PART 14: BUKU DAN PAKAIAN TAK SENONOH

3.5K 179 2
                                    

Hargai tulisan ini dengan vote dan komen

🌸Terima kasih🌸

Dengan agak kasar Kamila meletakkan lembaran-lembaran kertas yang berisi materi apresiasi puisi ke meja rias. Sudah jengah membaca berulang-ulang setiap kalimat pada kertas itu. Minggu depan dia akan menghadapi ujian lisan, dipikir dari sekarang saja sudah membuatnya mual. Takut jika semua materi yang dia hafalkan terbang begitu saja disaat mencekik di depan dosen muda yang berlagak sok senior. Dia mendesah lela dan menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Sore itu rumah terasa sepi, tak ada Daffa yang biasanya menemani dirinya. Kamila berguling-guling menunggu Daffa yang belum juga pulang.

Perempuan muda itu bangkit ke menuju lemari di samping tv. Dia teringat hampir semua kado pernikahan yang mereka terima belum dibuka. Entah mengapa baru teringat sekarang dan perasaan Kamila terasa menggebu-gebu membuka lemari. Tak sabar menemuka hadiah apa yang terbungkus di dalamnya. Kamila penasaran sekaligus senang seperti mendapatkan kado dari teman-temannya ketika dia berulang tahun. Dia keluarkan semua tumpukan kado yang menyesaki bagian bawah lemari. Terakhir Kamila meraih kado yang dibungkus dengan kertas kopi polos di pojok lemari. Ada dua kotak persegi panjang kecil yang dia temukan di dekat kado itu.

Dia tahu dua kotak persegi panjang kecil itu berisi test pack yang dibeli Daffa setelah mendapat omelan tante Elena. Kamila tidak mungkin hamil tanpa ada proses fertilisasi, saat itu dia hendak menolak untuk mengecek air kemihnya padahal wajah Elena sudah berbinar tak sabar. Tak sabar mengetahui pengantin baru itu akan mendapat momongan.

Tentu Kamila paham hasilnya hanya akan mendapat satu garis, dia tidak mungkin mengandung. Namun, Kamila tetap masuk ke kamar mandi agar Elena tidak mencurigai hal yang tidak seharusnya wanita itu tahu. Tidak ada hubungan seksual yang terjalin antara Kamila dan Daffa, suaminya itu tidak pernah menyinggung masalah kebutuhan biologis antar keduanya. Daffa tidak pernah membuka mulut untuk menagih haknya sebagai suami dan Kamila menduga kalau Daffa tak ingin Kamila mengandung disaat dirinya sibuk sebagai mahasiswa. Ketika Kamila keluar dan menunjukkan hasil test pack yang tidak diinginkan itu, tante Elena memberi wejangan agar Daffa dan Kamila terus berusaha dan berdoa pada Allah.

Kamila mendorong masuk dua kotak persegi panjang kecil yang berisi test pack yang belum terpakai itu kembali ke pojok lemari. Dia mengembalikan seluruh atensinya pada kotak-kotak kado yang beragam ukuran di hadapannya. Bukan cuma kotak-kotak kado itu, tetapi ada beberapa paper bag daribranded store seperti Gucci, Chanel, LV, dan Dior.

Siapa yang ngasih coba?! Kalau aku jual lagi untung banyak kali ya.

Celetuk batin Kamila yang terperangah melihat beberapa paper bag itu. Dia hendak membuka paper bag berwarna putih gading yang pernah diterima Daffa saat bertemu Edy di Kafe.

Kamila mengernyit melihat potongan-potongan kain yang seakan belum selesai dijahit. Tiga pasang pakaian dalam wanita berwana hitam, merah marun, dan merah muda. Namun, semua kain-kain itu tak akan menutupi bagian-bagian sensitif di tubuhnya. Dia tidak akan nyaman mengenakan pakaian dalam seperti itu. Kamila menggeser kasar paper bag yang berasal dari Tasya istri Edy.

Dia lanjut mengambil kotak kado yang diberi hiasan pita emas. Ada satu set pisau di dalamnya, Kamila mendesah kasar tak menemukan barang yang cocok dengan dirinya. Peralatan dapur seperti itu pasti untuk Daffa bukan ditujukan padanya. Kalaupun ditujukan untuk Kamila, sudah pasti yang akan menggunakan malah sang suami.

Kamila tak berhenti berharap, dia kembali mengambil kotak kado besar yang diberi bunga kering di atasnya. Dia menemukan sprei cantik berwarna coklat muda. Lagi-lagi tidak sesuai harapannya.

