PART 45: CEMBURU

2.2K 154 25
                                    

Hargai tulisan ini dengan vote dan komen

🌸Terima kasih🌸

Raut bingung bersama mata yang tak henti menyorot selembar foto itu menimbulkan tanda tanya besar dalam kepala.

"Kenapa sendirian ke sini La? Hujan-hujan pula. Mau ganti baju dulu? Pake baju aku." Kamila mendongak. Eca meringis khawatir melihat Kamila datang ke kontrakannya dalam keadaan nyaris basah kuyup karena hujan. Gadis itu datang terlanjur menggunakan ojek online untuk menghindari macet.

Sore itu langit yang tadinya cerah mendadak menurunkan hujan di tengah sinar matahari yang masih berpendar. 

"Gak usah kak, ak-- aku sebenarnya mesti buru-buru, gak bisa lama di sini." Eca mengalihkan tatapan pada selembar foto yang ada di tangan Kamila. Seketika kedua mata Eca melebar dan lidahnya kaku.

Kamila mendapati garis wajah Eca berubah saat melihat sesuatu yang ada di tangannya.

Sebuah foto yang mengabadikan momen dua insan yang tengah duduk berimpitan dengan tatapan wanita yang fokus pada roman sang pria, sedangkan sang pria menghadap ke kamera. Keduanya melempar senyum cerah bahagia. Tampak begitu manis, seolah wanita itu memandang dunianya yang tergambar di wajah tampan pria itu.

Di sudut hati Kamila terasa tercubit melihat kedekatan dua orang itu.

"Kak Eca tau foto ini? Maksud aku hubungan mereka?" Kamila menilik sekali lagi pada foto itu sebelum kembali menatap raut Eca yang kelihatan agak terkejut.

Dua perempuan yang duduk di lantai itu terdiam cukup lama, tak ada yang membuka mulut sampai Kamila membalik foto dan memperlihatkan pada Eca ada tulisan pendek di sana.

"Aku gak bisa tanya ke mama. Aku ragu dan aku tidak yakin mama bisa menjelaskan ini." Kamila seolah bisa meraba apa yang ingin dia tahu, tetapi susunan cerita itu masih acak dalam kepalanya.

"La, aku tidak berhak cerita ini ke kam--" suara Eca nyaris tidak terdengar.

"Kak Eca, aku mohon. Tolong cerita ke aku." Bibir itu melengkung turun menahan desakan air mata.

"Aku gak akan cerita ke mama, gak akan ngadu ke mama kalau aku tau dari kak Eca." Kamila menggeser duduknya mendekati Eca. Meraih tangan Eca, meremasnya memohon.

Perempuan itu tak banyak tahu cerita kakaknya selama menempuh pendidikan di Samarinda. Dia cuma sekadar tahu kalau Eca dan Keisya satu kos bersama.

"Kamu serius mau dengar?"

"Aku cuma berharap tau cerita ini dari kak Eca, aku mesti ke mana lagi.... untuk nanya? Ke mama? Aku.... ragu." Eca menegakkan posisi duduknya.

"Kamu gak coba nanya ke... Daffa?"

"Sama aja kak, aku gak berani dan ragu nanya ke dia."

Eca tak menduga Kamila bisa menemukan foto kenangan pasangan yang sudah lama dipisahkan oleh alam yang kini tak sama. Rupanya Daffa tak serta-merta melenyapkan memori manis itu sejak Keisya telah tiada.

Langit biru perlahan pudar menjadi jingga. Kamila masih di sana, duduk dengan pipinya yang telah basah. Dia setia mendengarkan, meski hatinya memberontak tak suka. Apa ini yang dinamakan cemburu?

"Kamu benar La, mereka dulu pacaran. Daffa yang sering antar jemput Keisya ke kampus, Daffa juga sering main ke sini....."

Apa Aa' nikah sama aku cuma untuk jadikan aku pelampiasan semata? Dan kenapa mama gak cerita kalau kak Kei dulu pacar Aa'? Kenapa banyak hal yang disembunyikan dari aku?

DIDEKAP KALA ITU (TAMAT)On viuen les histories. Descobreix ara