Wahana Wisata Kejayaan Kerajaan Majapahit

9 1 0
                                    

Sepanjang jalan pintu masuk kota mojokerto terpasang spaduk besar memanjang bertuliskan, "Telah dibuka Wahana Wisata Kejayaan Kerajaan Majapahit. Dimeriahkan pertunjukan musik grup band Damainya Negeriku. Nikmati wisata sebagai wahana pembelajaran akan kebesaran Kejayaan Majapahit!" Bergambar pintu gerbang sebuah duplikat candi Wringin Lawang yang megah dan besar. Dengan latar belakang bendera Merah Putih.

Semakin mendekati tempat wisata terlihat bangunan besar menyerupai candi Wringin Lawang, menyambut kedatangan pengunjung. Bentang gapura sisi kiri dan kanan 17 m dengan puncak tertinggi 45 m. Dan gerbang masuk 8 m terapit 2 gapura tampak begitu megah. Banyak antrian sepeda motor, mobil dan bus masuk ke area parkir yang sudah ditentukan tertata rapi. Pada dinding sisi kiri dan kanan gapura, masing-masing terdapat 4 loket pembelian karcis masuk. Pengunjung antri mengular panjang di tiap loket. Memasuki gerbang gapura disambut barikade 8 lorong pagar besi yang hanya bisa dilewati satu per satu pengunjung pada tiap lorongnya. Tertib antri menyerahkan karcis masuk untuk ditukar cinderamata udeng khas majapahit bagi pria dan bros bergambar candi bajang ratu bagi wanita. Pengunjung makin banyak dimeriahkan grup band Damainya Negeriku. Birawa didampingi 4 pegawai sarpras membicarakan sesuatu di depan pintu kantor Pelayanan Sarana dan Prasarana Wahana Wisata Kejayaan Kerajaan Majapahit.

"Satu per satu keseluruhan candi-candi tiruan sudah kita cek, oke. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasamanya. Besok kita cek sekali lagi. Berkenaan banyaknya pengunjung dalam pertunjukan hari ini. Untuk lebih menyingkat waktu, pengecekan kita bagi menjadi 4 titik tugas. Bapak Budi bertugas di bagian Utara. Sebelah Selatan Bapak Puguh. Sebelah Barat Bapak Salamun dan sebelah Timur Bapak Condro. Hasil temuan mengenai kerusakan candi tiruan dan kerusakan sarana penunjang lainnya tolong di foto dan di catat untuk kita jadikan bahan pembicaraan di kantor. Cukup sekian dulu yang kita kerjakan, selamat berakhir pekan!" Semua saling jabat tangan membubarkan diri berbaur dengan para pengunjung. Tampak semarak dengan adanya penjor terpasang di sepanjang jalan. Mulai dari depan kantor Pelayanan Sarana dan Prasarana sampai ke panggung hiburan yang dimeriahkan oleh group band Damainya Negeriku.

"Test... test.... Apa kabar semua...? Sudah bangkitkah semangatmu...? Meski Negeri kita dilanda kekacauan karena lunturnya Kebhinekaan, tapi dengan lagu yang kita nyanyikan dapat menyatukan Kebhinekaan itu. Setuju!" teriak vokalis band Damainya Negeriku di atas panggung seakan menghipnotis penggemarnya.

"Setuju...!" jawab pengunjung riuh rendah sampai tumpah ruah di depan panggung.

"Kurang keras...! Setuju!"

"Setuju ...!"

"Saya ulangi...! Setuju!"

"Setuju ...!"

"Terima kasih. Siapa yang mau lagunya lebih menghentak dan menggetarkan? Laksana ribuan pasukan Majapahit menghentakkan kaki berirama, bersatu menaklukkan musuh-musuhnya. Oke...! Kita nyanyikan bersama, ya! Sambil nyanyi ikuti irama, kita hentakkan kaki ke tanah! Kobarkan semangat! Kita nyanyikan Majapahit Bangkitlah. Bisa...!" teriaknya sekali lagi.

"Bisa ...!"

"Sekali lagi...! Bisa!"

"Bisa...!" teriak pengunjung makin keras.

"Bagus. Mari sama-sama kita nyanyikan."

Petikan gitar akustik berirama lambat mulai terdengar. Sesekali di iringi dentuman drum menghentak.

"Kita bernyanyi sambil hentakkan kaki bersama-sama setelah aba-aba hitungan ke tiga. Satu... dua... tiga... mulai!"

Di jiwamu tersimpan sebuah legenda Menggetarkan seluruh dunia Lahir kerajaan pemersatu bangsa Majapahit lah namanya

Kau sangat kaya sejarah budaya Janganlah lupa sejarah bangsa Kejayaanmu kelak akan dibangkitkan Generasi anak cucu bangsa

Reff.

Merah putih berkibar Kemegahan panji Majapahit Arungi samudra Patih Gajah Mada Amukti Palapa Satu Nusantara

Majapahit bangkitlah .................... 2X Majapahit bangkit bangkitlah bangkitlah

Nusantara jaya ............................ 3X Bhineka Tunggal Ika

"Mari, sama-sama...! Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Bhineka Tunggal Ika."

"Lebih keras lagi!" ajaknya sekali lagi sambil tangan kanan memegang mic dijulurkan ke depan.

"Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Bhineka Tunggal Ika. Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Nusantara Jaya... Bhineka Tunggal Ika. Majapahit bangkitlah... Majapahit bangkitlah... Majapahit bangkit bangkitlah bangkitlah!"

Di sisi lain tampak sepi. Suami istri beserta kedua anaknya memanfaatkan lengangnya jalan duduk di kursi taman dibawah rindangnya pohon beringin. Memandang indahnya candi tikus tiruan mirip aslinya.

"Mas, makan dulu, ya? Jangan sampai kena maag!" Mengambil bekal nasi bungkus di dalam tas yang dibawanya dari rumah.

Kedua anak dibiarkan bermain ceria, tetap dalam pengawasan.

"Luna! Fana! Ayo makan!'' panggil Mamanya.

Tingkahnya lucu menggemaskan, berlari menghampiri mamanya.

"Ma, Fana haus. Fana minum susu dulu," ucapnya. Sambil menoleh ke adiknya yang menyusul dari belakang.

Si kecil menabrak tubuh kakaknya dari belakang, langsung ambil botol dot susu yang terselip disamping kiri tas yang tergeletak di atas tempat duduk panjang yang terbuat dari plesteran semen. Tak memperdulikan kakaknya mengomel karena ulahnya. Terlihat bajunya basah terkena tumpahan air minum. Melintas kereta kelinci disediakan gratis keliling sesuai rutenya. Luna dan Fana kegirangan, ingin rasanya naik kereta kelinci.

"Ma..., Mama! Pa..., Papa!" teriak kedua anaknya bersautan. Tangannya hanya bisa menunjuk kereta kelinci makin menjauh. Seakan lewat begitu cepat. Keinginan naik kereta kelinci jadi tertunda.

Keceriaan pengunjung terpuaskan tatkala mengular menuju pintu keluar.

***

Nusantara bangkitlahUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum