LIKNUS

17 1 0
                                    

Sementara di jalan tol Surabaya – Gempol Jawa Timur, melaju 2 mobil Patwal TNI mengawal truk wing box yang berada di tengah iring-iringan menuju Malang kota. Sopir Patwal di belakang tak hentinya ber stand up komedi dengan temannya yang duduk di samping tertawa bersama. Kali ini terdiam. Pikiran dan matanya yang fokus menatap Gunung di kejauhan, sempat sekilas melihat kilatan-kilatan kecil, menggelitik hatinya spontan berkata,

"Lihat, Yit! Gunung di kejauhan itu." Prayit belum tuntas bicara hanya sepintas menoleh, melihat pemandangan gunung dikejauhan. Dirinya kembali fokus mengemudi.

"Ada apa dengan gunung tersebut, Mbang?" tanya Prayit penasaran. Melihat Bambang tertegun tak menatap dirinya, memandangi gunung tersebut.

"Apakah itu gunung Arjuno...? Mengingatkanku masa SMA dulu pernah mendaki Gunung tersebut." Punggung gunung masih menutupi sinar matahari pagi.

"Mungkin, ya!" jawabnya ragu. Tetap fokus mengemudi.

"Aku lebih senang memancing di sungai. Menyalurkan hobi dapat hasil, lagi!" jawabnya sekali lagi.

"Iya, Yit! Itulah enaknya kalau tinggal di desa. Aku kan orang kota! Mana ada ikan? Sungainya aja penuh limbah. Yah, itulah pelampiasan anak muda perkotaan. Mencari suasana asri terbebas dari bisingnya kota," ungkapnya.

Mulai terlihat semburan warna jingga kemerahan sinar matahari pagi di balik punggung Gunung. Perjalanan cukup melelahkan membelah kesunyian jalan raya mulai dihangatkan sinar matahari pagi. Nyala lampu rotator dan bunyi sirene mengurai kendaraan didepannya memasuki kota Malang. Iring-iringan mulai memperlambat laju, berhenti di depan pintu gerbang besar nan megah. Di atas tertulis LIKNUS Lembaga Ilmu Komputer Nusantara. Petugas jaga menyambut memberi penghormatan dan menjalankan pemeriksaan ketat berstandar internasional.

LIKNUS dibangun dengan sistem keamanan super ketat. Dikelilingi tembok tinggi. Tiap titik jalan masuk terpasang CCTV. Semua akses termonitor security system dan penjagaan berlapis aparat keamanan. Truk wing box sepanjang 10 m perlahan melaju memasuki pintu gerbang. Mengikuti mobil hummer semi militer milik LIKNUS, menuju ke salah satu gedung bertingkat yang terlihat di depannya. Dari tiga gedung berdiri megah dan luas, masih 200 m lagi untuk sampai. Berhenti tepat di pintu belakang gedung Pertemuan. Berdekatan dengan gedung Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Komputer (P3TK). Seluruh kru bercelana panjang warna hitam dengan atasan kaos putih tertulis NOS DNA warna hitam di punggungnya. Siap pada posisinya masing-masing ikut menjaga proses pemindahan barang.

"8 1 9 (kondisi) gerbang siang?" tanya komandan intelijen menyamar sebagai kru NOS DNA.

"Sisi Utara siap, aman," jawab intelijen di sisi Utara sambil memberi kode simbol Victory dari 2 jari tangan kanannya ditekuk tegakkan 3 kali dipersembunyian. Di lihat intelijen lainnya dipersembunyian dengan teropong militer.

"8 1 3 (selamat bertugas) tetap fokus...! 8 1 9 gerbang petang?" Dengan mic wireless menjepit ujung kerah bajunya. Berjalan mengedarkan pandangan, mengamati gerak-gerik orang sekiranya mencurigakan. Bagai mengamati bidak-bidak catur lawan dari kemungkinan penyusupan.

"Sisi Selatan siap, aman," jawab intelijen di sisi Selatan tak lupa memberi kode.

"8 1 3 tetap fokus...! 8 1 9 gerbang pagi?"

"Sisi Barat siap, aman," jawab intelijen di sisi Barat tak lupa memberi kode.

