Setelah melihat dan merasakan bahwa dia benar-benar hamil, Ten kepalang bahagia sekarang. Hari-hari nya diisi dengan menunggu tanggal sakral kelahiran pujaan hatinya. Dia bahkan sudah mencari-cari kue,dekorasi, dan tentunya menghias kado apa yang ingin dia berikan kepada papa bear.
"Papa nanti boleh pulang lebih awal tidak?" Tanya Ten sambil merapikan dasi Johnny
"Papa usahakan mama, kenapa? Mau ditemani kemana?" Tanya Johnny
"Gak kemana-mana beberapa hari ini papa pulang malam terus Haechan jadi sering tanya papa. Jadi mama pikir papa harus pulang lebih awal kali ini" jawab Ten halus
"Iya sayang aku usahakan ya" ujar Johnny kemudian meninggalkan jejak kecupan pada dahi Ten dan ciuman singkat papa bibir nya
Johnny memang beberapa hari ini sangat sibuk bahkan sangat. Terkadang dia sampai lupa memakan bekal suaminya, bahkan terkadang lupa untuk membalas telfon atau pesan dari Ten.
Saat siang tiba, Ten mendapatkan telfon dari suaminya.
"Iya papa kenapa? Berkasnya ada yang tertinggal?" Tanya Ten melalui sambungan telepon
"Tidak mama, Chanie dimana?" Tanya Johnny
"Sedang tidur siang, karena kalau jadikan papa nanti pulang cepat mau ngajak pergi dinner" jawab Ten sambil bersemangat
"Mama, maaf ternyata papa harus lembur dan harus keluar kota 2 hari besuk. Ini dadakan sekali karena ada masalah dikantor cabang yang harus papa benahi langsung. Papa is sorry" kata Johnny terlewat lembut
Beberapa detik tak ada jawaban dari Ten, Johnny bahkan sudah memanggil nya 3x melalui sambungan telfon.
"Mama marah?" Tanya Johnny ragu
"Iya mama marah Haechan pasti juga, tapi karena kami juga tahu papa pergi untuk cari uang jadi tak apa. Lalu bagaimana untuk pakaianmu?" Tanya Ten sedih
"Aku bisa beli atau dikantor ada beberapa pakaian jadi tak usah khawatir" ujar Johnny
"Ya sudah kalau begitu selamat bekerja papa" ucap Ten terakhir langsung mengakhiri telfon
Ten menangis? Iya benar walau seperti anak kecil tapi entah bawaan bayi mungkin. Ten sudah sangat excited bahwa dia akan bisa memberikan surprise dihari ulang tahun suaminya nanti tapi gagal. Ten dengan segera membatalkan segala pesanan yang telah ia pesan karena baginya sia sia juga, suaminya tak akan pulang tepat waktu.
Satu hari berlalu Johnny dengan segala agendanya yang padat merayap mencoba fokus pada pekerjaan nya agar cepat selesai dan pulang. Jujur dia kepikiran atas bagaimana Ten kemarin menutup telfonnya langsung dan sampai hari ini belum menelfon balik. Mereka masih chat tapi Ten hanya akan menjawab seperlunya saja, membuat Johnny mencoba mengesampingkan itu karena dia ingin masalah ini cepat selesai.
Agenda Ten hari ini adalah ingin bersantai saja atau main ke rumah Taeyong. Tapi saat dia bangun dan mengecek anaknya Haechan dia kaget karena suhu Haechan yang tinggi. Ia ingat tadi malam Haechan merengek ingin bertemu papa nya dan terus menangis membuat Ten bahkan sedikit kewalahan.
"Astaga chanie ayo perikaa sayang"
Ujar Ten saking paniknya melupakan perutnya yang sudah ada kehidupan lain saat ini.
Saat dirumah sakit Ten kesusahan karena Haechan yang berada di gendongan nya, sedangkan dia harus mengurus administrasi dulu. Hingga ada satu tangan yang mencoba membantunya.
"Maaf merepot- Lucas?" Tanya Ten ketika melihat siapa yang berdiri di depannya
"Astaga sini, ini anakmu?" Tanya Lucas langsung
YOU ARE READING
MY Universe ^{Jaeyong}^
Teen FictionBagaimana jika seseorang kehilangan dunianya karena kesalahannya sendiri? Tersiksa bukan? Dunia bukan hanya tentang uang, kekuasaan, dan ambisi. Dunia nya berbeda ada rindu yang tekurung dan ada sesal yang meraung!! Bahkan semesta tidak bisa mengam...
