Extra 4 - Ditto

488 86 5
                                    

If I can see it, then I can be it
If I just believe it, there's nothing to it.

🌼🌼🌼

Sore ini keluarga Im berkumpul di ruang keluarga rumah Ayah Wootaek, mereka berlima duduk menikmati buah-buahan yang sudah di siapkan para ibu sambil menonton televisi yang menampilkan pertandingan baseball antara Samsung Lions VS SSG Landers.

"Jadi Yoora, kamu sudah mantap di SNU?" sang paman membuka pembicaraan saat Yoora sedang asik memakan semangka yang bibinya letakkan satu piring di pangkuan Yoora.

"Iya, Samchon"

"Lalu mau ambil jurusan apa?"

"Kedokteran"

"Pilihan yang bagus" "Wah, Imo sudah menduganya"

"Lalu mau spesialis apa? eomma dengar bedah saraf sedang di minati"

"Ani, aku ingin menjadi Dokter Forensik"

"YE?" "Hah?" "Mwo?" "Wae?" para orang tua terlihat terkejut dengan jawaban Yoora, Wootaek juga terkejut sampai apel di tangannya tidak jadi masuk ke mulutnya yang sudah terbuka.

"Memangnya kenapa?" Yoora menanyakan kembali pertanyaan yang di dapatnya.

"Kenapa harus berhubung dengan mayat sih, nak?"

"Eomma, Dokter Forensik itu tidak cuma memeriksa jenazah mereka juga punya pasien yang masih bernyawa"

"Ani, jangan Dokter Forensik! Eomma tidak setuju, Dokter Kandungan bagaimana? Atau Dokter Anak?" dari armchair di seberangnya sang ibu menuntut jawaban dari anak semata wayangnya itu.

"Yoora, kenapa memilih ilmu forensik?" sebelum Yoora menjawab pertanyaan ibunya, sang paman lebih dulu memotong.

"Hmm, Selama perang, aku sudah melihat ratusan mayat, samchon. Dari yang utuh sampai yang cuma potongan jari saja" Yoora menjeda kalimatnya untuk melihat respon keluarganya. Lalu gadis itu melanjutkan.

"Pasca perang banyak keluarga yang tidak dapat memberikan penghormatan kepada keluarga yang telah tiada karena jasadnya yang terlalu lama membusuk. Dokter Forensik terlalu sedikit untuk mengidentifikasi ribuan mayat. Sekarang pun Dokter Forensik di Korea sama di butuhkannya seperti Dokter Bedah Saraf, eomma"

"Lagipun.. Ilmu forensik itu sangat luas, aku akan belajar medis dan juga sedikit ilmu hukum. Dan ada satu quotes yang aku suka, ahli forensik itu pemeriksa dan pengurus jenazah, tukang daging namun juga dokter bedah di saat yang bersamaan. Dokter forensik seperti penyihir yang bisa berbicara dengan kematian"

"Siapa yang mengatakan hal mengerikan itu?" ibu Yoora melotot mendengar penjelasan Yoora sedang sang anak tampak berbinar saat memberi penjelasan.

"Intinya aku menyukainya, aku ingin mendalami ilmu forensik"

"Tetap saja, jika Dokter Forensik eomma tidak setuju" tambah ibunya lagi.

"Minah, Yoora sudah dewasa, dia bisa melakukan apa yang dia sukai. kenapa harus melarang? anak hidup bukan untuk orang tuanya. biarkan dia menjadi apa yang dia mau selagi itu positif" Yoora tersenyum mendengar pernyataan pamannya itu. Sang paman menatap Yoora dengan penuh kasih sayang.

Namun ibunya hanya diam saja, Yoora jadi tidak enak hati. tapi keputusannya sudah bulat dia ingin menjadi seorang Dokter Forensik.

"Lalu, bagaimana denganmu? Jadi mau ambil jurusan apa di Hanyang?" ucap lagi paman Yoora kali ini kepada anaknya. Siapa sangka nilai Wootaek cukup untuk masuk Universitas Hanyang. setiap Yoora tanya ingin masuk jurusan apa kakkanya itu cuma berkata masih bingung untuk memutuskan.

Duty After School X OC [Yoora] ✔️Where stories live. Discover now