Kamila lanjut mendapati lingerie yang dia lihat seperti jala untuk menangkap ikan. Dia bisa masuk angin untuk kesekian kali kalau memakai itu.

Ada lagi yang membuatnya tambah pening saat mendapatkan buku Kamasutra. Dia membuka lembaran buku itu karena penasaran isi dalamnya. Gambar-gambar tak senonoh tentang gaya-gaya bercinta ada di dalam buku itu.

"Assalamualaikum." Sahut Daffa yang berdiri tak jauh dari pintu kamar.

Brak! Buku yang tadi dibuka Kamila, Kamila lempar masuk ke dalam lemari. Wajah gadis itu merah seolah ketahuan menonton film biru. Daffa yang terkejut mendekat sembari melepas kancing-kancing kemejanya.

"Wa-walaikumsalam."

"Kenapa La?" melihat bungkus kado pernikahan mereka berantakan di depan lemari. Gadis itu masih duduk bersila di tempatnya.

"Gak papah, cuma buka-buka kado aja." Jawab Kamila gugup tak berani mendongak membalas tatapan Daffa.

"Kenapa bukunya di lempar? Kaget aku datang?"

Semoga saja Daffa tidak tahu jika dari semua hadiah pernikahan mereka ada buku Kamasutra. Kamila harus menyembunyikan buku itu. Kalau perlu membuangnya ke tempat sampah nanti.

"Oh iya ka-kaget." Kamila memungut kertas-kertas kado sisa membuka hadiah pernikahan mereka. Dia membereskan kekacauan di depan lemari.

"Aku udah ucapin salam dan manggil-manggil kamu di bawah, tapi kamu kayaknya gak dengar kalau aku datang." Daffa bertelanjang dada bersiap masuk ke kamar kecil untuk mandi.

Sisa kado pernikahan yang tidak sempat Kamila bongkar, dia kembalikan ke tempat semula. Menyusun serapi mungkin dengan menaruh buku menggelikan tadi di bawah. Membiarkan buku Kamasutra itu ditindis kado-kado lainnya sampai tidak terlihat sama sekali.

Kamila berlalu membawa satu set pisau dapur dan peralatan dapur lainnya ke bawah. Namun, Langkah Kamila mundur dan Kembali ke kamar dengan tergesa-gesa. Dia teringat lingerie yang dia sempat lempar ke ranjang. Ada beberapa pakaian dalam hadiah pernikahan mereka yang tadi dia lempar sembarangan ke ranjang.

Di sanalah Daffa berdiri di dekat ranjang dan memandang tanpa ekspresi ke arah pakaian-pakaian dalam itu. Jangan salahkan Daffa ketika pikiran Daffa melayang tak karuan, membayangkan Kamila. 

(Pikiran Aa' jadi kemana mana ya ampun wkwkw)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Pikiran Aa' jadi kemana mana ya ampun wkwkw)

Sekujur tubuhnya terasa panas dingin. Sebelum hasratnya melambung tinggi tanpa bisa diatasi, Daffa berbalik menuju kamar kecil dengan wajah memerah. Napasnya terasa berat dan dia mengernyit saat Kamila berjalan terburu-buru melewatinya. Perempuan itu meletakkan peralatan dapur yang tadi dia bawa ke lantai, sedikit kasar sampai menimbulkan suara berisik. Daffa memandang Kamila yang memungut semua lingerie dan pakaian dalam dengan cepat, seakan gadis itu hampir ketinggalan kereta.

"Kamu gak mau pake itu?" Daffa bertanya tanpa sadar akan pertanyaannya.

Kamila tidak menanggapi dan menaruh lingerie serta pakaian dalam tersebut ke dalam laci, menyatukan dengan pakaian dalam miliknya.

Kamila tenggelam dalam kubungan rasa malu saat mendengar pertanyaan Daffa, dia ingin menghilang saja. Mencoba memasang wajah datar dan meneruskan langkahnya keluar dari kamar. Terkutuklah semua teman-teman Daffa yang memberikan hadiah pernikahan semacam itu. Kamila pikir dia akan mendapat buku-buku catatan dengan sampul estetik, perlengkapan tulis menulis, atau pakaian santai. Bukan pakaian dalam seperti tadi!

Kamila menyusun satu set pisau di dapur dan menempatkan peralatan dapur lainnya di kabinet.

***

Bersambung

DIDEKAP KALA ITU (TAMAT)Where stories live. Discover now