"8 1 3 tetap fokus...! 8 1 9 gerbang sore?"

"Sisi Timur siap, aman," jawab intelijen di sisi Timur tak lupa memberi kode.

"8 1 3 tetap fokus...! Solo Garut Taruna...!" ucap Komandan intelijen memastikan kesiapan anggota.

"Siap!" jawab serentak anggota dipersembunyian.

"Dalam 15 menit hitungan mundur, tingkatkan kewaspadaan," ucap Komandan intelijen mengakhiri pembicaraan. Menekan tombol remote dan stopwhatch dari tadi di genggamnya.

Perlahan wing box sisi kiri dan kanan terbuka bagai kepak sayap burung. 2 buah benda besar tertutup kain hitam perlahan dikeluarkan menggunakan hidrolik, di bawa masuk melalui pintu belakang. Diletakkan dengan hati-hati di dekat rolling tirai beludru warna coklat. Tak sampai 30 menit proses pemindahan 2 buah benda besar aman terkendali. Di balik tirai terdengar pembicara memberi ceramah. Pada tanda pengenal tertulis nama Adityawarman. Seluruh dinding ruangan berwarna coklat kayu. Petugas memberi isyarat jempol tangan kanan dan kiri di depan dada kepada direktur yang sedang memberi materi kuliah Teknologi Peradaban Baru.

"Saatnya yang kita tunggu tiba. Penemuan teknologi baru biasanya dikuasai oleh negara-negara maju. Kini kita bisa berbangga menyaingi kemajuan teknologinya. Inilah...! Kita sambut, NOS DNA!" ucap Adityawarman lantang.

Tirai beludru perlahan bergerak naik ke atas. Terlihat seperangkat mesin sebesar genset pabrik warna hitam dengan panjang 4 m, lebar 2 m dan tinggi 2 m sudah tidak tertutup kain. Tulisan timbul NOS DNA warna merah menyala terlihat jelas pada sisi depan mesin. Dibawahnya terdapat simbol DNA berpilin membentuk segitiga sama kaki diselimuti kerlap kerlip warna pelangi. Semua undangan berdiri tepuk tangan memberi apresiasi. Kapasitas 300 tempat duduk penuh terisi para undangan dari berbagai disiplin ilmu.

"Bapak, Ibu, saudara sekalian! Sudah 5 tahun kami melakukan penelitian dan riset, akhirnya berhasil menciptakannya. Perkenalkan...! Inilah 6 ilmuwan anak bangsa yang mengukir sejarah teknologi NOS DNA! Masing-masing mewakili dari Sabang sampai Merauke! Perkenalkan...! Mewakili Sumatera, yaitu saya sendiri Adityawarman! Mewakili Jawa...! Perkenalkan, Ibu Keyna! Mewakili Kalimantan...! Perkenalkan, Bapak Mantir! Mewakili Sulawesi...! Perkenalkan, Bapak Andi! Mewakili Bali dan Nusa Tenggara...! Perkenalkan, Bapak Made! Mewakili Maluku dan Papua...! Perkenalkan, Bapak Yarangga! Dengan segala hormat, dipersilahkan naik ke panggung!"

5 ilmuwan yang dari tadi duduk di depan beranjak berdiri, dengan mantap kakinya melangkah.

"Mari! Sekali lagi beri tepuk tangan kepada ilmuwan-ilmuwan kita!"

Gegap gempita tepuk tangan tiada henti.

"Alat inilah yang saya maksud dalam karya ilmiah kami. Bisa dikatakan bahwa NOS DNA adalah pintu gerbang untuk bisa mengeksplor misteri diri manusia. Bermanfaat membantu dalam dunia kedokteran, yaitu memulihkan pasien yang mengalami hilang ingatan akibat trauma cidera. Dan juga Kepolisian dengan mudah dalam mengungkap kasus perkara. Semoga NOS DNA bermanfaat bagi peradaban umat manusia. Salam peradaban!" ucap Adityawarman lantang disambut riuhnya tepuk tangan.

***

Nusantara bangkitlahМесто, где живут истории. Откройте их для себя