PART 29: KILASAN PERISTIWA MALAM ITU

2.7K 123 1
                                    

Hargai tulisan ini dengan vote dan komen

🌸Terima kasih🌸

Dua minggu berlalu semenjak malam yang tak diidamkan Kamila. Perempuan muda itu menjauh dan membentangkan jarak. Mereka seatap, tetapi Kamila memilih menghindar. Daffa menyadari itu dan tetap maju mendesak sang puan. Meregas jarak itu dan membuat Kamila muak.

Daffa tidak egois. Ini untuk mempertahankan ikatan mereka yang kian beku. Daffa mengejar meski tak diinginkan. Bukan dia yang menjadi lelah, tetapi Kamila. Kamila lelah pada Daffa. Lelah melihat kegigihan Daffa menarik hatinya. Apa dia tidak capek? Menghadapi hati Kamila yang dingin. Tak ada lagi sosok Kamila yang mau bicara banyak hal padanya. Sorot matanya kian redup, tak memiliki semangat ketika berada di sekitar Daffa.

Kamila bukannya menjadi terbiasa, tetapi pasrah. Kamila pasrah menghadapi keresahan Daffa yang tak berarti. Resah gelisah itu adalah bentuk dari emosi Daffa yang tak bisa dipahami Kamila. Pria itu begitu takut melihatnya berinteraksi dengan pria di luar sana. Berujung interogasi saat melihat isi pesan dalam ponsel Kamila dengan seorang lelaki lain. Kamila akan menjelaskan dengan pelan meski dia sangat ingin berteriak agar Daffa berhenti mengusiknya. Dia tak menyangka punya suami seposesif ini.

Pernah saat dia selesai mandi, dia tak lantas membuka pintu. Kamila menengok diam-diam dari celah pintu kamar mandi. Dia melihat Daffa membuka ponselnya di pinggir ranjang dengan alis menukik dan tatapan tak suka. Pria itu dengan mudah akan memerintahkan Kamila memblokir nomor yang pria yang dirasa mencari perhatian.

"Blokir itu Riswan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Blokir itu Riswan." Ujar Daffa datar.

"Loh, kenapa sih?"

"Kamu gak lihat dia sering balasin status WA kamu? Dia gak tau kamu udah nikah?"

"Taulah, apa salahnya balasin status WA kalau bahasa dia masih sopan aja?"

"Blokir La, kamu gak lihat dia ajak kamu jalan keluar?"

"Aku bisa nolak tanpa blokir dia A'." Ucap Kamila lelah.

"Kamu tau? Semakin kamu ladenin dia, semakin dia berharap La."

Bagi Kamila itu hal sepele, bagi Daffa hal fatal jika diteruskan. Tak jarang Kamila kesal setengah mati pada Daffa dan diam-diam menangis di kamar tamu.

Emosi Daffa yang tak menentu itu membingungkan Kamila. Bingung merespon pertanyaan menuntut Daffa ketika marah. Namun, Daffa juga berhasil membuatnya bingung ketika memperlakukannya lembut.

Kini Kamila tidak banyak membantah dan selalu menurut saat tahu Daffa berubah semakin mengawasinya. Jika dia berkeras pada Daffa, dia takut malam itu kembali terulang.

***

Daffa mengetuk keras pintu itu hingga tangannya memerah. Dia merutuki dirinya yang terlambat datang dan harus dihambat oleh pintu sialan itu. Dia kembali mengetuk pintu dengan tidak sabaran.

DIDEKAP KALA ITU (TAMAT)Where stories live. Discover now