36. Kamar Sooyoung

331 76 16
                                    

"Kita akan langsung berangkat ke lokasi pemotretan setelah ini. Pukul 14.00 akan ada pertemuan dengan brand lokal yang pekan lalu menghubungi. Malam ini, Kakak akan makan malam di resto—"

"Sangat membosankan."

"Ya?"

"Yena, apa di jadwal ku itu tidak ada tulisan 'liburan'?"

"Kak Joy akan mendapat liburan di weekend."

Sooyoung menghela napas. Ia menggerakkan tangannya menyuruh Yena keluar dari ruang make up.

Pandangan wanita itu menengadah ke langit-langit. Menatap kosong benda putih di atas sana.

Rasanya ada yang salah dengan Sooyoung. Entah mengapa ada rasa tak terima dengan niat yang sejak lama sudah dibangunnya. Keinginan balas dendam. Nyatanya hasrat itu mendapat penolakan dari dirinya sendiri.

"Seandainya semua berjalan baik untukku dulu, apa sekarang aku sudah bahagia bersamanya?"

Suara pintu terbuka membuat Sooyoung beralih menatap pintu.
Seorang wanita cantik muncul dari balik sana.

"Ah? Miss. Joy? Sungguh kebetulan yang tidak saya duga." Wanita itu berjalan mendekat dan mengambil tempat duduk di sebelah Sooyoung.

"Halo, Nyonya Im." Sooyoung memberi hormat.

"Berhenti memanggilku seperti itu! Panggil aku Kak, atau kak Seulgi."

"Tapi—"

"Kita tidak perlu membuang waktu untuk menentukan nama panggilan, bukan?" senyum mengembang di wajah khas oriental tersebut. Wajah yang terlihat masih sama seperti lima tahun lalu.

"Baiklah, Kak."

"Oh iya, ini adalah salon langganan ku. Senang rasanya bertemu denganmu di sini. Ku rasa sebentar lagi kita akan menjadi teman baik."

Sooyoung menanggapi dengan senyum canggung.

Dua orang penata rias yang masuk, membuat percakapan keduanya terhenti.

"Sepertinya salonku mendapat anugerah. Lihatlah bagaimana dua wanita yang sangat cantik duduk bersebelahan di sini." Seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk menatap Sooyoung dan Seulgi bergantian.

"Miss. Joy memang sangat cantik, bukan?"

"Tentu saja. Dia adalah seorang model yang sangat cantik dan terkenal. Tetapi kau juga sangat cantik Nyonya Im. Kau bisa membuat orang setampan, sesukses, semapan Tuan Im Jaebum tergila-gila padamu."

"Itu terdengar sangat berlebihan," tukas Seulgi dengan senyum yang tak bisa ia bendung.

Sooyoung tersenyum miring melihat wajah tersipu Seulgi setelah mendapat sanjungan. Ini sangat memalukan, tapi harus Sooyoung akui, ia sedikit 'iri'.

"Kalau begitu aku permisi dulu. Nikmati pelayanan khusus dari salon kami."

Seulgi kembali menatap cermin di depannya. Memperhatikan bagaimana wajah cantiknya dirias dengan sangat terlatih.

"Joy."

"Iya, Kak?"

"Apa kau punya waktu malam ini?"

"Hah?"

"Bagaimana jika kita makan malam bersama? Anggap saja merayakan pertemanan kita."

"Tentu saja. Mari kita makan malam bersama."

Sooyoung menyetujui tanpa memikirkan apapun. Ini adalah saat yang sangat ia tunggu-tunggu.

Mungkin nanti ia akan mendapat ocehan panjang Yena. Tapi itu tidaklah seberapa dibanding apa yang sudah lama Sooyoung nantikan.

Married With Mr. CEOWhere stories live. Discover now