26

1.1K 132 5
                                    

My natural reaction is that we're scared
Cause all the kids are depressed, and we hoping the shit is okay.

🌼🌼🌼

Para lelaki mengumpulkan senapan mereka yang tergeletak didalam dan di luar mobil lalu membuka satu-satu magazine nya.

"Kosong" lapor Kimchi

"Kosong, semuanya kosong" lapor Soocheol.

Yoora di tidurkan pada jalanan beraspal dengan kepala yang letakkan di atas tas militer, Youngshin yang menemukannya di dalam tronton. Soocheol mengalasi kaki Yoora yang hanya memakai rok dengan bajunya agar kulitnya tidak langsung menyentuh panasnya aspal. Dan Jangsoo juga menutupi kaki Yoora yang terekspos dengan baju seragamnya.

"Aku rasa Yoora demam" Ucap Yeonju saat memegang dahi Yoora.

"Apa? Apa yang harus kita lakukan? Bertahan Yoora!" ucap Soyeon, Yoora mengangguk lemah.

"Jangsoo, bagaimana keadaan para tentara?" tanya Kimchi saat Jangsoo kembali dari melihat ruang kemudi tronton.

"Mereka mati"

"Sial! Apa lagi sekarang?" kata Kimchi

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Soonyi dengan kembali terisak.

"Bukankah sudah jelas? Kita harus kembali ke Seoul" ujar Soyoon

"Ya! Neo Michyeosseo? Kau tidak lihat semua ini? Kita kehabisan peluru. Lalu? Kembali agar kita mati?" Seru Junhae.

"Dimana kita seharusnya berkumpul?" tanya Soocheol

"Gunung Soak" Jawab Youngshin

"Benar gunung Soak. Kita harus ke sana" Ucap Soocheol

"Setauku ada kamp militer di sana. Seharusnya lebih aman dari Seoul" ujar Jangsoo

"Youngshin, berapa lama kita akan tiba di gunung Soak?" tanya Taeman kepada laki-laki yang dari tadi sibuk membaca peta yang dia temukan di dalam tas yang ditiduri Yoora.

Youngshin menatap Yoora sejenak Yoora juga menatap Youngshin dengan mata sendunya. Lalu Youngshin berjongkok di dekat Yoora dan menbuka petanya, yang lain ikut berjongkok mendekati.

"Kita di sekitar sini" Youngshin menunjuk titik pada peta.

"Tempat kumpulnya di sini" lalu jarinya berpindah ke titik yang jauh dari jarinya menujuk di awal.

"Jaraknya sekitar 20km dari sini ke titik kumpul" jelasnya

"Apa?" "20km?" "Ini gila!"

"Shibal!"

"Kalian gila ya? Bagaimana kita bisa berjalan 20km di tengah panas terik ini?" seru Haerak yang ternyata tidak ikut bergabung dengan yang lain, dia lebih memilih duduk di trotoar dibanding jongkok di aspal.

"Daripada lelah di tengah jalan, lebih baik tunggu saja di selamatkan" lanjutnya

"Dia benar, Teman-teman. Kita tunggu saja ya?" ujar Junhae.

"Ya! Bagaimana jika bola muncul saat kita menunggu?" sanggah Soyoon. Sejujurnya itu juga yang ada di pikiran Yoora, hanya saja dia tidak bisa mengemukakan pendapatnya, berdiri saja sulit untuk apa memperkeruh suasana.

"Bagaimana munculnya malah saat kita berjalan? Apa bedanya?" sahut Haerak, Benar, itu benar juga, batin Yoora.

"Lihat, Tidak banyak bola di sini dibandingkan di Seoul" Haerak mengadah ke atas langit, yang lain mengikuti, Haerak benar lagi. Langit di atas mereka nyaris bersih, bola-bola masih sangat tinggi, berbeda dengan di Seoul, bola-bola di sana terasa begitu dekat.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz