4. Pulang

507 93 10
                                    

Suasana sepi dan tak seramai biasanya menyambut penglihatan Sooyoung. Matanya menatap orang yang berlalu lalang masih bisa dihitung jari. Gadis itu sengaja datang lebih awal agar tak terlambat lagi dan tujuan utamanya adalah menghindari Im Jaebum.

"Kau sendirian?"

Mata Sooyoung menatap pria tampan yang berdiri di sisi meja dengan memegang tumblr berwarna hitam.

"Pak Jinyoung, ada yang bisa saya bantu?" ucap Sooyoung segera berdiri.

"Ah, tidak. Aku hanya ingin bergabung denganmu jika kau tidak keberatan."

"Tentu saja tidak! Silakan duduk." Sooyoung menyambut dengan senyum ramah.

Satu hal yang tiba-tiba terlintas di benaknya. Mengapa Im Jaebum tidak sehangat pria di depannya. Andai saja demikian, tentu hidup Sooyoung tidak akan mengerikan.

"Kau datang sangat pagi."

"Begitupun Bapak, bukan?" Sooyoung mulai sedikit berani menanggapi perkataan Jinyoung setelah melihat kepribadiannya.

"Kau benar. Aku ingin minum kopi di sini." Jinyoung menunjuk tumblr miliknya sebelum meneguknya.

"Apa tidak masalah jika Bapak duduk di sini denganku?"

Tentu saja Sooyoung cemas. Jinyoung bukanlah orang sembarangan di kantor ini, terlebih Sooyoung hanyalah mahasiswi magang. Ya, meski pada kenyataannya ia adalah nyonya CEO. Tapi siapa yang tahu akan hal itu.

Saat hendak meneguk kopi dalam cangkir di genggamannya, Sooyoung terkesiap karena kehadiran orang lain.

Kenapa ia datang sepagi ini? Dan kenapa dari semua tempat di kantor, harus kafe ini yang ia kunjungi? Batin Sooyoung masih menatap Jaebum dalam diam.

"Kau tidak lupa hari ini ada pemotretan, kan?" tanya Jinyoung yang membuat Sooyoung kebingungan.

"Tapi aku tidak diberitahu."

"Tidak masalah, sekarang kau tahu. Ikut aku!"

"Ke mana?"

"Ke studio."

Jinyoung bangkit dan menarik tangan Jaebum yang sejak tadi tidak mengeluarkan suara. Hanya berdiri menatap Jinyoung dan tidak sedikitpun melirik istrinya.

Sooyoung bangkit berjalan mengekori keduanya. Sedikit mengambil jarak karena bisikan-bisikan mulai terdengar di telinganya.

>>>

Sooyoung berdiri di belakang Jaebum yang saat ini duduk di sebuah bangku yang telah disiapkan sebelumnya.

Fotografer yang menangani keduanya mulai mengatur pose.

Sooyoung sedikit ragu saat tangannya digerakkan oleh fotografer tersebut untuk dikalungkan ke leher Jaebum.
Entah mengapa rasanya menjadi dua kali lebih menegangkan daripada saat mereka belum terlibat hubungan.

"One, two, three! Bagus. Sedikit ke kanan, tahan! Bagus. Yang cewek senyum lebih lebar lagi! Oke gitu."

Fotografer tersebut terdengar sangat bersemangat berbeda dengan objek yang difoto.

"Sekarang kepala model cewek disandarkan ke bahu Mr. Jay!"

Sooyoung mematung. Ia tak berani memajukan wajahnya.

"Apa yang kau tunggu? Cepatlah!" ucap Jaebum yang hanya bisa didengar oleh Sooyoung.

Ya, sepertinya pria itu tidak ingin berlama-lama berdekatan dengannya. Sooyoung harus tahu diri. Ia bergerak maju dan menjadikan bahu lebar Jaebum sebagai tumpuan kepalanya.

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now