Saat ibu merintis usahanya Yoora selalu dititipkan ke rumah pamannya, pamannya bekerja sebagai banker, bibinya punya salon kuku yang sudah cukup sukses dan memiliki beberapa karyawan makanya bibi bisa sering ada di rumah, paman dan bibi hanya memiliki satu anak lelaki berusia lebih tua dua tahun darinya, anak lelaki usil yang selalu mengganggu Yoora. Tapi Yoora tidak merasa terganggu karena mungkin di dasar lubuk hatinya ia menginginkan moment itu.

Yoora tau walau sikap sepupunya yang sering menyebalkan, sepupunya sangat menyayanginya, selalu menjaga dan melindunginya. Meraka selalu satu sekolah dari SD walaupun berbeda angkatan mengingat sepupunya lebih tua dua tahun darinya. Dulu waktu TK dan awal SD selalu ada yang merundungnya karena tidak punya ayah, namun dari pertengahan SD sampai SMA tidak seorang pun membahas dimana ayahnya, entah apa yang dilakukan sepupunya itu di belakangnya.

Jam dinding menunjukkan pukul setengah sembilan, Yoora memutuskan membereskan bekas sarapannya dan ke berjalan ke ruang TV untuk menelepon Ilha. Ponsel pria itu tidak aktif.

"Aish, dia lupa atau sengaja sih." gerutu gadis itu. Kemudian ke kamarnya untuk mengambil hoodie dan memasuki beberapa buku dan dompet ke dalam tasnya. Dan berjalan keluar gerbang rumahnya. Ketika ada motor yang melewati nya dan berhenti lalu pengemudinya membawa motornya mundur beberapa langkah

"Yoora, mau kemana?" walau menggunakan helm full face, Yoora tau itu Soocheol dari motor yang sering ia lihat dirumah Wootaek.

"Ke Restoran Ilha, harusnya kami kerja kelompok pagi ini. Kau juga ikut mabar semalam?"

"Iya, makanya aku menginap di rumah Wootaek karena baru pada bubur jam 4 pagi, Ilha kurasa belum bangun"

"Sudah ku duga" ucap lirih dan lesu sang gadis, ia harus tetap mengerjakannya hari ini, jika ingin hari minggunya di pakai bermalas malasan.

"Ayo ku antar saja" Soocheol turun dari motor dan menyerah kan helm cadangan dari behel belakang motor kepada Yoora. Yoora bergegas naik motor besar soocheol dan memulai perjalanannya ke restoran sekaligus rumah Ilha.

Pagi ini jalanan sangat lenggang, selama perjalanan Yoora dan Soocheol mengobrol walau dengan suara kencang karena terhalang angin. Soocheol yang sekelompok dengan Kimchi baru akan mengerjakan tugas mereka nanti siang di Cafe belajar bersama Wootaek dan juga Yeonju.

Sampai di depan restoran Ilha, Yoora turun dari motor tangannya memegang pundak Soocheol untuk tumpuan karena motornya tinggi.

"Sudah sampai, mianhe merepotkan" ucap gadis itu seraya melepas helm dan mengembalikannya kepada sang tuan.

"Ani, apa mau mengerjakan disini?"

"Tadinya mau dirumahku saja, tapi disini pun tidak mengapa, aku masuk ya, kau hati hati Soocheol, Gomawo" gadis itu melambai dan menghampiri ibu Ilha yang sedang sibuk dengan bahan bahan yang baru di antar.

"Annyeonghaseyo Eommonim" sapa Yoora sambil sedikit membungkuk

"Eoh, ne?"

"Apa Ilha ada? Kami ada tugas kelompok, tapi dia tidak bisa di hubungi"

"Aigoo anak nakal itu! Pasti dia masih tidur, masuk dan bangun kan saja dia ya"

"eh- aku.." Yoora menoleh mendengar sura motor Soocheol yang di nyalakan lalu beranjak pergi dari situ.

"Gwenchana, naik lah, pintu kamarnya yang paling berbeda sendiri. Sebentar lagi supplier daging dan seafood akan datang aku tidak bisa meninggalkan ini, masuklah tidak ada siapa siapa di atas" ucap ibu Ilha terburu buru lalu meninggalkan Yoora di pintu masuk Restoran.

Yoora masuk, terlihat kursi kursi masih di atas meja, lalu ada satu ahjumma sedang sibuk di dapur. Yoora melangkah masuk ke dalam lalu di ujung Restoran ada tangga, tanpa ragu menaikinya. Membuka pintu di ujung tangga, lantai atas restoran ini adalah rumah keluarga Ilha cukup luas, rapi, bersih dan memiliki pencahayaan yang bagus.

Yoora mengedarkan pandangan, ada lima pintu yang tertutup, pintu paling ujung yang di maksud ibu Ilha, pintu penuh dengan stiker entah apa saja sampai tidak terbaca. Yoora mengetuk beberapa kali tapi tidak ada yang merespon.

"Dia tidur atau mati sih?" gumam gadis itu

"Ilha! -

Tok tok tok

"Yak! Ilha bangun! Kau mati ya?! "

Tok tok tok

"KWON ILHA!!" Teriak gadis itu kesal, lalu menyentuh knop pintu ingin membukanya, Namun berbarengan dengan Ilha yang juga membuka pintu dari dalam sehingga gadis itu ikut tertarik masuk ke kamar dan menabrak tubuh Ilha.

"Aduh-"

"Yoora?"

"Aw-"

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Ilha. Sebenarnya pria itu masih setengah sadar, pria itu mendengar namanya dipanggil dan suara ketukan pintu, namun ia kira itu mimpi karena biasanya ibunya akan langsung masuk kedalam kamarnya dan berteriak dikupingnya agar bangun.

"Apa yang aku lakukan?-" gadis itu mendongak masih dengan muka kesal namun terlihat imut dimata Ilha.

"Aku membangunkan partner kerja kelompok ku yang seharusnya jam sembilan sudah ada di rumah ku!" yang di sambut tawa oleh Ilha, lalu menarik lengan gadis itu dan mendudukkannya di sofa ruang keluarga.

"Apa anak bayi haus setelah marah marah?" Ilha berjalan ke dapur membuka kulkas dan memberikan sari buah kepada Yoora, lalu meminta Yoora menunggu ia mandi.

"Ayo" Ilha datang di hadapan gadis, sudah rapi, memakan celana jeans serta hoodie hitam serta menggendong tas ransel dan di tangannya ada apel yang sudah di gigit.

"Loh mau kemana? Kerjakan disini saja, sudah hampir tengah hari makin lama kita mulai makin lama nanti selesainya"

"Justru karena ini mau jam makan siang, akan sangat berisik, nanti Kau tidak bisa konsentrasi, kajja!" Ilha menepuk lembut kepala Yoora lalu menarik tangannya.

Di lantai dasar mereka bertemu ibu Ilha yang sedang memasak, ia sedikit memarahi Ilha karena membuat temannya repot. Mereka berpamitan lalu berjalan ke halte bus.

🌼🌼🌼🌼

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon