Extra 3 - Moving On

657 84 19
                                    

Moving On •
••

So wouldn't it make sense if I was yours?
And you could call me your baby.
But we say we're just friends, just for now?

🌼🌼🌼

Di depan Seoul National Cemetery pemerintah membangun monumen untuk mengenang para korban perang yang tidak dapat di identifikasi.

Di sana banyak keluarga yang membawa bunga seraya menangis pilu mengenang keluarga mereka. Termasuk juga beberapa teman Yoora. Soyeon kehilangan ibunya, Taeman kehilangan kedua orang tuanya, Junhae yang kehilangan kakaknya dan Ilha yang kehilangan ayahnya.

Yoora, Yeonju dan Wootaek meletakkan bunga yang mereka siapkan untuk mengenang teman satu kelas mereka, Younghoon dan Minah. Kimchi baru menceritakan kisah Younghoon yang ternyata ditelan oleh bola induk di halaman belakang sekolah lama mereka, sedang jasad Minah tidak di temukan hanya ayahnya yang selamat selama masa perang. Ayahnya bilang menyesal dulu tidak mengijinkan Minah ikut latihan militer di sekolah, laki-laki paruh bawa itu melihat dengan matanya sendiri anak serta istrinya tewas tercabik-cabik.

Setelah dari monumen peringatan mereka bertiga menyusul teman-teman mereka yang sudah masuk lebih dulu ke dalam Seoul National Cemetery, hari ini mereka berjanji untuk mengunjungi makam Bu Park. Bu Park di kebumikan bersebelahan dengan suaminya yang juga gugur saat perang.

"Bu Park, kami datang"

"Bu.. Terima Kasih banyak atas semua jasa ibu"

Semua murid Bu Park menangis di depan makam wali kelas yang sangat berarti bagi mereka, masih segar di ingatan mereka bagaimana bu Park meninggalkan dunia yang kejam ini.

"Bu.. Maaf.. Maafkan aku.. Kalau saja.." Taeman menangis paling kencang, laki-laki itu tak sanggup melanjutkan ucapannya.

"Sudahlah, ini takdir"

...

Setelah dari Seoul National Cemetery semua teman-temannya berpencar untuk melakukan urusan masing-masing karena penerimaan universitas tinggal menghitung hari saja. namun Bora dan Aesol masih di dalam mengunjungi makam nenek mereka, Bora pun sudah terbuka kepada teman-temannya tentang persaudaraannyta dengan Aesol.

"Pulang sendiri, bisa kan?" Wootaek berbicara pada Yoora yang sibuk membalas pesan ibunya.

"Ho, tentu saja"

"Hati-hati, adik kecil" Soocheol mengelus rambut Yoora yang di gerai, lalu pergi dengan Wootaek menggunakan motornya.

"Aku antar" Ilha menarik tangan Yoora ke arah dimana motornya terparkir.

"Tak apa, aku bisa naik bus"

"Ani, denganku saja" dengan sedikit memaksa Ilha memasangkan helm ke kepala Yoora. Alhasil Yoora pasrah saja menaiki motor baru laki-laki itu.

Ilha tidak langsung mengantarkan Yoora ke rumah gadis itu, namun motor yang di kendarai Ilha berhenti di depan sebuah café, tanpa protes Yoora turun dari motor dan mengembalikan helm yang di gunakan ke pemiliknya.

"Selamat datang, Mau pesan apa?"

"Vanilla Cream Frappuccino"

"Dan Es Americano" Setelah Ilha membayarnya mereka berdua duduk di meja dekat jendela.

"Jadi, kamu tidak akan mengambil kesempatan dari Oxford?" Ilha memulai lebih dulu obrolan mereka. Yoora memang mendapat kesempatan untuk menimba ilmu di University of Oxford meski bukan salah satu ivy league. kampus itu jelas impian beberapa anak.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now