31

1K 133 6
                                    

Everything I do, I do it for you.
I would give it all, I would sacrifice.
I would fight for you, I'd lie for you.
Walk the wire for you, I'd die for you.

🌼🌼🌼

"Pergilah makan dengan teman-temanmu, aku yang akan menunggu Yoora" ucap letnan Lee kepada Wootaek yang setia duduk di samping Yoora yang belum juga membuka matanya.

"Bagaimana bisa aku makan?"

"Makanlah. Kau baru saja donor darah"

"Aku tidak bisa"

"Im Wootaek, saat Yoora sadar, apa yang akan dia katakan saat tau kakaknya mendonorkan darahnya tapi terlalu keras kepala untuk mengisi energinya?"

"Janji padaku, kau tidak akan kemana-mana saat aku keluar?"

"Aku disini, tidak akan kemana-mana, pergilah"

Pada akhirnya Wooteak bersedia meninggalkan Yoora bersama komandannya, letnan Lee duduk di velbed yang tadi di duduki Wooteak, memandangi wajah gadis pucat di depannya, menggenggam tangan yang tidak di infus, suhunya sudah tidak sedingin tadi, lalu entah sadar atau tidak pria gagah itu meneteskan air matanya.

"Mianhae Yoora" pria itu hanya bisa menunduk dan menangis.

...

"Im Wootaek!" seru Soocheol saat melihat Wooteak memasuki area tempat makan.

Wootaek menghampiri meja yang di keliling teman-temannya yang sepertinya sudah membersihkan diri mereka karena sudah berganti pakaian menjadi setelan baju training militer.

"Bagaimana Yoora?"

"Biarkan dia duduk dulu" seru Youngshin.

"Aku akan mengambilkan jatah makanan mu" ucap Yeonju ingin beranjak dari duduknya.

"Tidak perlu" Wootaek menghentikan pergerakan Yeonju.

"Apa yang tidak perlu? Kamu tidak mau makan? Kamu transfusi darah kan?" Yeonju menunjuk lengan Wootaek yang di plester.

"Ya"

"Kau rewel sekali Yeonju, biarkan saja, Wootaek bukan anak kecil" ucap Haerak seraya memasukan nasi ke mulutnya.

"Mwo?" Yeonju melotot mendengar ucapan Haerak.

"Bodoh! Tutup mulutmu" Bora menendang kaki Haerak yang duduk di seberangnya.

"Aw! Shib.."

"Sudah cukup! Makan punyaku. Masih hangat belum ku sentuh, aku akan ambil lagi" Ilha mendorong nampan makannya kepada Wootaek lalu beranjak untuk mengambil makanan lagi.

"Anja, Aku akan makan" Wootaek menarik lengan Yeonju agar duduk kembali. Semuanya kembali makan atau ada juga yang cuma mengaduk-aduk makanannya sembari melamun.

"Bagaimana Yoora?" Nara memecah keheningan.

"Luka-lukanya sudah di obati dan jahit, dahinya tujuh jahitan, pahanya.." Wootaek membuang napasnya

"Dua puluh lima jahitan, dan karena infeksi tadi sangat lama menanganinya, dokter bilang luka di pahanya akan lebih lama sembuh"

"Tapi Yoora sudah sadar kan?"

"Belum"

"Mwo?" "Wae?"

"Karena dia kehilangan banyak darah" Wooteak memijat keningnya.

"Kau pusing? Kau donor darah berapa kantong?" tanya Yeonju

"Hmm.. Kurasa dua"

"Meraka tidak memberimu obat penambah darah?"

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now