35. Makna Tersirat

373 68 16
                                    

"Kita sudah sampai, Kak."

Yena - manajer Sooyoung- menghentikan mobil yang dikendarai di depan sebuah bangunan.

Sooyoung menengadah. Menatap tempat yang sejak lama ingin dikunjunginya tersebut.

"Aku akan turun sebentar."

"Baik, Kak. Tapi ku harap kau benar-benar hanya sebentar. Jika tidak, kita akan terlambat di meeting pertama dengan investor nanti."

"Tenang saja."

Wanita dalam balutan dress hitam tersebut tersenyum. Tangannya bergerak membuka pintu mobil.

Sooyoung menarik napas panjang sebelum mulai melangkah. Tangannya menggenggam erat buket bunga yang tadi dibelinya.

Langkah wanita itu terdengar memenuhi ruangan yang sepi tersebut.

Ini bukanlah kunjungan tiba-tiba. Tetapi hatinya tetap saja tidak siap menerima.

Sooyoung berhenti tepat di tempat yang dicarinya.

Tertulis nama yang sudah lima tahun ini sangat ingin ia temui.

"Apa kabar, Kak Wendy?"

Melihat wajah cantik wanita itu di dalam bingkai kecil, membuat Sooyoung merasa teriris.

"Seandainya saja malam itu aku tidak meninggalkan mu. Apa mungkin ada yang berubah?"

Sooyoung berusaha menahan bendungan air matanya agar tak tumpah. Namun usahanya sia-sia. Segala perlakuan baik Wendy terlintas memenuhi kepalanya.

"Ya, seharusnya aku tetap bersama mu. Maafkan aku. Maafkan aku karena butuh waktu lama untuk bisa mengunjungi mu."

Tangan gadis itu bergerak menggeser kaca dan meletakkan buket bunga di sebelah guci abu jenazah. Ia mengambil buket berisi bunga yang sudah mulai layu di dalam sana.

"Sepertinya kau tidak sendiri di sini. Ada orang baik yang juga selalu datang melihatmu, bukan? Siapapun itu, aku sangat berterima kasih untuknya."

Dering ponsel yang terdengar membuat perhatian Sooyoung teralih. Ia mengambil benda pipih tersebut dan melihat panggilan dari Yena.

"Kak Joy, kita sudah terlambat."

"Iya. Aku akan segera keluar."

Sooyoung memutus panggilan, ia kembali menatap foto Wendy untuk berpamitan.

"Aku pergi dulu, Kak. Aku berjanji, selama aku di Korea, aku akan berkunjung ke sini sesering mungkin."

Wanita itu mengakhiri kalimatnya dengan senyum mengembang.

Baru saja hendak melangkah, sesuatu yang tak sengaja tertangkap sudut matanya membuat Sooyoung berhenti.

Nama yang terletak tepat di sebelah Wendy.

"Park Sooyoung?"

Entah ini kebetulan atau apa. Tetapi aneh saja mendapati nama yang sama dengan dirinya di tempat ini.

Sooyoung mengamati tempat di belakang nama tersebut. Terlihat sangat bersih dan tertata.

Sayangnya tidak ada bingkai foto di dalam sana.

"Kita punya nama yang sama. Aku akan mendoakan semoga kau bahagia di sana. Kau sangat beruntung memiliki keluarga yang menjagamu meski kau sudah tiada."

>>>

"Kau bisa masuk sekarang, Kak. Aku akan menunggu mu di sini."

Yena sedikit memperbaiki tatanan rambut Sooyoung. Gadis itu tak sengaja menyentuh tangan Sooyoung yang terasa sangat dingin.

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now