PART 53: MERINDU

2.1K 147 34
                                    

Hargai tulisan ini dengan vote dan komen

🌸Terima kasih🌸

Perubahan fisik Kamila belum kentara pada trimester pertama kehamilannya. Belum kentara, tetapi reaksi tubuhnya nyata terasa. Dia tidak lagi disibukkan oleh tuntutan perkuliahan, meskipun sempat bolak-balik ditemani Daffa untuk menuntaskan berkas cuti kuliah. Jauh di dasar hati Kamila, dia tidak setuju harus mengambil cuti karena hamil. Bisa dibayangkan saat dia nanti kembali melanjutkan perkuliahan, di tengah para junior yang tentu asing di matanya. Namun, semakin bertambah usia kehamilan Kamila, dia tersadar. Ada kondisi tubuhnya yang tidak bisa dia kendalikan dan itu disebabkan oleh pertumbuhan janin dalam perutnya. 

Kamila tidak awam merasakan reaksi tubuhnya yang tengah mengandung. Wajar saja, ini kehamilan pertama. Tanda-tanda kehamilan yang biasanya didengar seperti mual atau muntah kian Kamila alami. Namun, tidak parah jika pantangannya dijauhi. 

Pernah, di satu waktu Daffa pulang dari pasar membawa ikan dan udang mentah. Lelaki dewasa itu melepaskan alas kaki di depan pintu dan mengucapkan salam. Bukannya mendapat balasan, Daffa malah melihat Kamila berjalan cepat dari ruang tamu ke kamar sambil menutup mulut dan hidung.

 Bukannya mendapat balasan, Daffa malah melihat Kamila berjalan cepat dari ruang tamu ke kamar sambil menutup mulut dan hidung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perut Kamila bergejolak menangkap aroma tajam yang mengusik indra penciumannya. Terasa ada desakan yang tertarik ke atas dan meminta untuk segera dikeluarkan. Kamila membuka mulut dan berpegangan pada pinggiran wastafel ketika cairan itu menyembur keluar beberapa kali. 

"Jangan dekat!! Aa' bau!" Teriak Kamila lantang ketika mendengar langkah kaki Daffa menyusul ke kamar mandi yang ada di kamar mereka. 

Pria itu mengernyit, seperti biasa dia bangun lebih pagi dari Kamila. Kemudian, mandi dan pergi berbelanja kebutuhan dapur di pasar. Dia bukan pulang usai berlari berkeliling wisma dengan tubuh bau keringat. Lagi pula cuaca hari ini mendung, beraktivitas di luar tak akan membuatnya mudah berkeringat. 

"La, kamu gak pap-" 

"Aku bilang janga-" Tak sempat menyelesaikan ucapannya, perempuan itu kembali membuka mulut dan memuntahkan apa pun yang sudah dia telan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku bilang janga-" Tak sempat menyelesaikan ucapannya, perempuan itu kembali membuka mulut dan memuntahkan apa pun yang sudah dia telan. Isi perutnya terasa dikuras habis dan hanya cairan bening yang menetes tiap Kamila kembali muntah. 

DIDEKAP KALA ITU (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang