Extra 7 - Lifesaver

513 77 39
                                    

He was close and he held me very tightly until I asked awfully politely, 'Please, can I call you him name?'

•••

Dari dulu, saat masih kecil Yoora selalu bergantung kepada sang kakak, Im Wootaek. Tapi setelah masuk ke dunia perkuliahan dimana Wootaek harus masuk asrama dan semua teman-temannya sibuk dengan program study mereka masing-masing, ada satu orang yang di tengah kesibukannya akan selalu menanyakan keadaan Yoora dan menyediakan waktunya untuk gadis itu.

Orang itu adalah Do Soocheol. Yoora mulai berpegangan kepada Soocheol dari hal remeh temeh sampai hal urgent nan genting selalu Soocheol yang menjadi andalan bagi Yoora. Sadar atau tidak Yoora jadi berketergantungan dengan sahabat kakaknya itu.

....

Di tahun terakhir menjadi mahasiswa kedokteran, tenaga medis dari Rumah Sakit Universitas biasanya akan membawa beberapa mahasiswa tingkat akhir untuk ikut program pengabdian masyarakat. Tahun ini Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul akan pergi ke sebuah desa di kaki Gunung Hwawang.

Dari sekian banyak Ex Peleton Dua hanya Yoora, Youngshin dan Yoojung yang satu universitas. Namun Yoojung berbeda fakultas dengan Yoora dan Youngshin.

Pagi-pagi semua mahasiswa yang di pilih oleh pihak Rumah Sakit Universitas berkumpul di pekarangan Seoul National University Hospital. Mereka akan berangkat dengan dua bus, satu bus untuk dokter dan staff rumah sakit dan satunya lagi untuk mahasiswa kedokteran.

Dari Seoul butuh waktu empat jam untuk sampai ke kaki Gunung Hwawang. Di pertengahan perjalanan mereka mampir ke rest area ruas Tol Gumi.

Yoora yang tertidur, terbangun karena terganggu oleh teman-temannya yang ribut berebut keluar untuk buang air kecil. Merasa kandung kemih nya penuh Yoora ikut turun saat pintu keluar bus sudah ada tidak sesak lagi. Yoora melewati Youngshin yang tertidur pulas dengan airpods yang menempel di telinganya.

Yoora memilih toilet di dalam gedung peristirahatan dimana toiletnya sepi tanpa ada antrian.

Saat kembali ke lapangan parkir Yoora tidak dapat menemukan bus rombongan SNUH. Yoora berkeliling, takut dirinya lupa dimana busnya terparkir. Tidak juga ketemu akhirnya Yoora menjadi panik.

"Ottoke!" Yoora tidak membawa apa-apa, tas dan ponselnya ditinggal di kursi bus. Yoora duduk dengan tumpukan dus masker dan handsoop , jadi mungkin saja temannya tidak ada yang sadar jika Yoora tertinggal.

Yoora rasanya ingin menangis saja. Gadis itu berjalan lunglai ke kursi dekat taman kecil di depan mini market.

"Kamu baik-baik saja? Wajahmu pucat sekali" seorang wanita dewasa mungkin seumuran dengan Chunho menghampiri Yoora.

"Oh? Gwenchana"

"Kamu yakin? Kamu tidak butuh bantuan?"

"Hmm.. Bolehkah aku meminjam ponsel anda? Ponsel ku di mobil dan sepertinya aku di tinggal"

"Oh ya ampun.. Pakailah"

"Kamsahamnida!" salah satu nomer yang selalu Yoora ingat di luar kepala, Yoora menekan deretan angkat berharap sang pemilik nomer itu mengangkat panggilan ini. Panggilan pertama tidak di angkat, Yoora tau orang ini sedang sibuk-sibuknya. Project tugas akhirnya juga sulit. Bahkan ruang utama di Apartment sampai penuh dengan banyak mockup beserta sampah-sampahnya yang ketika Yoora ingin membersihkan langsung di marahi karena katanya masih akan di gunakan.

"Annyeonghaseyo?" panggilan Yoora yang ketiga akhirnya di angkat.

"Soocheol.." Yoora akhirnya menangis karena lega.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now