lampu lalulintas perempatan Sarinah Thamrin pun berganti merah. Satu per satu kendaraan berhenti tak melewati batas rambu lampu lalulintas dan zebra cross. Seorang nenek (65th) mengenakan pakaian warna pastel mocca tampak serasi dengan sepatu olahraga warna putihnya. Kalem melangkah dengan dibantu seorang pemuda menyeberang yang peduli padanya. Melewati beberapa pengendara sepeda motor dan mobil yang berhenti di samping kanannya. Mereka tak tahu, tinggal hitungan detik bahaya menanti.

Dengan dua kali lompatan, tubuh Damar menjejakkan kaki di seberang jalan kembar Muhammad Husni Thamrin siap menghadang. Ketika lompatan pertama di udara, sempat melihat mobil sedan putih bandar narkoba belok kanan ke jalan Muhammad Husni Thamrin. Karena mendengar tembakkan pistol di udara berusaha mengurai kendaraan didepannya. Menimbulkan kepanikan dan teriak histeris pengguna jalan.

Bus transjakarta melaju kencang semakin mendekat dan,

"Bruuakkk!" Keras menghantam kedua tangan Damar yang sedang menahan.
Tubuhnya terdorong ke belakang menimbulkan bunyi mendecit pada roda ban bus Transjakarta. Terangkum dalam jerit penumpang dan kepanikan pengendara yang berhenti di lampu merah, semburat menyelamatkan diri meninggalkan kendaraannya. Tidak demikian dengan mobil panter warna biru. Terlihat kaca pintu mobil samping kemudi turun perlahan saat tuas diputar. Melongok Kakek (70th) dengan rambut beruban dikuncir belakang. Tampak enerjik tak berkedip menatap sang nenek menyeberang menatap dirinya dengan genit membuatnya melongo.

"Cantiknya," celetuknya. Dengan gaya koboi, jemari tangan kiri melinting kumis putih, dibalas kerling binal sang nenek.

Dikagetkan bunyi mendecit roda ban dari belakang makin jelas terdengar. Mata terbelalak tatkala melihat dari spion, sebuah bus transjakarta makin mendekat mulai bergeser posisinya perlahan. Berhenti melintang di tengah jalan tepat di belakang mobilnya. Napasnya memburu melihat sosok pemuda tinggi besar dan kekar menahan bus miring hampir roboh. Nenek dengan tenang berjalan menatap bus miring tak sampai terguling. Tapi pemuda di sampingnya berdiri terpaku terkencing-kencing dengan jari tangan kanan gemetar masih menjepit puntung rokok. Nenek pun berhenti dan berkata,

"Kebiasaan tidak sehat akan memperpendek umur mu anak muda!"

Perlahan memiringkan kepala memperhatikan sekali lagi dengan cermat anak muda di sampingnya. Melihat celana jeans kedodoran yang menjadi tren anak muda sekarang terlihat basah. Dengan centil menaikkan kedua alis mengumbar senyum. Dibalas senyum kecut anak muda itu dan langsung membuang puntung rokok. Damar yang berdiri tak jauh hanya diam menatap. Kakek sekali lagi mencoba melihat dari spionnya yang kotor. Samar terlihat relief senjata candrasa di dada pria tersebut. Damar mengalihkan pandangan melihat KeNus hitam dengan relief T (Telekinesis) di dada, berdiri di atas atap halte M.H Thamrin bus transjakarta saling menatap. Memperhatikan gerakan kedua tangan KeNus hitam.

"Sedang apa dia! Pertunjukan sulap kah? Tapi mengapa menatapku dengan tatapan sinis?" gumamnya bermonolog.

"Ooo..., rupanya kau memiliki kekuatan Telekinesis," ucapnya sekali lagi.

Melihat mobil terangkat tinggi melayang, seketika menjatuhkannya tepat menyentuh atap mobil sedan putih hingga terbalik. Seketika tak ada bunyi tembakkan pistol di udara dan teriakan pengguna jalan seakan senyap. Dinding kaca halte M.H. Thamrin bus transjakarta terlihat berserakan di jalan beraspal, disebabkan gempa mengakibatkan kemacetan.

"Itu ganjaran yang pantas bagi mereka." Puas memberi acungan jempol. Mengetahui mobil sedan putih yang ditumpangi bandar narkoba tertimpa mobil dari atas mati seketika.

***

Nusantara bangkitlahWhere stories live. Discover now