40. Beralih

173 38 3
                                    

"Ada perlu apa kau datang pagi-pagi begini, Miss. Joy?" Seulgi tersenyum ramah, namun Sooyoung membalasnya dengan senyum sinis.

"Apa perlu alasan untuk mendatangi rumahku sendiri?"

Tampak jelas raut wajah heran yang ditunjukkan Seulgi.

"Maaf? Maksudmu?"

"Ah, tidak. Saat terakhir kali datang ke sini, Tuan Im menyuruhku untuk menganggap rumah ini sebagai rumahku juga."

Seulgi menghembuskan napas lega. "Tentu saja kau boleh menganggapnya begitu. Silakan masuk!" Sambut wanita itu.

Hana yang berdiri di samping ibunya beralih menggenggam tangan Sooyoung dan menariknya masuk ke dalam rumah. "Selamat datang di istanaku, Ibu peri."

"Ini benar-benar terlihat seperti istana."

"Tentu saja. Ini adalah istana, aku adalah seorang putri, Ayahku adalah raja, dan ibuku—"

"Penyihir?" potong Sooyoung membuat Hana menatapnya tak terima.

"Ibuku adalah ratu! Bukan penyihir!"

"Bukan begitu sayang. Di dalam dongeng kerajaan selalu ada penyihir jahat di istana. Apa di istana mu ini ada yang seperti itu?"

Hana berpikir sejenak. Kemudian tangan kanannya terangkat ke udara. "Ada! Dia adalah tante Irene."

Oh Tuhan. Didikan Seulgi memang tidak perlu diragukan.

"Ada apa dengan tante Irene?"

"Dia sangat cantik. Tapi dia sangat jahat dan tidak pernah tersenyum. Ibuku bilang aku harus menghindarinya karena dia pemarah."

Sooyoung memegang kedua bahu Hana dan menatap anak manis itu dengan senyum tulusnya. "Kalau seseorang mengatakan bahwa aku adalah orang jahat, apa kau akan membenciku?"

"Tidak! Ibu peri orang baik. Aku tidak akan membencimu."

"Hana berjanji?" Sooyoung memastikan dengan mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji." Gadis kecil itu mengulurkan jari yang sama dan menautkannya.

"Apa yang sedang kalian bicarakan?" Seulgi datang membawa nampan berisi teh hangat di atasnya. Meletakkannya di depan Sooyoung lalu duduk di sebelah Hana.

"Ibu tidak perlu tahu. Ini adalah rahasia di antara kami."

"Sejak kapan Hanaku tumbuh sebesar ini? Dia bahkan sudah bisa menyimpan rahasia di belakang ku."

Hana tersenyum menampilkan eye smile dan lesung di pipi kanannya. Entah mengapa ia terlihat sangat mirip dengan seseorang.

>>>

Dua orang pria yang saat ini duduk di meja bar memasang wajah serius. Pembicaraan yang dilakukan keduanya memang bukanlah hal yang sepele.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

Im Jaebum menunduk. Matanya terpejam untuk beberapa saat.

"Aku hanya berniat menceritakannya padamu. Aku belum memikirkan langkah selanjutnya."

"Kau akan membalas mereka, bukan?" tanya Jackson memastikan.

Jaebum menggeleng perlahan. "Apa yang akan berubah? Aku hanya akan kehilangan Hana."

Jackson tersenyum sinis. "Jangan bilang kau akan memaafkan mereka dan melupakan semuanya? Kalau benar begitu, kau sangat bodoh."

"Lalu aku harus bagaimana? Aku sudah terlanjur kehilangan Sooyoung. Satu-satunya orang yang aku miliki di dunia ini selain dirimu adalah Hana. Jika aku bahkan kehilangan dirinya bagaimana aku bisa melanjutkan hidup?"

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now