"Sudah? Kak John mau makan dengan apa?" Tanya Ten tak mendapatkan jawaban malah mendapatkan pelukan dari samping oleh Johnny
"Maaf maaf, sayang maafkan aku ya?" Kata Johnny kembali
"Kak John segeralah makan, ini sudah hampir malam" kata Ten kembali
Johnny kemudian melihat berbagai makanan yang tersaji dipiringnya. Mulai memakan dengan perasaan sedih karena merasa Ten tidak menanggapi permintaan maafnya.
"Kita bicara soal masalah ini setelah Haechan sembuh saja. Dia terlihat takut padamu kak dan aku juga. Jadi hari ini biarkan aku dan Haechan tidur dikamar tamu" ucap Ten kemudian berdiri berlalu ke arah kamar tamu kembali menyusahkan Johnny dengan gemuruh rasa bersalahnya sendirian.
Johnny berakhir dengan makan sendirian malam ini, dia bahkan tidak nafsu makan sama sekali, tapi dikarenakan ini masakan istrinya, dia memilih untuk menghabiskannya.
Malampun berlalu, Johnny masih menunggu didepan pintu kamar tamu harap-harap Haechan membutuhkan sesuatu dan meminta tolong padanya.
Tak terasa waktu sudah menunjukan jam 11 malam lebih. Johnny memilih untuk berlalu ke kamar utama, mengerjakan kerjaan yang sempat dia tunda tadi pagi. Sedih rasanya sunyi kembali hari ini seperti saat sebelum bertemu Ten dan Haechan.
Ditemani lampu kamar yang remang dan dinginnya AC kamar wujud hukuman yang Johnny rasakan agar meredam sesak dalam dadanya. Hingga,
Tok tok tok
Johnny menoleh ke arah pintu kamar, saat pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah Ten dan Haechan yang berada di gendongan Ten membawa satu cupcake kecil lengkap dengan lilin berjalan ke arahnya.
Johnny tertegun dalam diam, apa ini? Perayaan ulang tahun? Kenapa aku sedih dan ingin menangis. Johnny buru-buru berjalan cepat ke arah mereka berdua, memeluk cepat kedua insan terkasih nya.
"Selamat ulang tahun papa bear" ucap Ten hampir limbung karena Johnny mendekapnya dengan erat
"Maaf maaf kan aku, aku minta maaf sayang" jawab Johnny dengan tangis nya
"Iya papa, boleh ke kasur dulu enggak?" Tanya Ten
Johnny langsung membawa Ten dan Haechan ke kasur utama. Haechan masih terlihat tak bergeming nyaman di pundak mamanya beserta dahi yang tertempel bye bye fever disana. Buru-buru Johnny tekan tombol remot ac untuk menaikan suhu AC agar tidak terlalu dingin.
"Ayo doa dan tiup lilin" ucap Ten duduk bersila didepan Johnny
Johnny kemudian pejamkan mata, tarik kedua tangan Haechan dan Ten bersamaan. Duduk bersila menghadap mereka dan berdoa penuh sendu dan cucuran air mata.
'Doa kali ini tak banyak, bahagiakan kedua orang yang tangan nya saya genggam erat yang rengkuhan nya saya inginkan selamanya tidak sesaat. Dan maaf kan saya yang masih banyak kurang dalam membahagiakan nya. Saya menyayangi mereka' ucap Johnny dalam hati
"Ayo tiup lilin bersama-sama" ajak Johnny
Kemudian Ten dan Haechan mendekat untuk meniup lilin bersama. Setelah lilin padam Johnny kecup lama dahi mama Ten menyalurkan tersirat permohonan maaf paling dalam yang mampu dia berikan. Kemudian dia kecup seluruh wajah Haechan berharap itu obat aman rasa sakit dan takut yang Haechan rasakan.
"Maaf kue nya cuma cupcake kecil, aku belum sempat beli" ucap Ten
"Tak apa, papa suka sekali perayaan ini sudah lebih dari cukup jika dirayakan bersama mama dan chanie" jawab Johnny dengan senyum manis nya
"Selamat ulang tahun papa, maafkan chanie nakal hari ini" ungkap Haechan pelan
Johnny sudah menangis berkali-kali hari ini, dengan sigap dia bawa Haechan ke dalam rengkuhan nya, merasakan suhu anaknya yang masih lumayan panas.
YOU ARE READING
MY Universe ^{Jaeyong}^
Teen FictionBagaimana jika seseorang kehilangan dunianya karena kesalahannya sendiri? Tersiksa bukan? Dunia bukan hanya tentang uang, kekuasaan, dan ambisi. Dunia nya berbeda ada rindu yang tekurung dan ada sesal yang meraung!! Bahkan semesta tidak bisa mengam...
Extra Part 2
Start from the beginning
